Rabu, 18 Mei 2011

STATIKSHITT :*

Statistika nonparametrik ialah suatu cabang ilmu statistik yang mempelajari prosedur-prosedur inferensial dengan kesahihan yang tidak bergantung kepada asumsi-asumsi yang kaku (misalnya syarat kenormalan suatu data, atau ragam yang sama, dll) tetapi cukup pada asumsi yang umum. Terdapat dua tipe utama prosedur statistik yang dianggap nonparametrik yaitu 1.) Nonparametrik murni dan 2.) Bebas Sebaran.
Nonparametrik
Istilah nonparametrik sendiri pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, 1942. Istilah lain yang sering digunakan antara lain distribution-free statistics dan assumption-free test. Dari istilah-istilah ini, dengan mudah terlihat bahwa metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat digunakan dengan mengabaikan segala asumsi yang melandasi metode statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal.
Statistika non-parametrik -> statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Contoh metode Statistika non-parametrik:Binomial test, Chi-square test, Median test, Friedman Test, dll.
Statistik Nonparametrik Vs Statistik Parametrik Kekurangan dan Kelebihan
Setiap pemilihan prosedur pengujian data, apakah itu menggunakan Nonparametrik atau Parametrik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan masing-masing prosedur :
Kelebihan Statistik Nonparametrik
Kelebihan prosedur pengujian menggunakan statistik nonparametrik dibandingkan dengan statistik parametrik ialah :
1. Asumsi yang digunakan minimum sehingga mengurangi kesalahan penggunaan
2. Perhitungan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah
3. Konsep dan Metode Nonparametrik mudah dipahami bahkan oleh seseorang dengan kemampuan matematik yang minim
4. Dapat diterapkan pada skala peubah kualitatif (Nominal dan ordinal)

Kekurangan Statistik Nonparametrik
Kekurangan prosedur pengujian menggunakan statistik nonparametrik dibandingkan dengan statistik parametrik ialah :
1. Bila digunakan pada data yang dapat diuji menggunakan statistika parametrik maka hasil pengujian menggunakan statistik nonparametrik menyebabkan pemborosan informasi
2. Pekerjaan hitung-menghitung (aritmetik) karena memerlukan ketelitian terkadang menjemukan
Kapan Prosedur Nonparametrik digunakan ?
Prosedur Nonparametrik digunakan sebaiknya :
1. Bila hipotesis yang diuji tidak melibatkan suatu parameter populasi
2. Bila data telah diukur menggunakan skala nominal atau ordinal
3. Bila asumsi-asumsi yang diperlukan pada suatu prosedur pengujian parametrik tidak terpenuhi
4. Bila penghitungan harus dilakukan secara manual



1. Antara Statistika Parametrik dan Nonparametrik

Statistika pada dasarnya dapat dibagi atas Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial/Induktif. Statistika Deskriptif meliputi prosedur, proses dan tahapan dalam peringkasan hasil-hasil pengamatan secara kuantitatif. Dalam pengertian lain statistika deskriptif mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Tujuan utama dari statistika deskriptif adalah membantu menggambarkan fakta sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.
Statistika induktif adalah statistika yang terkait dengan penarikan kesimpulan serta pengambilan keputusan berdasarkan fakta. Dalam pengertian lain, statistika induktif juga didefinisikan sebagai statistika yang mempelajari cara-cara penarikan suatu kesimpulan dari suatu populasi tertentu berdasarkan sebagian data (sampel). Dalam penarikan kesimpulan tersebut, statistik induktif mengacu kepada suatu pengujian hipotesis tertentu.
Selanjutnya, dalam statistika induktif, berbagai prosedur dan uji statistik yang dapat digunakan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni kelompok Statistik Parametrik dan kelompok Statistik Non-Parametrik. Uji Statistik Parametrik ialah suatu uji yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu (asumsi-asumsi) dari sebaran (distribusi) data populasinya. Statistika parametik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berskala interval dan rasio dengan dilandasi asumsi tertentu seperti normalitas. Oleh karenanya, makna hasil suatu uji parametrik tergantung pada validitas asumsi-asumsi tersebut. Selain itu, jika dilihat dari jumlah datanya, biasanya data berjumlah besar, sekurang-kurangnya lebih besar atau sama dengan 30 data.
Uji Statistik Non-Parametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran datanya dan tidak perlu berdistribusi normal). Oleh karenanya statistik ini juga dikemukakan sebagai statistik bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal.

Selasa, 17 Mei 2011

inventory

TES MMPI
Tes MMPI pertama kali dikembangkan oleh Starke R Hathaway dan J Charnley McKinley yang kemudian direvisi menjadi MMPI-2 dengan berdasarkan pada teori kepribadian trait. Teori trait yang ada kemudian dikembangkan menjadi Five Factor Model. Tes ini merupakan tes kepribadian yang bersifat kuantitatif dan banyak dipakai di berbagai negara sebagai pengganti tes-tes kepribadian proyektif, yang dinilai tidak obyektif dalam hal skoring. MMPI-2 terdiri dari 13 validity scales dan clinical scales,15 content scales, 27 content component scales, 21 supplementary scales, dan 18 Harris-Lingoes subscales, serta personality psychopathology five scales (PSY-5).

Jenis penelitian ini adalah non eksperimental. Pada penelitian ini menggunakan sampel dengan kriteria subyek 18-25 tahun dengan metode convenience sampling. Jumlah responden yang dipakai yaitu 199 orang. Reliabilitas MMPI-2 diuji dengan teknik single form reliability memakai metode coefficient alpha cronbach. Pengujian validitas internal MMPI-2 memakai dua macam cara, yaitu faktor analisis dan korelasi point biserial. Validitas eksternal untuk PSY-5 scales menggunakan pengujian construct validity dengan teknik correlations with other test. Dalam hal ini, tes lain yang digunakan sebagai alat pembanding adalah NEO FFI.
Dari hasil pengujian reliabilitas tes tampak bahwa secara umum reliabilitas MMPI-2 versi Indonesia tidak berbeda jauh dengan MMPI-2 versi Amerika. Validitas internal dengan faktor analisis memberi gambaran bahwa MMPI-2 versi Indonesia memiliki faktor struktur yang seimbang dengan MMPI-2 versi Amerika. Korelasi point biserial sebagai validitas internal untuk PSY-5 scales juga mengungkapkan, secara keseluruhan item-itemnya mengukur konstruk. Dari hasil pengujian validitas eksternal, tampak bahwa domain-domain dalam PSY-5 scales berkorelasi secara signifikan dengan domain-domain dalam NEO FFI.

Korelasi negatif yang signifikan antara domain aggressiveness dengan domain agreeableness. Di antara domain aggressiveness dengan domain extraversion tidak terdapat korelasi yang signifikan. Korelasi positif yang signifikan antara domain aggressiveness dengan domain conscientiousness. Korelasi positif yang signifikan antara domain psychoticism dengan domain neuroticism. Korelasi negatif yang signifikan antara domain psychoticism dengan domain agreeableness. Di antara domain disconstraint dengan domain agreeableness tidak terdapat korelasi yang signifikan.
Korelasi antara domain disconstraint dengan domain conscientiousness tidak signifikan. Korelasi positif yang signifikan pada domain disconstraint dengan domain neuroticism. Korelasi positif yang signifikan antara domain negative emotionality dengan domain neuroticism. Korelasi negatif yang signifikan antara domain negative emotionality dengan domain extraversion. Korelasi negatif yang signifikan antara domain negative emotionality dengan domain agreeableness. Korelasi negatif yang signifikan antara domain introversion dengan domain extraversion. Korelasi negatif yang signifikan antara domain introversion dengan domain conscientiousness. Korelasi positif yang signifikan antara domain introversion dengan domain neuroticism.
Saran-saran penelitian dalam skripsi ini lebih ditujukan untuk penelitian lebih lanjut tentang reliabilitas dan validitas MMPI-2 yang diadaptasi dalam Bahasa Indonesia, yaitu: memperbanyak jumlah sampel dan revisi item.
Kegunaan MMPI2

Bagaimana penggunaan MMPI2 di dunia psikologi saat ini? Awal mula MMPI dibuat adalah sebagai alat untuk menyaring orang-orang yang terkena gangguan mental yang didasarkan pada gangguan medis secara umum.

Selama proses bertahun-tahun pengembangan melalui penelitian dengan data-data yang didapat dari orang-orang yang mengalami gangguan klinis ataupun normal. Sampai saat ini penggunaan MMPI sangat bervariasi dan berikut ini adalah sebagian kecil berdasarkan dari penelitian-penelitian yang ada:
• Alat untuk evaluasi gangguan jiwa sebagai klarifikasi status /bentuk gangguan jiwa.
• Uji simptom apakah perlu untuk dirawat inap.
• Alat assessment sebelum pasien diberikan treatmen tertentu
• Alat uji hasil dari suatu treatmen
• Sebagai alat penelitian epidemis berbasis kriteria kepribadian
• Alat uji kepribadian untuk posisi-posisi publik, seperti calon lurah, calon PNS, polisi dll.
• Alat uji psikologi untuk menentukan kriteria eksternal mengenai perbedaan kelompok sosial.
• Alat penelitian psikologi genetis.
• Studi longintudinal mengenai perkembangan kepribadian
• Alat uji kepribadian lintas budaya, perbedaan dan kesamaan dengan perbedaan budaya.
• Alat evaluasi pasangan yang konflik, atau bermasalah
• Alat uji hukum menentukan orang terkena gangguan jiwa atau tidak















TES 16 PF
SEJARAH ALAT TES
Tes kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972
Tes kepribadian 16 faktor terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
Bentuk A,B,C,D,E dan F. Bentuk A,B,C,D dapat menggunakan buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk indifidu-indifidu yang mengalami kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca.
16 PF dirancang untuk usia 16 th ke atas. Sedang tes kepribadian yang serumpun dengan ini dan di peruntukkan bagi usia yang lebih muda ialah:
“UR-SR HIGH SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (HSPQ)”, yaitu untuk usia 12- 16 th “ CHILDREN`S PERSONALITY QUESTIONAIRE (CPQ)”, yaitu untuk usia 8-12 th “ EARIY SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (ESPQ)”, yaitu untuk usia 6-8 th.
Manual singkat ini hanya untuk keperluan pelaksanaan tes dan penilayan (scoring). Urayan tentang kepribadian dengan 16 factor ini dan di urayan-urayan statistiknya di berikan di dalam HND BOOK FOR THE 16 PF. Demikian pula dimensi-dimensi psikologis yang berarti yang telah di teliti dengan analisis factor pada orang-orang normal maupun kasus-kasus klinis, di uraikan dalam HND BOOK tersebut. Oleh sebab itu untuk pemakayan tes, di anjurkan untuk melihat lebih lanjut di dalam HND BOOK, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan arti yang lain dan tingkahlaku yang di ramalkannya.

