Sabtu, 09 April 2011

Cinta dan Perkawinan

Bachty Halomoan S (15509377)
Fadil Wahyu Adhitama (15509192)
Fryanto (15509865)
Hasni Yulianti (13509664)
Riefa Amanda Putri (10509254)
Kelas : 2PA03
Fakultas/Jurusan : Psikologi/S1 – Psikologi
Universitas : Gunadarma

Definisi Cinta
Cinta, satu kata yang memiliki ribuan makna. Manusia memiliki ketertarikan sendiri dalam merasakan, menggambarkan dan memaknai arti kata ini. Banyak ilmuwan tertarik dan berupaya membahas secara mendalam akan makna yang terkandung dibalik kata cinta dari berbagai aspek kajian keilmuwan, social, kesehatan, ilmu agama bahkan ilmu alam. Begitu pula dengan para psikolog dan ilmuwan psikologi. Mereka melakukan berbagai penelitian, membentuk konsep-konsep untuk menjelaskan akan arti cinta dari sudut pandang psikologis. Diantara banyaknya jumlah ilmuwan psikologi yang membahas mengenai cinta, penulis mencoba mengambil beberapa definisi untuk menjelaskan definisi cinta.
Ashley Montagu, seorang Psikolog Amerika memandang cinta sebagai sebuah perasaan memperhatikan, menyayangi, dan menyukai yang mendalam. Biasanya, rasa cinta disertai dengan rasa rindu dan hasrat terhadap objek yang dicintai.
Elain dan William Walsten lebih menekankan suatu keterlibatan individu yang mendalam saat mendefinisikan cinta. Keterlibatan diasosiasikan dengan timbulnya rangsangan fisiologis yang kuat dan diiringi dengan perasaan mendambakan pasangan dan keinginan untuk memuaskannya.
Menurut Robert Sternberg, cinta adalah sebuah kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. (Tambunan, 2001) menurutnya, kisah tersebut telah ada pada manusia dan proses pembentukkannya terbentuk melalui pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini pula yang akan membentuk bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam suatu pola hubungan.
Scott Peck yang sepanjang karirnya dalam psikologi berusaha menghasilkan karya dan menjelajahi definisi cinta dan kejahatan menggambarkan cinta sebagai kombinasi dari “perhatian akan perkembangan spiritual orang lain“ serta narcisisme biasa. Berbeda dengan psikolog dan ilmuwan psikologi lainnya, Erich Fromm menekankan cinta sebenarnya pada cinta yang dewasa.Cinta yang dewasa adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain ; cinta membuat dirinya mengatasi perasaan isolasi dan keterpisahan, namun tetap memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri, mempertahankan integritasnya.
Teori Cinta
Dari banyaknya definisi mengenai cinta yang diungkapkan para ilmuwan, penulis tertarik dengan ide-ide yang diungkapkan oleh Erich Fromm dan Robert Sternberg. Keduanya mencoba menjelaskan cinta dari sudut pandang masing-masing. Fromm memulai pembahasan mengenai cinta dengan terlebih dahulu membahas mengenai manusia dan eksistensinya. Sementara itu, setelah mendefinisikan cinta sebagai suatu kisah, Sternberg mencoba menjelaskan suatu teori yang disebut segitiga cinta.
Fromm memandang manusia sebagai makhluk yang sadar akan dirinya, mempunyai kesadaran tentang dirinya, sesama, masa lalu, kemungkinan masa depannya dan kesadaran akan eksistensinya sebagai sesuatu yang terpisah. Sadar akan keterpisahan ini merupakan faktor utama munculnya kegelisahan, kecemasan dan dapat menjadi pintu gerbang menuju gangguan kejiwaan. Karenanya, dalam buku The Art Of Loving, Fromm menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang paling dalam adalah kebutuhan untuk mengatasi keterpisahannya dan meninggalkan penjara kesendiriannya. Kegagalan untuk mengatasi keterpisahan ini yang akan menyebabkan gangguan kejiwaan.