Faktor-faktor kepribadian yang di ukur oleh 16 PF bukan saja unik, tetapi juga benar-benar berdasar pada teori-teori pada umumnya. Dimensi- dimensi kepribadian tersebut secara singkat akan di uraikan di dalam bagian pertama dari manual. Setiap factor di beri abjat dan urayan singkat untuk sekor-sekor yang rendah dan tinggi.
Tentang pelaksanaan tes dan sistim sekoring terdapat pula pada bagian pertama tersebut. Urayan yang lebih lengkap dari masing-masing factor, terdapat di bagian ke dua. Pada pkoknya, ke 16 dimensi atau sekala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Setiap soal didalam tes tersebut untuk satu sekor dan hanya satu factor saja. Dengan demikian tidak terdapat ketergantungan seperti yang ditunjukkan oleh level dari konstruksi sekala tersebut.
Lebih lanjut lagi, secara experimen diperoleh korelasi yang rendah diantara ke 16 sekala tersebut. Tes 16 PF yang di perkenalkan disini adalah bentuk C. Tes ini baik untuk kelompok-kelompok pekerja, kariawan perusahaan, orang dewasa normal, dan orang-orang berpendidikan formal. Untuk kasus klinis di anjurkan untuk memakai tes CLINICAL ANLYSIS QUESTIONAIRE (CAQ) diciptakan oleh penulis yang sama dan di terbitkan oleh IPAT juga.
LANDASAN TEORI DAN ASPEK YANG DIUNGKAP
Sixteen Personality Factors Questionnaire (Sixteen PF)
Berdasarkan riset factorial, Cattell dan rekan-rekan kerjanya telah mengembangkan sejumlah inventori kepribadian, dan yang paling dikenal adalah Sixteen Personality Factor Questionnaire, yang sekaang sudah memasuki edisi kelima (Cattell, Cattell, & Cattell, 1993; Conn & Rieke, 1994; Russell & Karol, 1994). Diterbitkan pertama kali pada tahun 1994, 16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan menghasilkan 16 skor dalam cirri-ciri, seperti keberanian social, dominasi, kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan. Ke-16 faktor ini, yang diidentifikasikan oleh huruf yang sama pada berbagai edisi 16 PF, telah disempurnakan selama bertahun-tahun dan dinamakan kembali, sebagai terminology esoteric yang awalnya digunakan Cattell untuk menamakan cirri-ciri yang umumnya telah dibuang. Contohnya, ekstrem yang melabuhkan dimensi yang sekarang disebut keberanian sosial pertama kali diberi label “Threctia” dan “Parmia”, masing-masing pada sisi malu dan berani.
Kelima edisi 16 PF ini tersedia dalam hanya satu bentuk dan terdiri dari 185 butir soal, yang kebanyakan diseleksi dari bentuk –bentuk kuesioner sebelumnya berdasaran isi dan ciri-ciri psikometris. 16 PF ini telah dinormalkan kembali pada sampel 2.500 individu yang diseleksi untuk kurang-lebih mewakili penduduk AS pada sensus tahun 1990 dalam kaitannya dengan jenis kelamin, ras, distribusi usia, dan pendidikan. Salah satu ciri unik dari 16 PF adalah dimasukkannya 15 butir soal yang disajikan secara berdampingan pada akhir inventori di bawah judul “Pertanyaan-pertanyaan Pemecahan Masalah”, butir soal ini terdiri dari skala penalaran, yang dimaksudkan sebagai ukuran cepat atau kemampuan mental. Di samping itu, kuesionernya sekarang memiliki 3 indeks gaya respon yang dirancang untuk menaksir persetujuan diam-diam, respon acak, dan usaha untuk menampilkan diri sendiri secara tidak realistis sebagai entah memiliki kualitas yang diinginkan entah tidak diinginkan entah tidak diingkan secara sosial.
16 PF mempunyai 5 macam bentuk yaitu A, B, C, D dan E. Tes ini dapat dikenakan untuk mereka yang telah berusia 16 tahun keatas. Bentuk A, B, C, D dirancang untuk mereka yang tingkat membacanya rendah.
Tes Non Proyektif | Tes EPPS |16 PF(sixteen personality factor questionaire (16PF)|MMPI(Minnesota ultiphasic Personality Inventory- Adolescent)|MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) | Papi Kostick | MSDT | NSQ | SOV (study of value)|Sejarah Tes Non Proyektif | Landasan Teori | Material Tes | Penyajian Pengetesan | Tahapan Skoring |Berisikan tentang sejarah,pengertian, teori, teknik-teknik non-proyektif, macam-macam tes non-proyektif, ciri – ciri tes non-proyektif, contoh – contoh mengenaites non-proyektif, kelebihan dan kekurangan tes non-proyektif
Kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 Tes Skoring |Berisikan tentang sejarah,pengertian, teori, teknik-teknik non-proyektif, macam-macam tes non-proyektif, ciri – ciri tes non-proyektif, contoh – contoh mengenaites non-proyektif, kelebihan dan kekurangan tes non-proyektif .



Administrasi / Material Tes 16 Pf. Buku soal Tes 16 PF Form C; Lembar Jawaban Tes 16 PF Form C; Alat tulis: pensil dan penghapus; Kunci Tes 16 PF Form C; Norma Standard Tes 16 PF Form C. INSTRUKSI. Jumlah soal 105 dengan 3 jawabanPENGERTIAN KEPRIBADIAN. Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui . Alat tes yang digunakan EPPS, 16 PF. 4. Tekhnik Proyektif. Cara lain mengukur/menilai kepribadian dengan menggunakan tekhnik proyektif. Si anak/orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yangTes Non Proyektif | Tes EPPS |16 PF(sixteen personality factor questionaire (16PF) .













TES KUDER
1. Sejarah
Tes Kuder Preference Record-Vocational (KPR-V) disusun oleh G. Frederich Kuder, dimana perkembangan dari tes ini dimulai dari tahun 1934-1935 di bidang pendidikan. Pendekatannya pada pengukuran minat dibedakan dalam dua hal, yaitu pertama kuder menggunakan butir-butir soal tiga serangkai pilihan terbatas, dengan responden mengindikasikan yang mana dari tiga kegiatan itu yang paling disukai dan mana yang paling kurang disukai. Kedua, skor-skor diperoleh tidak untuk pekerjaan tertentu, melainkan untuk 10 bidang minat yang luas, yaitu di luar ruangan, mekanis, pekerjaan ilmiah, persuasif, artistik, sastra, musik, kerja sosial dan administrasi. Kuder General Interest Survey (KGIS) dikembangkan kemudian sebagai revisi dan perluasan ke bawah dari Kuder Preference Record-Vocational. Tahun 1939 muncul bentuk form A terdiri dari 7 minat. Tiga tahun berikutnya 1942 muncul revisi bentuk form B terdiri dari 9 minat. Kemudian tahun 1948 direvisi kembali muncul bentuk form C terdiri dari 10 minat. Tes ini mengukur derajat variasi seseorang terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam suatu jabatan tertentu.
b. Nama Indonesia : Memilih Kesenangan Kuder (Kecenderungan Minat)
c. Tokoh : G. Frederich Kuder

2. Administrasi
1. Waktu
• 40-60 menit (normal)
• 2 jam (subjek kesulitan istilah-istilah tes minat ini)
2. Material Tes
 Buku Persoalan Kuder
 Lembar Jawaban Kuder
 Kunci Kuder Nomor 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan Kunci V (11 kunci)
 Norma Standart Kuder
 Alat Tulis
3. Pelaksanaan Tes
Tes ini dapat dilaksanakan secara individual maupun klasikal.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan
Subjek diminta untuk memilih satu pekerjaan yang paling disukai dan yang paling tidak disukai dari tiap golongan pekerjaan yang terdiri dari 3 pekerjaan dengan cara memberikan tanda ”x” pada lingkaran yang berada di sebelah kiri untuk pekerjaan yang disukai dan memilih satu pekerjaan yang paling tidak disukai dengan memberikan tanda “x” pada lingkaran di sebelah kanan.
Contoh :
P. Mengunjungi Pameran O P O
Q. Membaca Buku O Q O
R. Mengunjungi Museum O R O
Catatan : Subjek dapat membaca instruksi lebih detail pada halaman depan buku persoalan.
Bila terjadi kesalahan dan ingin membetulkan jawabannya, maka lingkarilah jawaban yang salah dan beri tanda “x” pada jawaban yang benar. Juga perlu ditegaskan pada sujek bahwa waktu yang dipergunakan sangat terbatas maka bekerjalah secepat-cepatnya, silahkan mulia apabila ada aba-aba mulai dan berhenti jika ada aba-aba berhenti.

3. Kegunaan
1. membantu suatu perusahaan dalam penerimaan karyawan baru
2. membantu secara sistematik dalam seleksi pekerjaan
3. mengukur minat berdasarkan sikap dan ide-ide terhadap suatu pekerjaan

4. Skoring
• Mencocokkan jawaban subjek dengan kunci 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, V.
• Memasukkan skor mentah ke kolom sebelah kiri di lembar jawaban.
• Melihat tabel norma standart dan memasukkan hasilnya (skor standart) ke kolom sebelah kanan (percentile) di lembar jawaban.
5. Interpretasi
 OutDoor
Pekerjaan dimana aktivitasnya dilakukan di luar atau pekerjaan yang tidak berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya rutin.
Contoh : Petani
 Mekanik
Pekejaan yang berhubungan atau menggunakan mesin alat-alat dan daya mekanik.
Contoh : Tukang Bubut
 Komputational
Pekejaan yang berhubungan dengan angka-angka.


Contoh : Akuntan
 Scientific
Pekerjaan yang dapat disebutkan sebagai keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, kimia, eksperimen dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Contoh : Ahli Biologi
 Persuasif
Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
Contoh : Penyiar Radio
 Artistik
Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu.
Contoh : Perancang Pakaian
 Literary
Pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan membaca mengarang.
Contoh : Penulis Sandiwara Radio



 Musical
Minat memainkan alat musik atau untuk mendengarkan orang lain menyanyi atau bermain musik, atau membaca sesuatu yang berhubungan dengan musik, penghargaan terhadap musik.
Contoh : Pemain Piano (Pianist)

 Social Service
Minat terhadap kesejahteraan penduduk, dengan keinginan untuk menolong atau membimbing / menasehati tentang problem dan kesulitan mereka.
Contoh : Psikolog Pendidikan
 Clericial
Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian.
Contoh : Penyusun Arsip

6. Norma
a). 0-24 % : Minat rendah, subjek kurang menyukai kegiatan pada bidang tersebut.
b). 25-74 % : Cukup menyukai atau tidak terlalu suka, daerah minat rata-rata (subjek cukup menyukai kegiatan pada bidang tersebut).
c). 75-100 % : Daerah minat yang tinggi, subjek paling menyukai kegiatan pada bidang tersebut.

TES RMIB
1. Sejarah
Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. saat itu tes hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 kategori menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. dan sejak itu, maka tes interest tersebut sebagai TEST INTEREST

2. ROTHWELL MILLER.
Hal –hal yang merupakan kekhususan dari tes ini adalah :
• dapat dimasukkan kedalam susunan batarry tes
• lebih mudah dikerjakan oleh subjek
• tugas pengisian dari tes ini akan menimbulkan interest subjek dan kerjasama yang aktif sifatnya
• skore dapat disusun dengan lebih cepat
• lebih cocok apabila diberikan kepada orang dewasa
• hasil keseluruhan dari tes akan memperlihatkan pola interest dari subjek
Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. hal yang didasarkan atas ide-ide stereotype terhadap pekerjaan yang bersangkutan.
Pemikiran yang mendasari pembentukan tes ini adalah bahwa setiap orang memiliki konsep-konsep stereotype terhadap jenis-jenis pekerjaan yang tersedia atau yang disediakan oleh masyarakat, dan yang kemudian memilih pekerjaan yang sesuai dengan ide-ide tersebut, meskipun terdapat juga stereotype yang tidak berdasarkan ide tertentu atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan yang dimaksud. stereotype seperti ini lebih banyak mendasarkan konsepnya pada hal-hal yang menarik daripada hal-hal yang merupakan kekhususan dari pekerjaan tersebut. dan keadaan semacam ini sangat memungkinkan terjadinya atau timbulnya stereotype yang benar atau salah sama sekali.
Misalnya saja stereotype dari pegawai bank adalah oraqng yang selalu berhubungan dengan pembayaran atau uang adalah benar . tetapi pendapat umum yang mengatakan bahwa pekerjaan seorang pramugari adalah pekerjaan yang penuh dengan hal-hal yang menyenangkan, seperti jalan-jalan keluar negeri, gaji besar dan sebagainya adalah tidak sesuai dengan kenyataan, seperti tugas melayani penumpang yang justru merupakan tugas pokok dari seoarang pramugari.
Tapi tujuan terpenting dari tes ini bukanlah hanya sekedar untuk mengetahui kebenaran dari stereotype tersebut, tetapi untuk mengetahui bahwa konsep tersebut benar-benar ada dan dapat merupakan pengaruh yang kuat terhadapa konsep-konsep seseorang mengenal suatu pekerjaan karena biasanya apabila seseorang menyatakan suka atau tidak suka terhadapa suatu pekerjaan tertentu, maka mereka juga memperlihatkan sikap yang sama terhadapnya idenya, meskipun secara kenyataan banyak pekerjaan yang berbeda dengan konsepnya.

Selanjutnya akan diuraikan tentang :
• materi tes
• administrasi
• cara scoring dan
• interpretasi

3. MATERIAL TES RMIB
Tes interest Rothwell-miller merupakan suatu formulir yang berisikan suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf dari A sampai I dan dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing kelompok pekerjaan tertentu dengan alas an bahwa banyak pekerjaan yang dapat digolongkan menjadi satu jenis kategori.
Adapun ke 12 kategori tersebut adalah :
• Outdoor
Pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan diluar atau di lapanagn terbuka.
Untuk laki-laki: petani, juru ukur, nelayan, supir.
Untuk wanita: ahli pertamanan, peternak, petani bunga dan tukang kebun
• Mechanical
Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, alat-alat dan daya mekanik.
Untuk laki-laki: insinyur sipil, montir, pembuat arloji, tukang las.
Untuk wanita: ahli kacamata, petugas mesin sulam, ahli reparasi permata, ahli reparasi jam.
• Computational
Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka.
Untuk laki-laki: akuntan, auditor, kasir, petugas pajak.
Untuk wanita: pegawai urusan gaji, juru bayar, pegawai pajak, guru ilmu pasti.
• Scientific
Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Untuk laki-laki: ilmuwan, ahli biologi, ahli astronomi dan insinyur kimia industri
• Personal Contact
Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
Untuk laki-laki: penyiar radio, petugas wawancara, sales asuransi, pedagang keliling.
Untuk wanita: sales girl, pegawai rumah mode, penyiar radio, petugas humas.
• Aesthetic
Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu.
Untuk laki-laki: seniman, artis, arsitek, decorator, fotografer dan piñata panggung
Untuk wanita: seniwati, guru kesenian, artis, piñata panggung
• Literary
Pekerjaan yang berhubungan dengan buku-buku, kegiatan membaca dan mengarang.
Untuk laki-laki: wartawan, pengarang, penulis scenario, ahli perpustakaan, penulis majalah.
Untuk wanita: wartawan, kritikus buku, penyair, penulis sandiwara radio.
• Musical
Minat memainkan alat-alat music atau untuk mendengarkan orang lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan music
Untuk laki-laki: pianis konser, komponis, pemain organ, ahli pustaka dan pramuniaga took music.
Untuk wanita: pemain organ, guru music, komponis, pianis konser, pramuniaga took music
• Social service
Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau menasehati tentang problem dan kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain, dan mempunyai ide yang besar atau kuat tentang pelayanan.
Untuk laki-laki: guru SD, psikolog pendidikan, kepala sekolah, penyebar agama, petugas palang merah.
Untuk wanita: guru SD, psikolog pendidikan, petugas kesejahteraan social, ahli penyuluh jabatan, petughas palang merah.
• Clerical
Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian.
Untuk laki-laki: manajer bank, petugas arsip, petugas pengiriman barang, pegawai kantor, petugas pos, petugas ekspedisi(surat).
Untuk wanita: sekertaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawai kantor, penyusun arsip,.
• Practical
Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
Untuk laki-laki: tukang kayu, ahli bangunan, ahli mebel, tukang cat, tukan batu, tukang sepatu.
Untuk wanita: ahli piñata rambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penjahit, petugas mesin sulam, juru masak.

• Medical
Minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari penyakit, penyembuhan, dan di dalam bidang medis, serta terhadap hal-hal biologis pada umumnya.
Untuk laki-laki: dokter, ahli bedah, dokter hewan, ahli farmasi, dokter gigi, ahli kacamata, ahli rontgen.
Untuk wanita: dokter, ahli bedah, dokter hewan, pelatih rehabilitasi pasien, perawat orang tua.


4. ADMINISTRASI RMIB
Tes interest Rothwell-Miller (RMIB) dapat diiberikan kepada seseorang secara perseorangan ataupun masal. kepada mereka diinstruksikan untuk membuat rengking dari daftar pekerjaan yang tersedia dalam formulir tes. Rengking di mulai dengan no 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dalam satu kelompok dan berakhir dengan no 12 untuk pekerjaan yang paling tidak disukai, sesuai dengan jumlah pekerjaan yang terdapat satu kelompok.
Instruksi biasanya sudah terdapat dalam formulir sehingga bagi mereka responden yang sudah dewasa dapa di instruksikan untuk membaca sendiri kecuali untuk orang dewasa yang mempunya intelejensi rendah.
Bagi yang terakhir ini di adakan pengevualian, disebabkan karna mereka di anggap atau di ragukan kemampuannya untuk memahami maksud instruksi yang terrtulis, sehingga perlu di berikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan ini pun masi harus di lengkapi dengan memeriksanya setiap saat untuk mencegah kemungkinan berbuat kesalahan .
Instruksi secara mendetai adalah sebagai berikut :
I. Pertama-tama katakana kepada mereka : “Bila soudara sudah menerima formulir, tulislah lama, dan keteramngan-keterangan lain mengenai diri sudara di kolom yang sudah disediakan di sebelah atas dalam formulir”.
II. sesudah beberapa saat, di lanjutkan : “Kemudian bacalah instruksi yang terdapat dalam formulir tersebut” BUnyi instruksi secara tepatnya adalah sebagai berikut” di bawah ini akan sodara temui daftar dari bermacam-macam pekerjaan yang tersusun dalam nenerapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 macam pekerjaan. Setiap pekerjaan merukan keahlian khusus yang membutuhkan latihan atau pendidikan keahlian tersendiri. Mungkin hanya beberapa di antaranya yang sodara sukai. akan tetapi disini sodara diminta untuk memilih pekerjaan mana yang ingin sodara lakukan atau paling sodara sukai, terlepas dari besar kecilnya upah atau gaji yang akan sodara terima atau apakah sodara akan berhasil dalam mengerjakannya. Tugas sodara adalah mencamtumkan no atau angka di belang setiap pekerjaan perkelompok, mulai dengan n0 1 untuk pekerjaan yang anda sukai dan seterusnya sampai no 12 untuk pekejaan yang paling tidak disukai.
Bekerjalah dengan secepatnya dan tuliskan nomor-nomor sesuai dengan keinginan sodara yang pertama. Jangan ada yang terlewatkan.
III. Di beri waktu lagi untuk beberapa saat, dan….. ;
“Ada pertanyaan?”
Untuk responden dengan intelejensi yag rendah dapat diberikan beberapa ilustrasi sebagai berikut :
“ Seandainya saudara mempunyai suatu daftar beberapa buah-buahan misalkan jeruk, nanas, dan rambutan. dan kemudian saya tanyakan kepada soudara buah mana yang paling anda sukai. apabial sodara paling suka buah mangga maka sodara tulis no atau angka 1 di belakang mangga, dan kemudian lebih suka nanas dari pada 2 yang lainnya, maka angka sodara tulis angka 2 di belakang nanas. demikian seterusnya sehingga di belakang setiap nama buah terdapat angka yang menunjukan urutan dari buah-buah kesukaan sodar. Sekarang sodara sudah harus mengerjakan seperti tadi akan tetapi daftar yang terdapat di dalam formulir ini adalah daftar pekerjaan bukan daftar buah-buahha. Disini juga sodara harus memilih pekerjaan mana yang paling anda sukai beri angka 1 di belakangannya, nomor 2 untuk pekerjaan yang anda sukai dan demikian seterusnya. sehingga semua mempunyai angaka di belakangnya yaitu no 1 sampai dengan no 12.
IV. Apabila tidak terdapat pertanyyan maka instruksi data di teruskan:
“sekarang kerjakan, dan lengkapilah formulir itu sesuai dengan instruksi tadi. mengenai beberpa pekerjaanyang belum atau kurang saudara kenal dapat and abaca keterangannya dibagian akhir formulir ini.
Apabila sodara membuat kesalahan coretlah no yang salah tersebut dan tulislah angka ynag benar di samping angka yang salah. Sodara selesai mengerjakannya dapat mengembalikan formolir tersebut.
Kemudian sesudah responden selesai mengisi atau membuat rengking kepada mereka di instruksikan untuk menulis 3 jenis pekerjaan yang di sukainya, tidak tergantung pada jenis pekerjaan yang terdapat di dalam daftar. boleh menulis pekerjaan yang terdapat dalam daftar boleh juga tidak.
Waktu pengambilan tes tidak terbatas akan tetaopi biasanya seorang dewasa dapat mengerjakannya 20 menit.

5. CARA SKORING RMIB
Sesudah rengking di buat oleh responden, maka hasil rengking tersebut kemudian di pindahkan ke dalam suatu kerangka yang terdapat di bagian terakhir dari formulir tes ini .
6. CARA PENGISIAN RMIB
Rengking dari kelompok A di masukkan kedalam kerangka sesuai dengan aslinya. Rengking kelompok B di mulai dari kolom Me Kelompok C di mulai dari kolom Comp, dan seterusnya sehingga dalam kelompok akhir akan terdapat bahwa jenis pekerjaan yang letaknya terbawa dalam susunan daftar pekerjaan akan menjadi paling atas dalam kelompok tabulasi.
TES EEPS
EPPS adalah singkatan dari Edwards Personal Preference Schedule, suatu alat inventory yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards dari universitas washington USA. Tujuan awal dari alat ini didesain awal sebagai alat penelitian dan konseling untuk menyediakan pengukuran yang sesuai terhadap berbagai variabel independen kepribadian. Dasar penamaan variabel mengacu pada definisi kepribadian H.A. Murray.
EPPS menyediakan 15 variabel kepribadian yaitu:
1. Achievement (ach)
2. Deference (def)
3. Order (ord)
4. Exhibition (exh)
5. Autonomy (aut)
6. Affiliation (aff)
7. Intraception (int)
8. Succorance (suc)
9. Dominance (dom)
10. Abasement (aba)
11. Nurturance (nur)
12. Change (chg)
13. Endurance (end)
14. Heterosexuality (het)
15. Aggression (agg)




Variabel Skor Tinggi Skor Rendah
Achievement (ach) Dorongan untuk bertindak lebih baik, tertarik dengan tugas menantang dan rumit. Dorongan untuk meraih prestasi rendah, cepat menyerah dengan situasi rumit atau menghindar apabila dihadapkan pada situasi kompleks.
Deference (def) Kecenderungan pribadi mudah terpengaruh oleh orang lain, ketertarikan akan kesuksesan orang lain, banyak tergantung dari orang lain. Tidak tertarik dengan kesuksesan orang lain, fokus pada diri sendiri, sulit patuh terhadap orang lain dan cenderung melakukan dengan caranya sendiri.
Order (ord) Kecenderungan memiliki keteraturan yang tinggi, terorganisir, rapi termasuk dalam perencanaan dan aktivitasnya. Cara kerja atau bertindak cenderung tidak teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan, kurang terencana dalam bertindak dan sikapnya mudah berubah-ubah.
Exhibition (exh) Kecenderungan tinggi untuk pamer, menampilkan apa yang dimiliki ke lingkungan sekitar. Ketidaktertarikan dengan situasi sosial, cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, acuh terhadap apa yang dialami oleh orang lain.
Autonomy (aut) Kemudahan pribadi untuk bertindak sesuai keinginan, tidak tergantung dari orang lain. Ketergantungan tinggi dengan figur lain, harus mencari persetujuan orang lain untuk bertindak, menghindari tindakan yang dapat menjadi perhatian sosial dan cenderung mencari figur perlindungan sebelum bertindak.
Affiliation (aff) Loyalitas tinggi terhadap situasi sosial, mudah berpartisipasi dan beraktivitas. Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit bergaul dan tidak senang dengan aktivitas sosial.
Intraception (int) Mudah untuk berintrospeksi, menilai dan mengevaluasi diri dan perasaannya. Terlalu mengabaikan perasaan, hampir tidak pernah mengevaluasi setiap tindakan berdasarkan perasaan, sikap lebih didominasi atas dasar logika atau kognitif.
Succorance (suc) Ketergantungan tinggi terhadap orang lain, mencari support orang lain untuk meyakinkan tindakannya dengan meraih afeksi dan keramahan dari orang lain. Pribadi yang independen, tidak tergantung dengan situasi sosial, senang dengan aktivitas diri dan mengacuhkan situasi sosial meskipun dirinya menjadi pusat perhatian
Dominance (dom) Dominasi tinggi terhadap situasi sosial, mudah mengendalikan dan mengarahkan kelompok, termasuk memimpin untuk bertindak sesuai keinginannya. Pribadi pengikut dalam kelompok, yes-man terhadap otoritas, mudah dikendalikan. Sulit untuk mengatakan tidak terhadap situasi kelompok.
Abasement (aba) Kecenderungan pribadi mudah merasa bersalah, menyesali diri, layak untuk dihukum akibat tindakannya. Pribadinya mengarah pada inferioritas. Pribadi yang berpikir positif, tidak terlalu mempedulikan kesalahan yang telah dilakukan, terbuka, mudah memaafkan dan meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang telah dilakukannya.
Nurturance (nur) Pribadi terbuka, mudah membantu orang lain, santun dan mudah bersimpati. Ketertutupan pribadinya dianggap sebagai individu yang kaku, sulit bersimpati dan mudah berkata kasar.
Change (chg) Ketertarikan tinggi pada situasi baru, berubah-ubah termasuk dalam tindakannya bekerja berupaya dengan cara baru. Situasi rutin menjadikan dirinya nyaman, tenang dengan aktivitas harian yang monoton, mementingkan prosedur dan cara kerja berdasarkan kebiasaan.
Endurance (end) Tanggung jawab tinggi terhadap pekerjaan, menyelesaikan apa yang telah dimulai. Tekun dan tidak mudah jenuh dengan situasi yang dihadapi. Daya tahan rendah terhadap situasi yang menekan;konflik, ketidakjelasan situasi atau tujuan, mudah menyerah dan cepat jenuh terhadap situasi yang tidak nyaman.
Heterosexuality (het) Ketertarikan tinggi untuk bergaul dengan lawan jenis, berupaya mendapatkan afeksi dan perhatian terhadap lawan jenis. Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis, tidak terlalu terpengaruh dengan lawan jenis, sulit dipengaruhi oleh figur lawan jenis.
Aggression (agg) Dorongan agresi tinggi, mudah terpicu dengan konflik dan senang dengan konfrontasi apabila terjadi perbedaan pendapat. Pribadi tenang, mengandalkan kedamaian, saling menerima, menghindari konflik dan konfrontasi.

Jadi dapat dikatakan alat EPPS merupakan alat diagnosa untuk penelitian dan konseling, namun banyak dari kita menggunakannya sebagai alat seleksi. Menggunakannya alat tersebut sebagai seleksi perlu diperhatikan secara lebih komprehensif, bukannya melihat satu variabel/aspek dengan menghilangkan variabel lain dari EPPS tersebut.
Alat ini dapat digunakan sebagai konseling yang baik pada bidang pendidikan dan pekerjaan. Perlu diperhatikan alat ini bersifat faking yang tinggi, apalagi alat ini sudah dikenal banyak oleh kalangan umum sehingga alangkah baiknya untuk mendapatkan data, epps bukan sebagai primary sources, melainkan sebagai data pendukung dari metode lain dalam mendapatkan data, misalkan wawancara, atau integrasi dengan alat inventori lain.
Ketika skor epps mengalami konflik dengan bukti lain dari wawancara, perlu dicermati lebih jelas terhadap konstruk dari epps ini. Misalkan individu dalam wawancara terkesan sangat konformis namun memiliki skor agresi tinggi. Hal ini harus lebih diperhatikan dengan pendalaman, agresi anak tersebut mungkin tinggi namun dalam bentuk yang lebih inner attitude, sedangkan sikap yang ditampilkan dapat terkesan berbeda karena dihadapkan pada situasi formal.
Edwards sendiri menyatakan bahwa skor tersebut bukan sebagai representasi diagnosa labelling kepribadian dan penggunaan epps ini sebaiknya diberikan pada orang normal (non-klinis).


DAFTAR PUSTAKA :
http://adl.aptik.or.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=77937
http://www.lintasberita.us/topic/pengertian%20tes%2016%20PF
http://psychologyclub.web.id/16-pf-sixteen-personality-factor-questionaire
http://www.hollandcodes.com/kuder-test-survey.html
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-SI

Sabtu, 09 April 2011

Cinta dan Perkawinan

Bachty Halomoan S (15509377)
Fadil Wahyu Adhitama (15509192)
Fryanto (15509865)
Hasni Yulianti (13509664)
Riefa Amanda Putri (10509254)
Kelas : 2PA03
Fakultas/Jurusan : Psikologi/S1 – Psikologi
Universitas : Gunadarma

Definisi Cinta
Cinta, satu kata yang memiliki ribuan makna. Manusia memiliki ketertarikan sendiri dalam merasakan, menggambarkan dan memaknai arti kata ini. Banyak ilmuwan tertarik dan berupaya membahas secara mendalam akan makna yang terkandung dibalik kata cinta dari berbagai aspek kajian keilmuwan, social, kesehatan, ilmu agama bahkan ilmu alam. Begitu pula dengan para psikolog dan ilmuwan psikologi. Mereka melakukan berbagai penelitian, membentuk konsep-konsep untuk menjelaskan akan arti cinta dari sudut pandang psikologis. Diantara banyaknya jumlah ilmuwan psikologi yang membahas mengenai cinta, penulis mencoba mengambil beberapa definisi untuk menjelaskan definisi cinta.
Ashley Montagu, seorang Psikolog Amerika memandang cinta sebagai sebuah perasaan memperhatikan, menyayangi, dan menyukai yang mendalam. Biasanya, rasa cinta disertai dengan rasa rindu dan hasrat terhadap objek yang dicintai.
Elain dan William Walsten lebih menekankan suatu keterlibatan individu yang mendalam saat mendefinisikan cinta. Keterlibatan diasosiasikan dengan timbulnya rangsangan fisiologis yang kuat dan diiringi dengan perasaan mendambakan pasangan dan keinginan untuk memuaskannya.
Menurut Robert Sternberg, cinta adalah sebuah kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. (Tambunan, 2001) menurutnya, kisah tersebut telah ada pada manusia dan proses pembentukkannya terbentuk melalui pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini pula yang akan membentuk bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam suatu pola hubungan.
Scott Peck yang sepanjang karirnya dalam psikologi berusaha menghasilkan karya dan menjelajahi definisi cinta dan kejahatan menggambarkan cinta sebagai kombinasi dari “perhatian akan perkembangan spiritual orang lain“ serta narcisisme biasa. Berbeda dengan psikolog dan ilmuwan psikologi lainnya, Erich Fromm menekankan cinta sebenarnya pada cinta yang dewasa.Cinta yang dewasa adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain ; cinta membuat dirinya mengatasi perasaan isolasi dan keterpisahan, namun tetap memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri, mempertahankan integritasnya.
Teori Cinta
Dari banyaknya definisi mengenai cinta yang diungkapkan para ilmuwan, penulis tertarik dengan ide-ide yang diungkapkan oleh Erich Fromm dan Robert Sternberg. Keduanya mencoba menjelaskan cinta dari sudut pandang masing-masing. Fromm memulai pembahasan mengenai cinta dengan terlebih dahulu membahas mengenai manusia dan eksistensinya. Sementara itu, setelah mendefinisikan cinta sebagai suatu kisah, Sternberg mencoba menjelaskan suatu teori yang disebut segitiga cinta.
Fromm memandang manusia sebagai makhluk yang sadar akan dirinya, mempunyai kesadaran tentang dirinya, sesama, masa lalu, kemungkinan masa depannya dan kesadaran akan eksistensinya sebagai sesuatu yang terpisah. Sadar akan keterpisahan ini merupakan faktor utama munculnya kegelisahan, kecemasan dan dapat menjadi pintu gerbang menuju gangguan kejiwaan. Karenanya, dalam buku The Art Of Loving, Fromm menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang paling dalam adalah kebutuhan untuk mengatasi keterpisahannya dan meninggalkan penjara kesendiriannya. Kegagalan untuk mengatasi keterpisahan ini yang akan menyebabkan gangguan kejiwaan.
Banyak cara dilakukan untuk mengatasi keterpisahan pada tiap individu. Fromm mengungkapkan idenya mengenai cinta sebagai jawaban dari masalah eksistensi manusia. Dalam cinta, terdapat jawaban utuh yang terletak pada pencapaian penyatuan antar pribadi dan peleburan dengan pribadi lain. Hasrat akan peleburan antar pribadi ini yang paling kuat pengaruhnya dalam diri manusia. Inilah kerinduan mendasar, kekuatan yang menjaga ras manusia, keluarga dan masyarakat untuk selalu bersama.
Terdapat dua jenis cinta menurut Formm, cinta penyatuan simbiosis dan cinta yang dewasa. Penjelasannya yaitu :
© Penyatuan Simbiosis, yaitu memiliki pola hubungan antara pasif dan aktif dimana keduanya tidak dapat hidup tanpa yang lain. Bentuk pasif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai ketertundukan (submission), dalam istilah klinis disebut sebagai Masokhisme. Pribadi yang Masokhisme keluar dari perasaan isolasi dan keterpisahan yang tak tertahankan dengan menjadikan dirinya bagian dan bingkisan pribadi lain yang mengatur, menuntun dan melindungi dirinya. Bentuk aktif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai dominasi (domination), dalam klinis disebut sebagai sadisme. Pribadi yang sadistis ingin keluar dari kesendiriannya dengan membuat pribadi lain menjadi bagian dan bingkisan dirinya.
© Cinta yang dewasa, adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain.
Dalam mengatasi keterpisahan pada manusia, hanya cinta yang dewasa yang dapat dijadikan jawaban terbaik. Karakter aktif dari cinta yang dewasa ditunjukkan dengan hasrat untuk memberi daripada menerima. Arti kata memberi disini yaitu perwujudan paling nyata dari potensi diri. Dalam setiap tindakan memberi, individu akan merasakan kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan atas dirinya sehingga memberi akan lebih membahagiakan daripada menerima. Sehingga manusia tidak akan memberi untuk menerima. Tetapi dalam batasan memberi yang sesungguhnya. Memberi yang sesungguhnya akan membuat orang lain menjadi pemberi.
Selain tindakan memberi, karakter aktif dari cinta terlihat jelas dalam kenyataan bahwa cinta selalu mengimplikasikan unsur-unsur dasar tertentu. Unsur-unsur dasar dari cinta yaitu Perhatian (Care), Tanggungjawab (Responsibility), Rasa Hormat (Respect) dan Pengetahuan (Knowledge). Fromm (Fromm, 2005) menjabarkannya sebagai berikut :
© Perhatian (Care)
Cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa yang kita cintai. Implikasi dari cinta yang berupa perhatian terlihat jelas dari perhatian tulus seorang ibu kepada anaknya.
© Tanggungjawab (Responsibility)
Tanggungjawab dalam arti sesungguhnya adalah suatu tindakan yang sepenuhnya bersifat sukarela. Bertanggungjawab berarti mampu dan siap menganggapi.
© Rasa Hormat (Respect)
Rasa hormat bukan merupakan perasaan takut dan terpesona. Bila menelusuri dari akar kata (Respicere = melihat), rasa hormat merupakan kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, menyadari individualitasnya yang unik. Rasa hormat berarti kepedulian bahwa seseorang perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya.
© Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan yang menjadi satu aspek dari cinta adalah pengetahuan yang tidak bersifat eksternal, tetapi menembus hingga ke intinya. Perhatian, tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan mempunyai keterkaitan satu sama lain. Semuanya merupakan sindrom sikap yang terdapat dalam pribadi yang dewasa, yaitu dalam pribadi yang mengembangkan potensi dirinya secara produktif. Berbeda dengan Fromm yang menekankan mengenai sebab, akibat dan aspek-aspek yang menimbulkan cinta dalam penjelasan teori cintanya, Sternberg lebih menekankan pada penjelasan mengenai komponen pembentuk cinta dan beragam jenis cinta yang dihasilkan dari kombinasi tiap komponen.
Teori mengenai komponen cinta disebut pula sebagai teori segitiga cinta. Segitiga cinta mengandung 3 komponen sebagai berikut:

© Keintiman (Intimacy)
Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan.
© Gairah (Passion)
Gairah adalah elemen motivasional yang disadari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
© Komitmen
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. (Tambunan, 2001).
Kombinasi dari ketiga komponen cinta ini dapat membentuk 8 pola hubungan cinta sebagai berikut :
© Liking (Suka)
Seseorang yang hanya mengalami komponen keintiman saja, tanpa adanya gairah dan komitmen
© Infatuated (tergila-gila)
Cinta ini muncul karena adanya hasrat / gairah tanpa disertai keintiman dan komitmen.
© Empty Love.
Cinta ini berasal dari adanya komitmen pada individu tanpa adanya hasrat dan keintiman.
© Romantic Love
Cinta ini muncul dari kombinasi antara keintiman dan hasrat tapi tanpa disertai oleh komitmen.
© Companionate Love
Cinta ini muncul dari kombinasi antara keintiman dan komitmen. Biasanya cinta ini muncul dalam persahabatan yang mana tidak melibatkan hasrat.
© Fatuous Love
Cinta ini muncul dari kombinasi hasrat dan komitmen tanpa adanya keintiman.
© Non Love
Ketiga komponen cinta tidak ada pada pola cinta ini. Pola ini biasanya muncul dalam hubungan dengan sekitar yang tidak menetap.
© Consummate Love
Cinta ini muncul dari kombinasi ketiga komponen cinta (keintiman, hasrat dan komitmen). Cinta ini disebut juga sebagai cinta yang utuh. (Popsy, 2007)

Hubungan Perkawinan
Kualitas hubungan pernikahan sekarang telah menjadi lebih penting daripada keabadian nya. Pada bagian, ini mencerminkan kepercayaan yang tumbuh di antara Amerika bahwa kebahagiaan pribadi adalah hak bukan suatu kemewahan. Akibatnya, pasangan cenderung mengharapkan lebih dari pernikahan mereka daripada di masa lalu dan lebih mungkin untuk mengakhiri pernikahan tidak bahagia dari orangtua mereka. Hal ini menyebabkan beberapa pasangan untuk merumuskan expecttations mereka dan klaim pada satu sama lain dalam kontrak perkawinan dan untuk negotiace perbedaan mereka dengan mata ke arah memaksimalkan kebahagiaan bersama.

Komunikasi dan konflik
Salah satu daerah yang paling penting dari penyesuaian perkawinan adalah belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan pasangan Anda.
Bagaimana memiliki anak?
Sampai saat ini, pasangan yang sudah menikah diharapkan untuk memiliki anak. Namun dalam dekade terakhir pilihan untuk tidak memiliki anak telah menjadi lebih dapat diterima. Umumnya, pasangan akan menunda memiliki anak sampai mereka membuat penundaan final
Perubahan dengan lamanya pernikahan
Hal ini tidak jarang terdengar pasangan yang sudah menikah mengatakan bahwa pernikahan kami saat ini berbeda daripada sepuluh atau lima belas tahun yang lalu. Beberapa pasangan merasa mereka telah tumbuh lebih dekat bersama, sementara yang lain merasa bahwa mereka telah terpisah. Tapi hanya sedikit akan menyangkal bahwa pernikahan mereka telah berubah dengan tahun-tahun.


Sex dalam pernikahan
Sebuah pertengkaran kadang-kadang mungkin berakhir di kamar tidur. Untuk ada hubungan positif yang kuat antara kepuasan pasangan dalam pernikahan mereka dan kehidupan seksual mereka. Rasanya mustahil untuk mengatakan mana yang mempengaruhi lebih lainnya. Bahkan, setiap aspek dari pernikahan adalah sama efektif dalam memprediksi sepuluh tahun lain kemudian.
Perceraian
Perceraian biasanya merupakan krisis yang kompleks, karena beberapa hal yang terjadi pada suatu waktu. Bohannan (1975) telah mengidentifikasi enam dari percobaan yang tumpang tindih umum untuk pengalaman hampir everyones perceraian, meskipun mereka mungkin terjadi dalam urutan yang berbeda dan dengan intensitas yang berbeda torsi untuk torsi.
perceraian emosional yang paling mungkin terjadi terlebih dahulu. Para mitra cenderung menarik diri secara emosional dari satu sama lain, atau untuk hidup bersama berdampingan dengan banyak antagonisme. Perang dingin suasana perceraian emosional sering lebih merusak pada anak-anak dari phsycal. hukum perceraian yang mengikuti.
Beberapa studi menunjukkan bahwa anak-anak dari perceraian mungkin menderita kecemasan kurang dan ketidakmampuan menyesuaikan diri daripada mereka yang dibesarkan di rumah tangga dengan pernikahan utuh tetapi konflik.

Sumber :
Sarlito W. Sarwono & Eko A. Meinarno.2009. Psikologi Sosial. Depok: Salemba Humanika
Fromm, Erich. 2005. The Art Of Loving. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Chaplin.J.P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi. PT. RajaGrafindo Persada.,Jakarta
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Kanisius. Yogyakarta.

Sabtu, 02 April 2011

TES MMPI & 16 PF

MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY
(MMPI)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Minnesota asli Multifase Personality Inventory (MMPI) diterbitkan pada tahun 1940 dan versi revisi kedua MMPI-2-diterbitkan pada tahun 1989. It is the most widely used psychometric test for measuring adult psychopathology in the world. Ini adalah tes psikometri yang paling banyak digunakan untuk mengukur psikopatologi dewasa di dunia. The MMPI-2 is used in mental health, medical and employment settings. The MMPI-2 digunakan dalam pengaturan kesehatan, medis dan kerja mental.
Para penulis asli dari MMPI adalah R. Starke Hathaway , PhD, dan JC McKinley , MD. MMPI merupakan hak cipta dari University of Minnesota. MMPI dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota sebagai tes kepribadian yang komprehensif dan serius yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan. Direvisi pada tahun 1989 sebagai MMPI-2 dan versi untuk remaja dikembangkan (MMPI-A). Ada juga versi singkat (MMPI-3).
Pengembangan awal MMPI dimulai pada 1939 di Universitas of Minnesota oleh dua orang penulisnya. Mereka menginginkan sebuahinstrumen yang dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mengakses pasien-pasien dewasa selama pekerjaan psikiatrik rutin dan yang dpaat menentukan dengan kuat tingkat keparahan gangguan mereka. Disamping itu, Hatchway dan McKinley tertarik untuk mengembangkan sebuah estimasi objektif tentang perubahan yang dihasilkan oleh psikoterapi atau dalam variable-variabel lain dalam kehidupan pasien. Pendekatan terpenting selama pengonstruksian MMPI adalah empirical criterion keying. Hal ini mengacu pada pengembangan, pemilihan, dan penskoran beberapa item dalam skala berdasarkan criterion acuan eksternal tertentu. Sebagai contoh, seorang konstruktor tes mungkin percaya bahwa sebuah item seperti “kadang-kadang sayamerasa nyaris mustahil bias bangun dipagi hari’ adalah pernyataan yang secara teoritis cukup baik untuk digunakan dalam mengakses depresi. Akan tetapi jika sebuah sempel populasi dari pasien-pasien depresi tidak memberikan respon yang berbeda disbanding kelompok normatif, maka item itu tidak akan dimasukan.
Revisi besar pertama dari MMPI adalah MMPI-2, yang standar pada sampel nasional baru orang dewasa di Amerika Serikat dan dirilis pada tahun 1989. Hal ini sesuai untuk digunakan dengan 18 orang dewasa dan lebih. revisi berikutnya dari elemen uji tertentu telah diterbitkan, dan berbagai macam sub-skala juga diperkenalkan selama bertahun-tahun untuk membantu dokter menginterpretasikan hasil skala klinis asli, yang telah ditemukan mengandung faktor umum yang membuat interpretasi dari nilai pada skala klinis sulit. MMPI saat-2 memiliki 567 item, semua format benar atau palsu, dan biasanya memakan waktu antara 1 dan 2 jam untuk menyelesaikan, tergantung pada tingkat membaca. Ada formulir yang digunakan jarang disingkat uji yang terdiri dari MMPI 2-pertama yang 370 item. Versi yang lebih pendek telah terutama digunakan dalam keadaan yang belum memungkinkan versi lengkap akan selesai (misalnya, penyakit atau tekanan waktu), tetapi skor yang tersedia pada versi pendek tidak begitu luas seperti yang tersedia dalam versi 567-item. A dan psychometrically meningkatkan versi baru-MMPI 2 baru-baru ini dikembangkan menggunakan metode statistik yang ketat yang digunakan untuk mengembangkan Timbangan RC tahun 2003. Bentuk MMPI-2 direstrukturisasi baru (MMPI-2-RF) kini telah dirilis oleh Pearson Penilaian. MMPI-2-RF menghasilkan nilai pada teori grounded, hirarkis terstruktur set timbangan, termasuk Timbangan RC. Metode modern yang digunakan untuk mengembangkan MMPI-2-RF tidak tersedia pada saat MMPI pada awalnya dikembangkan. MMPI-2-RF dibangun di atas fondasi Scales RC, yang telah secara ekstensif diteliti sejak publikasi mereka pada tahun 2003. Publikasi di-2-RC Scales MMPI meliputi bab buku, beberapa artikel yang dipublikasikan dalam peer-review jurnal, dan alamat penggunaan skala dalam berbagai pengaturan 2-RF skala istirahat-MMPI pada asumsi bahwa psikopatologi adalah suatu kondisi homogen yang aditif.
Uji pengembang Hathaway dan McKinley menggunakan teknik uji konstruksi empiris untuk mengembangkan MMPI. This involved basing the test scales (for example the hypochondriasis scale) on the actual test items that differentiate people with hypochondriasis from 'normals'. Ini melibatkan mendasarkan skala uji (misalnya skala hypochondriasis) pada item tes yang sebenarnya yang membedakan orang dengan hypochondriasis dari 'normals'. Often, the questions that do this most reliably are not concerned with health issues as such. Seringkali, pertanyaan yang melakukan hal ini paling andal tidak peduli dengan masalah kesehatan seperti itu. This has two advantages. Ini memiliki dua keuntungan. First, it makes it very difficult for subjects to 'fake' responses, deny problems or give a particular impression. Second, the MMPI-2 is based on empirical research and not on a clinician's assumptions about what answers indicate particular personality traits. Pertama, itu membuat sangat sulit untuk mata pelajaran untuk 'palsu' respon, menyangkal masalah atau memberi kesan tertentu,. Kedua di-MMPI 2 didasarkan pada penelitian empiris dan bukan pada klinisi asumsi tentang apa jawaban menunjukkan ciri kepribadian tertentu.
Data dari MMPI-2 penilaian sangat berguna dalam pengaturan kesehatan kerja dalam presentasi kompleks dimana keraguan tentang apa yang benar-benar salah dengan pasien ada. Sebagai contoh, MMPI-2 biasanya harus bisa mendeteksi secara tidak sadar atau sadar somatizing berpura-pura sakit pada pasien. MMPI 2 juga dapat digunakan untuk menilai stabilitas psikologis pada pekerja di berisiko tinggi 'profesi' seperti pilot pesawat, polisi atau pekerja dalam industri tenaga nuklir.
Salah satu kelemahan dari MMPI-2 untuk dokter kesehatan kerja adalah bahwa MMPI-2 adalah berlisensi tes ketat dan hanya dapat dibeli, dikelola dan diinterpretasikan oleh seorang psikolog klinis yang berpengalaman sesuai atau psikiater. Karena itu, harus dianggap sebagai penyelidikan diagnostik kompleks untuk digunakan relatif jarang terjadi. Dibutuhkan kebanyakan orang antara 1 jam dan 90 menit untuk menyelesaikan-MMPI-2.

SKALA
MMPI yang asli memiliki 13 skala standar, tiga diantaranya berhubungan dengan validitas dan sepuluh lainnya berhubungan dengan indeks-indeks klinisi atau kepribadian. MMPI-2 dan MMPI-A yang lebih baru mempertahankan kesepuluh skala klinis/kepribadian maupun tiga skala validitas lainnya.









Skala Nama Singkatan Nomor Skala Jumlah Item
Validitas Cannot say ?
Variable response inconsistency VRIN 98
True response inconsistency TRIN 40
Infrequency F 60
Black-F Fb 40
Infrequency- psychopathology Fp 27
Fake bad scale FBS
Lie L 15
Correction K 30
Superlative Self Presentation S 50
Klinis (skala dasar) Hypochondriasis Hs 1 32
Depression D 2 57
Hysteria Hy 3 60
Psychopathic deviate Pd 4 50
Masculinity-feminity Mf 5 56
Paranoia Pa 6 40
Psychasthenia Pt 7 48
Schizophrenia Sc 8 78
Hypomania Ma 9 46
Social introversion Si 0 69
Isi Anxiety (kecemasan) ANX 23
Fears (ketakutan) FRS 23
Obsessiveness OBS 16
Depression DPS 33
Health concern HEA 36
Bezaare mentation BIZ 23
Anger ANG 16
Cynicism CYN 23
Antisocial practices ASP 12
Type A TPA 19
Low self-esteem LSE 24
Social discomfort SOD 24
Family problem FAM 23
Work inference WRK 33
Negative treatment indicator TRT 26

• SKALA VALIDITAS
MMPI adalah salah satu tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah responden menjawab dengan cara yang akan membuat hasil-hasilnya secara kesleuruhan tidak valid.
• Skala “?” atau Cannot Say (SC)
Skala ? (disingkat ? atau CS) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekedar merepresentasikan jumlah item yang dibiarkan tidak terjawab pada lembar profil. Kegunaan mencatat jumlah pertanyaan yang tidak terjawab adalah memberikan salah satu dari beberapa indeks validitas sebuah protocol. Jika 30 item atau lebih dibiarkan tidak terjawab, protocol itu kemungkinan besar tidak valid dan tidak ada interpretasi lebih jauh yang perlu diupayakan. Hal ini semata-mata karena jumlah item yang telah direspon tidak cukup, yang berarti informasi yang tersedia untuk menskor skala kurang. Jadi, hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya. Untuk meminimalkan jumlah respon cannot say, klient seharusnya di dorong untuk menjawab seluruh pertanyaan.
• Skala VRIN
VRIN terdiri dari pasangan-pasangan pertanyaan terpilih yang diharapkan untuk dijawab secara konsisten jika orang itu mendekati tes dengan cara yang valid. Setiap pasangan item memiliki isi yang mirip atau berlawanan.
• Skala TRIN
Skala ini sama sepperti skala VRIN akan tetapi, hanya pasangan-pasangan dengan isi berlawanan yang di masukan.
• Skala F
Skala ini mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang atipikal dan menyimpang. Item-item dengan skala F MMPI dna MMPI-2 diseleksi berdasrakan dukungan oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistic, mereka merefleksikan cara berfikir yang nonkonvensional. Skor tinggi pada skala F biasanya disertai oleh skor-skor yang tinggi pada banyak skala klinis. Skor tinggi sering dapat digunakan sebagai indicator umum patologi. Seseorang yang mempunyai skor tinggi mugnkin juga “faking bad”, yang bias menginvilidasi protokolnya.


• Skala Fb
Keempat puluh item Fb MMPI-2 dirancang untuk mengidentifikasi cara merespon “fake bad” (pura-pura sakit) untuk 197 item terakhirnya. Tanpa skala Fb, tidak aka nada pengecekan pada validitas beberapa item selanjutnya.
• Skala Fp
Oleh akrena skala F biasanay terelevasi pada pasien-pasien psikiatrik, sering kali sulit untuk membedakan anatar para penyandang psikopatologi sejati dengan mereka yang menyandang sedikit patologi, tetapi berpura-pura sakit.
• Skala FBS
Fake bad scale (FBS) dikembangkan dengan harapan bahwa skala ini akan dapat mendeteksi pihak yang mengajukan tuntutan cedera pribadi yang membesar-besarkan masalahnya . studi-studi lain mengindikasikannya sebagai salah satu skala terbaik MMPI-2 untuk mendeteksi kepura-puraan.
• Skala L
Skala L atau lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien berusaha mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang mendapat skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu perfeksionis dan idealis.
• Skala K
Skala ini dorancang untuk medeteksi klient-klient yang terlalu positif dalam mendeskripsikan dirinya. Jadi, skala ii mempunyai kesamaan dengan skala L. akan tetapi, skala K, lebih subtil dna efektif. Bila hanya individu-individu yang naïf, moralistic dan tidak rumit saja yang akan mendapatkan skor tinggi pada skala L, orang yang lebih cerdas dan pintar secara psikologis mungkin mempunyai skor K yang mungkin sedikit lebih tinggi meskipun mungkin tidak menunjukan elevasi pada skala L.

• Skala S
Skala S dikembangkan dengan harapan bahwa skala bias mengidentifikasikan dengan lebih akurat orang yang berusaha tampak terlalu baik. Kelima puluh item skala S dikembangkan dengan mencatat perbedaan-perbedaan dalam dukungan dalam terhadap item antara orang dalam situasi perkejaan yang cenderung menampilkan dirinya secara ekstrem positif dan sempel respon normative. Jadi, orang yang mendukung beberapa item ini dengan jumlah tinggi menampilkan dirinya sebagai orang yang rukun dengan orang lain, bebas dari masalah psikologi, dan mempunyai keyakinan yang kuat terhadap kebaikan manusia. Skala ini tampaknya tidak efektif dalam mendiskriminasikan antara nonpasien yang diminta menampilkan dirinya secara ekstrem positif dan orang yang diminta untuk merespon secara jujur.

• SKALA KLINIS
• Hypochondriasis (Hs)
Skala 1 awalnya dirancang untuk membedakan penderita hipokondriasis dengan para pasien dengan tipe-tipe psikiatrik lainnya. Meskipun skla itu dapat menunjukan diagnosis hipokondriasis, namun skala itu paling berguna sebagai sebuah skala untuk mengindikasikan berbagai macam karakteristik kepribadian, tetapi belum tentu konsisten dengan diagnostic untuk hipokondriasis.
• Depression
Kelima puluh tujuh item skala dua berhubungan dnegan brooding, kelmabanan fisik, perasaan depresi yang subjektif, apati mental, dan malfungsi fisik.skor tinggi mungkin mengindikasikan berbagai kesulitan disalahsatu bidang atau lebih. Orang yang mendapat skor tinggi pada skala 2 biasanay dideskripsikan sebagai orang yang uska mengkritik dirinya, menarik diri, suka menyendiri, pendiam dan retiring (mengundurkan diri).

• Hysteria
Dirancang untuk mengindikasikan psien-pasien yang telah mengembangkan gangguan-gangguan atua motorik-motorik yang berbasis psikogenetik. Fitur penting orang yang mempunyai skor tinggi pada skala ini adalah mereka secara stimulan melaporkan keluhan-keluhan fisik tertentu, tetapi juga menggunakan gaya pengingkaran dimana mereka mungkin mengekspresikan optimism secara berlebih-lebihan.
• Psychopathic deviant
Skala ini untuk mengetes tingkat penyesuaian social seseorang secraa umum. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan bidang-bidang seperti derajat pengasingan diri dari keluarga, kedap social, masalah dengan sekolah dan figure otoritas, dan pengasiangan dari diri sendiri dan masyarakat.
• Masculinity-feminity
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi laki-laki yang mengalami maslaah dnegan perasaan homoseksual dan kebingungan identitas gender. Akan tetapi, upaya ini kurang berhasil karena skor yang tinggi tampaknya tidak mempunyai kaitan yang jelas dengan preferensi seksual.
• Paranoia
Untuk mengidentifikasi orang dengan kondisi atau keadaan paranoid. Ia mengukur derajat sensitifitas interpersonal, kebijakan-diri, dankecurigaan seseorang. Elevasi ringan pada skala 6 menunjukan bahwa orang itu emosional, berhati lembut, dan mengalami sensitivitas interpersonal. Bila elevasi lebih tinggi, kecurigaan dan sensitifitas seseorang menjadi lebih ekstrim dan konsisten dalam proses-proses psikotik.


• Psychasthenia
Keempat puluh delapan item pada skala 7 awalnya dirancnag untuk mengukur sindroma psikastenia.
• Schizophrenia
Skala ini dirancnag untuk mengidentifikasi orang yang mengalam kondisi skizofrenik atau mirip. Tujuan ini sebagian berhasil dalam arti bahwa diagnosis skizofrenia muncul sebagai sebuah kemungkinana dalam kasus ornag yang mendapat skor ekstreem tinggi. Akan tetapi, bahkan orang yang mendapat skor cukupo tinggipun belumtentu memenuhi criteria skizoprenia.
• Hypomania
Keempat puluh enam item pada skala 9 awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasikan ornag yang mengalami gejala-gejala hipomanik. Gejala-gejala ini mungkin mencakup periode-periode siklis euphoria, iritabilitas yang mengikat, dan aktivitas tidak produktif yang eksesif yang mungkin digunakan sebagai distraksi untuk menghancurkan depresi. Skala ini efektif buakn hanay dalam mengidentifikasi orang dengan kondisis manic tingkat sedang, tetapi juga dalam mengidentififkasi karakteristik kelompok-kelompok bukan pasien.
• Social introversion
Skala ini dikembangkan dari person wahasiswa pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dnegan kontinumintroversi-ekstraversi. Skala ini divalidasi berdasarkan sejauh mana mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan social. Skor yang tinggi menunjukan bawha responden pemalu, mempunyai keterampilan social yang terbatas, merasa tidak nyaman dlaam interaksi sososial, dan menarik diri dari banyak situasi interpersonal.


• RELIABILITAS & VALIDITAS

Studi-studi reliabilitas MMPI orisinal itu menunjukan bahwa MMPI itu mempunyai tingkat stabilitas temporal dan konsistensi internal yang sedang-sedang saja. Hunsley, Hanson dan Parker (1988) melakukan sebuah meta-analisis terhadap studi-studi yang dilakukan terhadap MMPI antara tahun 1970 dan 1981 dan menyimpulakan “semua MMPI cukup reliable, yang nilai-nilainya berkisar mulai serendah 0,71 (sakala Ma) sampai setinggi0,84 (skala Pt).
Skala validitas ini dalam MMPI-2 RF adalah revisi kecil dari mereka yang terdapat dalam MMPI-2, yang meliputi tiga jenis dasar dari langkah-langkah validitas: orang-orang yang dirancang untuk mendeteksi non-merespons atau tidak konsisten menanggapi (SSP, VRIN, Trin), yang dirancang untuk mendeteksi ketika klien atas pelaporan atau melebih-lebihkan prevalensi atau keparahan gejala psikologis (F, Fb, Fp, FBS), dan yang dirancang untuk mendeteksi apabila tes-taker berada di bawah-pelaporan atau mengecilkan gejala psikologis (L, K) ). Sebuah tambahan baru dengan skala validitas untuk MMPI-2 RF mencakup atas pelaporan skala skala gejala somatik (Fs).

Singkatan Dalam versi baru Deskripsi Menilai
CNS 1 1 "Tidak bisa Katakanlah" Pertanyaan belum terjawab
L 1 1 Berbohong Klien "berpura-pura baik"
F 1 1 Kejarangan Klien "berpura-pura buruk" (dalam paruh pertama uji)
K K 1 1 Defensif Penolakan / menghindar
Fb Fb 2 2 Kembali F Klien "berpura-pura buruk" (dalam setengah terakhir uji)
VRIN VRIN 2 2 Variabel Respon Inkonsistensi pasangan menjawab pertanyaan serupa / berlawanan tidak konsisten
TRIN 2 2 Respon Benar Inkonsistensi menjawab pertanyaan semua benar / semua palsu
FK 2 2 F minus K kejujuran tanggapan uji / tidak berpura-pura baik atau buruk
S 2 2 Superlative Self-Presentation Superlatif Self-Presentasi meningkatkan pada skala K, "muncul terlalu baik"
Fp 2 2 F-Psychopathology penyajian dalam setting klinis
Fs Fs 2 RF 2 RF Jarang somatik Respon Overreporting gejala somatik

• ADMINISTRASI
MMPI-2 dapat diadministrasikan pada orang yang berumur 16 thun keatas dengan tingkat kemampuan membaca kelas delapan (kelas 2-SMP) tetapi norma-norma remaja perlu digunakan. Akan tetapi opsi yang lebih baik untuk individu yang berumur antara 14 dan 18 tahun adalah dengan meminta mereka mengerjakan MMPI-A. Secara khusus, examiner seharusnya menjelaskan kepada klient alas an pengetesan dan bagaimana hasilnya akan digunakan.mungkin juga perlu dikemukakan bahwa tes itu dirancang untuk menentukan apakah seseorang menampilakn dirinya sendiri dengan cara yang positif, tetapi tidak realistis atau menunjukan gangguannya secara berlebih-lebihan. Jadi strategi yang terbaik adalah meminta examinee untuk sejujur dna sejelas mungkin. Terakhir, mungkin perlu diklarifikasikan bahwa sebagian, atau bahkan banyak , pertanyyannya mungkin tampak agar tidak biasa.
MMPI-2 dan MMPI-A hanya mempunyai boolet form, meskipun mereka tersedia dengan softcover atau hardcover. Penyelesaian 370 item yang pertama pada MMPI-2 dan 350 item pertama pada MMPI-A memungkinkan untuk penskoran beberapa skala validitas dasar skala klinis standar. 197 item terakhir MMMPI-2 dan 128 item terakhir MMPI-A digunakan untuk menskor skala-skala suplementer dan skala isi yang berbeda. Pengadministrasian computer online tersedia melalui national computer systems. Untuk orang yang mempunyai kesulitan khusus, sebuah form/ bentuk individual (box) dan sebuah bentuk rekaman suara telah dikembangkan.
Panjangnya MMPI yang kadang-kadang menjadi penghalang itu telah mendorong perkembangan banyak bentuk pendek. Akan tetapi kebanyakan belum ditemukan cukup reliable atau valid. Salah satu bentuk singkat yang bsia diterima adalah mengadministrasikan semua item yang diperlukan untuk menskor skala-skala validitas dasar dan skala-skala klinis standar saja (misalnya, 370 item pertama MMPI-2 atau 350 item pertama MMPI-A). dua opsi lainnya adalah menggunakan ke-388 item MMPI-2 Restructured form atau administrasi yang diadptasikan untuk computer.

• PROSEDUR INTERPRETASI
Delapan langkah dibawah ini direkomendasikan untuk menginterpretasi profil-profil MMPI-2 dan MMPI-A. Langkah-langkah ini seharusnya diikuti dengan pengetahuan dan kesadaran tentang implikasi umur, budaya, tingkat intelektual, pendidikan, tingkat fungsi maupun alas an, motivasi, maupun konteks assessment. Sementara itu, melihat konfigurasi tes secara keseluruhan (langkah 4,5 dan 6), klinisi dapat mengelaborasi makna skala-skala yang berbeda dan hubungan di antara skala-skala dengan melihat hipotesis-hipotesis interpretif y6ang berkaitan dengannya.
• Waktu Penyelesaian
Examiner seharusnya mencatat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tes. untuk orang yang sedikit terganggu, yang berumur 16 tahun atau lebih, dengan IQ rata-rata, dan pendidikan kelas delapan, waktu penyelesaian total untuk MMPI-2 seharusnya kira-kira 90 menit. Administrasi computer biasanya 15 sampai 30 menit lebih singkat (60-75 menit secara total). MMPI-A biasanya membutuhkan waktu 60 menit dan dengan komputer biasanya 15 menit lebih singkat (45 menit secara total). Jika dibutuhkan waktu dua jam atau lebih untuk MMPI-2 atau 1,5 jam atau lebih untuk MMPI-A, kemungkinan-kemungkinan dibawah ini harus dipertimbangkan.
• Gangguan psikologis berat, khususnya depresi atau psikosis fungsional berat
• Tidak mampu memutuskan
• IQ dibawah rata-rata atau kemampuan membaca yang buruk akibat latar belakang pendidikan yang tidak kuat
• Hendaya serebral
Akan tetapi, jika examinee menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 60 menit, examiner seharusnya curiga bahwa profil itu tidak valid, ada kepribadian impulsive, atau keduanya.
Catat semua penghapusan jawaban atau titik-titik yang dibuat dengan pensil diatas lembar jawaban. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa orang itu mengerjakan tesnya dengan serius dan mengurangi kemungkinan menjawab secara acak ; penghapusan dalam jumlah banayk mungkin kerefleksikan kecenderungan obsesuf-kompulsif.

• Menskor Jawaban Tesnya dan Membuat Plot Profilnya
Selesaikan penskoran dan buat plot profilnya. Petunjuk khusus untuk menabulasikan skor-skor kasar MMPI-2 dan mengonversikannya menjadi profil tersedia dalam lampiran. Catat skor item-item kritisnya dan catat item-item mana yang menunjukan tren-tren penting. Sering kali membantu jika sampai titik tertentuklinisi itu mereview beberapa item tersebut bersama klient dan mendapatkan berbagai elaborasi. Secara khusus, sanagt esensial untuk menentukan apakah orang itu memahami apa yang ditanyakan oleh itemnya. Selain itu, kadang-kadang membantu jika kita memerikasa lembar-lembar jawabannya dan mencatat pertanyaan-pertanyaan mana yang terlewati, kalau ada. Diskusi dengan klient tentang mengapa ia memilih untuk tidak merespons bias menambah informasi tentang bagaimaan ia berfungsi secara psikologis dan bidang-bidang apa yang emnimbulakan konflik bagi dirinya.

• Mengorganisasikan Skala-skala dan Mengidentifikasi Tipe Kode
Mengembangkan kode-kode rangkuman memberiakn metode cepat untuk mecatat hasil-hasil MMPI-2/MMPI-A. tipe kode dapat ditentukan dengan sekedar melihat dua elevasi skala tertingi. Perlu dicacat bahwa scale 5 n 0 bukan skala-skala yang strict (tepat) klinis, jadi mereka tidak digunakan dalam menentukan tipe kode. Examiner perlu ingat bahwa hanya tipe-tipe kode yang didefinisikan dengan jelas yang dapat diinterpretasikan dengan aman. Sebuah tipe kode yang terdefinisi dengan baikadalah jika skala-skala didalamnya terelevasi diatas 65 dan skala-skala yang digunakan untuk menentukan tipe kodenya 5 poin skor T atau lebih diatas skala-skala tertinggi berikutnya. Profil-profi yang kurang terdefinisi dengan jelas seharusnya diinterpretasi dengan mencatat setiap skala yang terelevasi dan setelah itu mengintegrasikan makna-makna yang didapatkan dari descriptor-deskriptor yang berbeda.

• Menentukan Validitas Profil
Ases validitas profil dengan mencatat pola skala-skala validitasnya. Ada sejumlah indicator yang menunjukan profil-profil yang tidak valid, yang dideskripsikan dibagian berikutnya. Pola-pola dasarnya itu, yakni gaya defensive yang meminimalkan patologi atau pola respons yang tidak konsisten. Disamping itu, klinisi seharusnya mempertimbangkan konteks asesmen untuk menentukan apakah gaya respon yang defensif, fake bad, atau tidak konsisten mendukung apa yang diketahui tentang klient. Secara khusus, seharusnya examiner menentukan kemungkinan bahwa examinee secara potensial mendapatkan hasil tes dengan overreporting atau underreporting psikopatologi.

• Menentukan Tingkat Penyesuaian Secara Umum
Catat jumlah skala yang diatas 65 dan elevasi relative skala0skala tersebut. Sejauh mana F terelevasi juga dapat menjadi indicator yang smepyrna untuk tingkat patologi. Semakin banyak dan elevasi skala-skala ini, semakin besar kemungkinan individu untuk emndapatkan kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab dasarnya dan mengalami ketidaknyamanan social maupun pribadi.

• Mendeskripsikan Gejala, Perilaku, dan Ciri-ciri Kepribadian
Langkah ini merepresentasikan proses inti dalam interpretasi. Elevasi ringan pada skala-skala individual merepresentasikan kecendurangan atau tren dalam kepribadian individu. Interpretasinya harus diperlakukan dengan hati-hati untuk deskriptor-deskriptor yang lebih ekstrem yang di buang atau di parafrasakan untuk merepresentasikan karakteristik-karakteristik yang lebih ringan. Skor-skor dalam rentang ini pada MMPI-A di soroti dengan shading, sehingga menunjukkan zona marginal atau transisional antara normalitas dan patologi. Elevasi di atas 65 pada MMPI-2 dan MMPI-A merupakan karakteristik yang lebih kuat dari individu dan dengan pwningkatan yang secara progresif semakin besar, cenderung merepresentasikan fitur-fitur inti dari fungsi kepribadian. Akan tetapi, mendasarkan interpretasi pada elevasi-elevasi skor T tertentu semata bisa menyesatkan, karena ciri-ciri demografis atau tingkat fungsi seorang klien bisa mengubah interpretasinya. Klinisi perlu mengintrepastiskan keakuratan makna potensial dengan mempertimbangkan buka hanya elevasi-elevasi, tetapi juga variabel-variabel lain yang relevan. Selain itu masing-masing deskripsinya adalah modal. Mereka seharusnya dianggap sebagai kemungkinan interpretasi yang belum tentu berlaku untuk semua orang yang mempunyai skor tertentu. Mereka sekadar hipotesis yang perlu verifikasi lebih lanjut. Poin ini di garis bawahi oleh temuan bahwa kira-kira dalam rentang 40% dari deskriptor-deskriptor yang di hasilkan komputer tidak berlaku pada orang yang diases (Butcher et al., 2000).
Meskipun skor-skor T tidak di berikan untuk kebnyakan interpretasi skala, mereka di masukkan dalam subbagian tentang skala-skala validitas. T validitas dan kadang-kadang skor kasar di masukkan karena ada penelitian ekstensif tentang skor cutoff yang optimal.
Selama proses interpretasi, jangan sekadar mencatat makna masing-masing skala, tetapi juga memriksa pola atau konfigurasi tes secara keseluruhan dan mencatat "puncak-puncak" dan "lembah-lembah" relatifnya. Konfigurasi-konfigurasi yang tipikal mungkin termasuk, misalnya "conversion V" yang merefleksikan kemungkinan gangguan konversi atau elevasi Skala 4 dan 9, yang merefleksikan kemungkinan yang tinggi untuk acting-out behavior. Perlu di catat bahwa semua skala yang lebih dari 65 atau kurang dari 40 sangat penting bagi interpretasi secara keseluruhan. Ketika berusaha memahami makna sebuah profil dengan dua elevasi skala klinis atau lebih, di rekomendasikan bahwa klinisi membaca deskriptor-deskriptor untuk masing-masing skala maupun deskripsi-deskripsi kode 2-poin yang relevan. Juga di rekomendasikan bahwa, ketika membaca tentang elevasi-elevasi pada skala tunggal, klinisi seharusnya membaca makna elevasi-elevasi yang tinggi dan rendah maupun informasi yang lebih umum tentang skala yang relevan. Elaborasi lebih lanjut tentang makna elevasi skala dan tipe kode bisa didapatkan dengan menskor dan menginterpretasi skala-skala isi, Harris-Lingoes dan sub skala Si, skala-skala suplementer, skala-skala klinis yang direstrukturisasi, dan/atau beberapa item kritis. Jika informasi interpretatif tersedia, klinisi dapat memeriksa profil individu bersama persyaratan pertanyaan rujukan, yaitu menentukan deskripsi yang relevan untuk masing-masing bidang ini.
Banyak deskripsi klien yang di fokuskan pada defisit klien. Dengan demikian, klinisi sering berusaha menerjemahkan interpretasi ini ke dalam bahasa sehari-hari yang ramah klien. Untuk membantu ini, pernyataan umpan balik klien yang di peroleh dari Lewak et al. (1990) di masukkan ke dalam deskripsi skala klinis individu. Bahasanya telah di pilih agar terasa empatik, meningkatkan rapport, dan meningkatkan kemungkinan klien untuk tumbuh. Pernyataan-pernyataan itu juga dapat di edit untuk mengembangkan interpretasi yang lebih di fokuskan pada klien untuk di gunakan dalam laporan aktual.

• Memberikan Impresi Diagnostik
Meskipun MMPI orisinil dan MMPI-2/MMPI-A belum berhasil untuk langsung menghasilkan diagnosis, mereka sering menyumbangkan informasi yang cukup banyak, yang relevan untuk formulasi diagnosis. Di bagian tipe-tipe kode, berbagai kemungkinan di diagnosis DSM-IV-TR yang konsisten dengan masing-masing tipe kode telah dimasukkan. Klinisi seharusnya mempertimbangkan ini, bersama informasi tambahan yang tersedia, untuk membantu membuat diagnosis yang akurat. Di bebrapa konteks dan untuk bebrapa tipe pertanyaan rujukan, diagnosis formal akan relevan; tetapi, untuk konteks-konteks dan pertanyaan-pertanyaan rujukan lain, diagnosis formal tidak akan di butuhkan atau tidak akan cocok (misalnya, penyaringan karyawan). Review lebih jauh terhadap berbagai pertimbangan dan pedoman yang di deskripsikan dalam Langkah 6 mungkin berguna dalam mengekstrasi informasi yang relevan untuk diagnosis.

• Mengelaborasi Implikasi dan Rekomendasi Penanganan
Salah satu pelayanan yang paling berharga yang dapat de beri seorang praktisi adalah memprediksi kemungkinan klien untuk mendapatkan manfaat dari interfensi. Hal ini biasanya berarti mengelaborasi kekuatan dan kelemahan seseorang, tingkat defensifnya, kemampuannya untuk membentuk hubungan penanganan, prediksi respons terhadap psikoterapi (catat terutama skala Es [Ego Strength] dan TRT), tendensi antisosial, dan tingkat insight. Banyak di antara informasi ini yang di rangkum di akhir sub bagian tentang elevasi skala dan tipe kode. Jika melaksanakan pekerjaan ekstensif dengan tipe-tipe klien tertentu, klinisi mungkin perlu memperluas pengetahuan yang terkait dengan tipe dan hasil penanganan dengan merujuk pada basis penelitian ekstensif yang tersedia. Responsivitas terhadap penanganan bisa di perluas lagi dengan memberikan saran-saran untuk menyesuaikan intervensi-intervensi spesifik untuk berbagai profil klien dan berbagai tipe permasalahan. Mereview bidang-bidang, pertimbangan, dan pedoman yang di deskripsikan dalam Langkah 6 mungkin berguna dalam mengekstraksi informasi yang relevan dengan rencana penanganan. Sumber lain yang berguna dalam proses ini adalah Use of Psychological Testing for Treatment Planning and Outcome Assesment dari Maruish (1990). Lewak et al. (1990) tidak hanya memberikan saran-saran untuk penanganan, tetapi juga mengikhtisarkan prosedur langkah-langkah untuk mentranslasikan hasil-hasil MMPI-2 menjadi umpan balik yang jelas dan relevan bagi klien. Langkah-langkah ini termasuk isu-isu spesifik untuk latar belakang dan pengalaman hidup awal klien dan saran-saran untuk menolong diri sendiri. Pernyataan-pernyataan ini dapat di gunakan untuk memberikan umpan balik secara ramah pengguna, yang akan cenderung meningkatkan rapport dan mengoptimalkan pertumbuhan klien. Selain itu manual oleh Finn (1996) untuk menggunakan MMPI-2 sebagai intervensi terapeutik.

• BEBERAPA ITEM KRITIS
Salah satu alternatif untuk analisis ini, selain menskor dan menginterpretasi skala-skala aktual, adalah menginterpretasi makna beberapa item yang berdasarkan isinya, tampak berhubungan dengan berbagai bidang psikopatologi (ide bunuh diri depresif, kebingungan mental, dan lain-lain) atau arah item-item ini mungkin merepresentasikan patologi serius, terlepas dari bagaimana orang itu merespons bagian lain inventori. Item-item ini di sebut sebagai pathogonomic items, stop items, atau yang lebih sering critical items. Di asumsikan bahwa arah respons seseorang merepresentasikan contoh perilaku orang itu dan berfungsi seperti sebuah skala pendek yang menunjukkan tingkat fungsi orang itu secara umum. Beberapa item kritis sangat berguna ketika klinisi melihat isi item individual dalam kaitannya dengan tipe-tipe informasi tertentu yang di ungkap oleh item tersebut. Informasi ini bisa di gunakan untuk memandu wawancara lebih lanjut. Akan tetapi, interpretasinya perlu di lakukan dengan hati-hati, karena beberapa item tersebut rawan acquiescing response (respons yang cenderung setuju) (kunci sebagian item-nya ke arah "True") dan faking bad. Mereka seharusnya tidak di anggap sebagai skala, tetapi komunikasi langsung tentang bidang-bidang yang spesifik untuk isi item tersebut. Daftar bebrapa item kritis dapat ditemukan dalam manual MMPI-2 (Butcher et al., 2001); beberapa item ini biasanya diskor oleh program-program dengan bantuan komputer.
Meskipun daftar beberapa item kritis sudah dimasukkan dalam manual MMPI-2 (Butcher et al., 2001), klinisi seharusnya menggunakan daftar ini dengan hati-hati pada remaja. Pertama, remaja normal maupun populasi-populasi klinis remaja secara rata-rata membenarkan beberapa item kriris dua kali lipat lebih banyak di banding orang dewasa normal (Archer & Jacobson, 1993). Di samping itu, remaja normal maupun berbagai populasi klinis membenarkan beberapa item dengan frekuensi yang hampir sama, sehingga menunjukkan bahwa beberapa item itu seharusnya tidak di gunakan untuk membedakan kedua kelompok ini. Hal ini berarti bahwa upaya-upaya empiris untuk mengembangkan daftar beberapa item kritis untuk remaja mungkin mengalami kesulitan. Sebagaimana MMPI/MMPI-2, klinisi seharusnya tidak memperlakukan klaster-klaster item kritis sebagai skala-skala kasar yang akan di interpretasi. Alih-alih, isi item individual seharusnya di gunakan untuk mengembangkan pernyataan-pernyataan wawancara yang spesifik, dan penyimpangan relatif beberapa item ini seharusnya di tangani dengan toleransi yang tepat.




16 PF ( SIXSTEEN PERSONALITY FACTOR QUESTIONAIRE)
SEJARAH ALAT TES
Tes kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 .
Tes kepribadian 16 faktor terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
Bentuk A,B,C,D,E dan F. Bentuk A,B,C,D dapat menggunakan buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk indifidu-indifidu yang mengalami kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca.
16 PF dirancang untuk usia 16 th ke atas. Sedang tes kepribadian yang serumpun dengan ini dan di peruntukkan bagi usia yang lebih muda ialah:
“UR-SR HIGH SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (HSPQ)”, yaitu untuk usia 12- 16 th “ CHILDREN`S PERSONALITY QUESTIONAIRE (CPQ)”, yaitu untuk usia 8-12 th “ EARIY SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (ESPQ)”, yaitu untuk usia 6-8 th.
Manual singkat ini hanya untuk keperluan pelaksanaan tes dan penilayan (scoring). Urayan tentang kepribadian dengan 16 factor ini dan di urayan-urayan statistiknya di berikan di dalam HND BOOK FOR THE 16 PF. Demikian pula dimensi-dimensi psikologis yang berarti yang telah di teliti dengan analisis factor pada orang-orang normal maupun kasus-kasus klinis, di uraikan dalam HND BOOK tersebut. Oleh sebab itu untuk pemakayan tes, di anjurkan untuk melihat lebih lanjut di dalam HND BOOK, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan arti yang lain dan tingkahlaku yang di ramalkannya.
Faktor-faktor kepribadian yang di ukur oleh 16 PF bukan saja unik, tetapi juga benar-benar berdasar pada teori-teori pada umumnya. Dimensi- dimensi kepribadian tersebut secara singkat akan di uraikan di dalam bagian pertama dari manual. Setiap factor di beri abjat dan urayan singkat untuk sekor-sekor yang rendah dan tinggi.
Tentang pelaksanaan tes dan sistim sekoring terdapat pula pada bagian pertama tersebut. Urayan yang lebih lengkap dari masing-masing factor, terdapat di bagian ke dua. Pada pkoknya, ke 16 dimensi atau sekala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Setiap soal didalam tes tersebut untuk satu sekor dan hanya satu factor saja. Dengan demikian tidak terdapat ketergantungan seperti yang ditunjukkan oleh level dari konstruksi sekala tersebut.
Lebih lanjut lagi, secara experimen diperoleh korelasi yang rendah diantara ke 16 sekala tersebut. Tes 16 PF yang di perkenalkan disini adalah bentuk C. Tes ini baik untuk kelompok-kelompok pekerja, kariawan perusahaan, orang dewasa normal, dan orang-orang berpendidikan formal. Untuk kasus klinis di anjurkan untuk memakai tes CLINICAL ANLYSIS QUESTIONAIRE (CAQ) diciptakan oleh penulis yang sama dan di terbitkan oleh IPAT juga.

LANDASAN TEORI DAN ASPEK YANG DIUNGKAP
Sixteen Personality Factors Questionnaire (Sixteen PF)
Berdasarkan riset factorial, Cattell dan rekan-rekan kerjanya telah mengembangkan sejumlah inventori kepribadian, dan yang paling dikenal adalah Sixteen Personality Factor Questionnaire, yang sekaang sudah memasuki edisi kelima (Cattell, Cattell, & Cattell, 1993; Conn & Rieke, 1994; Russell & Karol, 1994). Diterbitkan pertama kali pada tahun 1994, 16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan menghasilkan 16 skor dalam cirri-ciri, seperti keberanian social, dominasi, kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan. Ke-16 faktor ini, yang diidentifikasikan oleh huruf yang sama pada berbagai edisi 16 PF, telah disempurnakan selama bertahun-tahun dan dinamakan kembali, sebagai terminology esoteric yang awalnya digunakan Cattell untuk menamakan cirri-ciri yang umumnya telah dibuang. Contohnya, ekstrem yang melabuhkan dimensi yang sekarang disebut keberanian sosial pertama kali diberi label “Threctia” dan “Parmia”, masing-masing pada sisi malu dan berani.

Kelima edisi 16 PF ini tersedia dalam hanya satu bentuk dan terdiri dari 185 butir soal, yang kebanyakan diseleksi dari bentuk –bentuk kuesioner sebelumnya berdasaran isi dan ciri-ciri psikometris. 16 PF ini telah dinormalkan kembali pada sampel 2.500 individu yang diseleksi untuk kurang-lebih mewakili penduduk AS pada sensus tahun 1990 dalam kaitannya dengan jenis kelamin, ras, distribusi usia, dan pendidikan. Salah satu ciri unik dari 16 PF adalah dimasukkannya 15 butir soal yang disajikan secara berdampingan pada akhir inventori di bawah judul “Pertanyaan-pertanyaan Pemecahan Masalah”, butir soal ini terdiri dari skala penalaran, yang dimaksudkan sebagai ukuran cepat atau kemampuan mental. Di samping itu, kuesionernya sekarang memiliki 3 indeks gaya respon yang dirancang untuk menaksir persetujuan diam-diam, respon acak, dan usaha untuk menampilkan diri sendiri secara tidak realistis sebagai entah memiliki kualitas yang diinginkan entah tidak diinginkan entah tidak diingkan secara sosial.
16 PF mempunyai 5 macam bentuk yaitu A, B, C, D dan E. Tes ini dapat dikenakan untuk mereka yang telah berusia 16 tahun keatas. Bentuk A, B, C, D dirancang untuk mereka yang tingkat membacanya rendah.
Tes Non Proyektif | Tes EPPS |16 PF(sixteen personality factor questionaire (16PF)|MMPI(Minnesota ultiphasic Personality Inventory- Adolescent)|MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) | Papi Kostick | MSDT | NSQ | SOV (study of value)|Sejarah Tes Non Proyektif | Landasan Teori | Material Tes | Penyajian Pengetesan | Tahapan Skoring |Berisikan tentang sejarah,pengertian, teori, teknik-teknik non-proyektif, macam-macam tes non-proyektif, ciri – ciri tes non-proyektif, contoh – contoh mengenaites non-proyektif, kelebihan dan kekurangan tes non-proyektif .

Kamis, 24 Maret 2011

PERILAKU PROSOSIAL ( prosocial behavior )

PERILAKU PROPOSOSIAL

Baron & Byrne (2003) menjelaskan perilaku prososial sebagai segala tindakan apa pun yang menguntungkan orang lain. Secara umum, istilah ini diaplikasikan pada tindakan yang tidak
menyediakan keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung derajat resiko tertentu.

Menurut Staub (Dayakisni & Hudaniah, 2006) ada tiga indicator yang menjadi tindakan prososial, yaitu:
a. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku.
b. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela.
c. Tindakan itu menghasilkan kebaikan.

Tahap-tahap dalam Perilaku Prososial

Ketika seseorang memberi pertolongan, maka hal itu didahului oleh adanya proses psikologis hingga pada keputusan menolong. Latane & Darley (Baron & Byrne, 2003; Faturochman, 2006) menemukan bahwa respons individu dalam situasi darurat meliputi lima langkah penting, yang dapat menimbulkan perilaku prososial atau tindakan berdiam diri saja. Tahap-tahap yang telah teruji bebeapa kali dan sampai saat ini masih banyak digunakan meliputi:

a. Menyadari adanya keadaan darurat, atau tahap perhatian. pada perhatian terkadang sering terganggu oleh adanya hal-hal lain seperti kesibukan, ketergesaan, mendesaknya kepentingan lainnya
.b. Menginterpretasikan keadaan sebagai keadaan darurat. Bila pemerhati menginterpretasi suatu kejadian sebagai sesuatu yang membuat orang membutuhkan pertolongan, maka kemungkinan besar akan diinterpretasikan sebagai korban yang perlu pertolongan.


c. Mengasumsikan bahwa adalah tanggung jawabnya untuk menolong. Ketika individu memberi perhatian kepada beberapa kejadian eksternal dan menginterpretasikannya sebagai suatu situasi darurat, perilaku prososial akan dilakukan hanya jika orang tersebut mengambil tanggung jawab untuk menolong. Apabila tidak muncul asumsi ini, maka korban akan dibiarkan saja, tanpa memberikan pertolongan. Baumeister dkk. menemukan ketika tanggung jawab tidak jelas, orang cenderung mengasumsikan bahwa siapa pun dengan peran pemimpin seharusnya bertanggung jawab.
e. Mengambil keputusan untuk menolong. Meskipun sudah sampai ke tahap dimana individu merasa bertanggung jawab member pertolongan pada korban, masih ada kemungkinan ia memutuskan tidak member pertolongan. Berbagai kekhawatiran bisa timbul yang menghambat terlaksananya pemberian pertolongan Pertolongan pada tahap akhir ini dapat dihambat oleh rasa takut (sering kali merupakan rasa takut yang realistis) terhadap adanya konsekuensi negatif yang potensial .

Terdapat beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial, yaitu;

a. Self-gain: harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan.
b. Personal values and norms: adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik.
c. Empathy: kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain.

Senin, 21 Maret 2011

bencana tsunami di jepang dan dampak-dampaknya dengan kajian psikologi (Post traumatic stress disorder).

KOMPAS , Sabtu, 19 Maret 2011 | 19:35 WIB

Krisis nuklir acapkali menimbulkan ketakutan. Saat bom atom pertama diciptakan, hingga nuklir ditemukan, manusia berada dalam ketakutan yang konstan. Ini yang dulu dikatakan oleh filsuf Hans Jonas sebagai “heuristik ketakutan”.
Demikian Junanto Herdiawan, warga Indonesia yang bermukim di Toyo, menuliskan pengalamannya di media sosial Kompasiana. Berikut laporan selengkapnya...
Saat krisis reaktor nuklir Fukushima 1 terjadi, saya juga dirambati oleh rasa takut itu. Jarak reaktor nuklir Fukushima dengan Tokyo hanya sekitar 200km. Dalam pikiran saya, sekiranya terjadi hal terburuk, kota Tokyo akan diterjang radiasi nuklir dalam hitungan jam. Makin hari, krisis juga terlihat makin tereskalasi, dan seolah tak terkendali. Berbagai ledakan dan lepasan radioaktif terus berlangsung.
Di sisi lain, media massa terus menerus memberitakan suasana yang mencekam. Saat dikatakan radiasi telah mencapai kota Tokyo, saya makin dilingkupi rasa takut. Keluarga di rumah, anak-anak yang masih kecil, dan terutama dampak radiasi yang mengerikan, menjadi alasan saya untuk takut. Belum lagi ditambah puluhan telpon dan sms dari kerabat di tanah air, yang pesannya sama, “Pulang sekarang juga, keadaan makin bahaya!!”






Post Traumatic Stress Disorder (Gangguan Stres Pascatrauma)


DEFINISI

Psikiater dari Jakarta, Roan, menyatakan bahwa trauma berarti cidera, kerusakan jaringan, luka atau shock. Sementara trauma psikis dalam psikologi diartikan sebagai kecemasan hebat dan mendadak akibat peristiwa dilingkungan seseorang yang melampaui batas kemampuannya untuk bertahan, mengatasi atau menghindar (Roan: 2003).
PTSD merupakan sindrom kecemasan, labilitas otonomik, ketidakrentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang amat pedih itu setelah stress fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa (Kaplan: 1997).


PENGOBATAN

Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan. Pengobatan memerlukan psikoterapi (termasuk terapi kontak) dan terapi obat. Karena sering kegelisahan hebat yang dihubungkan dengan kenangan yang menggoncangkan jiwa, psikoterapi mendukung memainkan tugas yang teramat penting pada pengobatan. Ahli terapi secara terbuka berempati dan bersimpati dalam mengenal rasa sakit psikologis. Ahli terapi menenteramkan orang bahwa respon mereka nyata tetapi menganjurkan mereka menghadapi kenangan mereka (sebagai bentuk terapi kontak). Mereka juga diajar cara untuk kegelisahan kontrol, yang menolong memodulasi dan mengintegrasikan kenangan menyiksa ke dalam kepribadian mereka.
Psikoterapi insight-oriented bisa membantu orang yang merasa merasa bersalah memahami mengapa mereka menghukum diri mereka sendiri dan membantu menghilangkan perasaan bersalah.


DAMPAKNYA DARI MUSIBAH TERSEBUT

Manusia tersebut berada dalam ketakutan yang hebat dan dahsyat dan selalu di cemaskan atau ditakutkan atau lebih sering dikenal seseorang tersebut bisa trauma karna kejadian tersebut , ia juga mungkin bingung dan bisa-bisa terkena PTSD atau sering biasanya disebut dengan sindrom kecemasan, labilitas otonomik, ketidakrentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang amat pedih itu setelah stress fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa . Sementara trauma psikis dalam psikologi diartikan sebagai kecemasan hebat dan mendadak akibat peristiwa dilingkungan seseorang yang melampaui batas kemampuannya untuk bertahan, mengatasi atau menghindar .
Biasanya Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan. Pengobatan memerlukan psikoterapi (termasuk terapi kontak) dan terapi obat. Karena sering kegelisahan hebat yang dihubungkan dengan kenangan yang menggoncangkan jiwa, psikoterapi mendukung memainkan tugas yang teramat penting pada pengobatan. Ada dua macam terapi pengobatan yang dapat dilakukan penderita PTSD, yaitu dengan menggunakan farmakoterapi dan psikoterapi. Pengobatan farmakoterapi dapat berupa terapi obat hanya dalam hal kelanjutan pengobatan pasien yang sudah dikenal. Dalam cognitive therapy, terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang tidak rasional yang mengganggu emosi dan mengganggu kegiatan -kegiatan kita.



DAFTAR PUSTAKA

Yurika Fauzia Wardhani & Weny Lestari, “Gangguan Stres Pasca Trauma pada Korban BENCANA ALAM DAN SEKITARNYA”.
W. Roan, “Melupakan Kenangan Menghapus Trauma” dalam Intisari, Desember 2003,

HASNI YULIANTI
13509664
2PA03