Banyak cara dilakukan untuk mengatasi keterpisahan pada tiap individu. Fromm mengungkapkan idenya mengenai cinta sebagai jawaban dari masalah eksistensi manusia. Dalam cinta, terdapat jawaban utuh yang terletak pada pencapaian penyatuan antar pribadi dan peleburan dengan pribadi lain. Hasrat akan peleburan antar pribadi ini yang paling kuat pengaruhnya dalam diri manusia. Inilah kerinduan mendasar, kekuatan yang menjaga ras manusia, keluarga dan masyarakat untuk selalu bersama.
Terdapat dua jenis cinta menurut Formm, cinta penyatuan simbiosis dan cinta yang dewasa. Penjelasannya yaitu :
© Penyatuan Simbiosis, yaitu memiliki pola hubungan antara pasif dan aktif dimana keduanya tidak dapat hidup tanpa yang lain. Bentuk pasif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai ketertundukan (submission), dalam istilah klinis disebut sebagai Masokhisme. Pribadi yang Masokhisme keluar dari perasaan isolasi dan keterpisahan yang tak tertahankan dengan menjadikan dirinya bagian dan bingkisan pribadi lain yang mengatur, menuntun dan melindungi dirinya. Bentuk aktif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai dominasi (domination), dalam klinis disebut sebagai sadisme. Pribadi yang sadistis ingin keluar dari kesendiriannya dengan membuat pribadi lain menjadi bagian dan bingkisan dirinya.
© Cinta yang dewasa, adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain.
Dalam mengatasi keterpisahan pada manusia, hanya cinta yang dewasa yang dapat dijadikan jawaban terbaik. Karakter aktif dari cinta yang dewasa ditunjukkan dengan hasrat untuk memberi daripada menerima. Arti kata memberi disini yaitu perwujudan paling nyata dari potensi diri. Dalam setiap tindakan memberi, individu akan merasakan kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan atas dirinya sehingga memberi akan lebih membahagiakan daripada menerima. Sehingga manusia tidak akan memberi untuk menerima. Tetapi dalam batasan memberi yang sesungguhnya. Memberi yang sesungguhnya akan membuat orang lain menjadi pemberi.
Selain tindakan memberi, karakter aktif dari cinta terlihat jelas dalam kenyataan bahwa cinta selalu mengimplikasikan unsur-unsur dasar tertentu. Unsur-unsur dasar dari cinta yaitu Perhatian (Care), Tanggungjawab (Responsibility), Rasa Hormat (Respect) dan Pengetahuan (Knowledge). Fromm (Fromm, 2005) menjabarkannya sebagai berikut :
© Perhatian (Care)
Cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa yang kita cintai. Implikasi dari cinta yang berupa perhatian terlihat jelas dari perhatian tulus seorang ibu kepada anaknya.
© Tanggungjawab (Responsibility)
Tanggungjawab dalam arti sesungguhnya adalah suatu tindakan yang sepenuhnya bersifat sukarela. Bertanggungjawab berarti mampu dan siap menganggapi.
© Rasa Hormat (Respect)
Rasa hormat bukan merupakan perasaan takut dan terpesona. Bila menelusuri dari akar kata (Respicere = melihat), rasa hormat merupakan kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, menyadari individualitasnya yang unik. Rasa hormat berarti kepedulian bahwa seseorang perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya.
© Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan yang menjadi satu aspek dari cinta adalah pengetahuan yang tidak bersifat eksternal, tetapi menembus hingga ke intinya. Perhatian, tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan mempunyai keterkaitan satu sama lain. Semuanya merupakan sindrom sikap yang terdapat dalam pribadi yang dewasa, yaitu dalam pribadi yang mengembangkan potensi dirinya secara produktif. Berbeda dengan Fromm yang menekankan mengenai sebab, akibat dan aspek-aspek yang menimbulkan cinta dalam penjelasan teori cintanya, Sternberg lebih menekankan pada penjelasan mengenai komponen pembentuk cinta dan beragam jenis cinta yang dihasilkan dari kombinasi tiap komponen.
Teori mengenai komponen cinta disebut pula sebagai teori segitiga cinta. Segitiga cinta mengandung 3 komponen sebagai berikut:

© Keintiman (Intimacy)
Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan.
© Gairah (Passion)
Gairah adalah elemen motivasional yang disadari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.
© Komitmen
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. (Tambunan, 2001).
Kombinasi dari ketiga komponen cinta ini dapat membentuk 8 pola hubungan cinta sebagai berikut :
© Liking (Suka)
Seseorang yang hanya mengalami komponen keintiman saja, tanpa adanya gairah dan komitmen
© Infatuated (tergila-gila)
Cinta ini muncul karena adanya hasrat / gairah tanpa disertai keintiman dan komitmen.
© Empty Love.
Cinta ini berasal dari adanya komitmen pada individu tanpa adanya hasrat dan keintiman.
© Romantic Love
Cinta ini muncul dari kombinasi antara keintiman dan hasrat tapi tanpa disertai oleh komitmen.
© Companionate Love
Cinta ini muncul dari kombinasi antara keintiman dan komitmen. Biasanya cinta ini muncul dalam persahabatan yang mana tidak melibatkan hasrat.
© Fatuous Love
Cinta ini muncul dari kombinasi hasrat dan komitmen tanpa adanya keintiman.
© Non Love
Ketiga komponen cinta tidak ada pada pola cinta ini. Pola ini biasanya muncul dalam hubungan dengan sekitar yang tidak menetap.
© Consummate Love
Cinta ini muncul dari kombinasi ketiga komponen cinta (keintiman, hasrat dan komitmen). Cinta ini disebut juga sebagai cinta yang utuh. (Popsy, 2007)

Hubungan Perkawinan
Kualitas hubungan pernikahan sekarang telah menjadi lebih penting daripada keabadian nya. Pada bagian, ini mencerminkan kepercayaan yang tumbuh di antara Amerika bahwa kebahagiaan pribadi adalah hak bukan suatu kemewahan. Akibatnya, pasangan cenderung mengharapkan lebih dari pernikahan mereka daripada di masa lalu dan lebih mungkin untuk mengakhiri pernikahan tidak bahagia dari orangtua mereka. Hal ini menyebabkan beberapa pasangan untuk merumuskan expecttations mereka dan klaim pada satu sama lain dalam kontrak perkawinan dan untuk negotiace perbedaan mereka dengan mata ke arah memaksimalkan kebahagiaan bersama.

Komunikasi dan konflik
Salah satu daerah yang paling penting dari penyesuaian perkawinan adalah belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan pasangan Anda.
Bagaimana memiliki anak?
Sampai saat ini, pasangan yang sudah menikah diharapkan untuk memiliki anak. Namun dalam dekade terakhir pilihan untuk tidak memiliki anak telah menjadi lebih dapat diterima. Umumnya, pasangan akan menunda memiliki anak sampai mereka membuat penundaan final
Perubahan dengan lamanya pernikahan
Hal ini tidak jarang terdengar pasangan yang sudah menikah mengatakan bahwa pernikahan kami saat ini berbeda daripada sepuluh atau lima belas tahun yang lalu. Beberapa pasangan merasa mereka telah tumbuh lebih dekat bersama, sementara yang lain merasa bahwa mereka telah terpisah. Tapi hanya sedikit akan menyangkal bahwa pernikahan mereka telah berubah dengan tahun-tahun.


Sex dalam pernikahan
Sebuah pertengkaran kadang-kadang mungkin berakhir di kamar tidur. Untuk ada hubungan positif yang kuat antara kepuasan pasangan dalam pernikahan mereka dan kehidupan seksual mereka. Rasanya mustahil untuk mengatakan mana yang mempengaruhi lebih lainnya. Bahkan, setiap aspek dari pernikahan adalah sama efektif dalam memprediksi sepuluh tahun lain kemudian.
Perceraian
Perceraian biasanya merupakan krisis yang kompleks, karena beberapa hal yang terjadi pada suatu waktu. Bohannan (1975) telah mengidentifikasi enam dari percobaan yang tumpang tindih umum untuk pengalaman hampir everyones perceraian, meskipun mereka mungkin terjadi dalam urutan yang berbeda dan dengan intensitas yang berbeda torsi untuk torsi.
perceraian emosional yang paling mungkin terjadi terlebih dahulu. Para mitra cenderung menarik diri secara emosional dari satu sama lain, atau untuk hidup bersama berdampingan dengan banyak antagonisme. Perang dingin suasana perceraian emosional sering lebih merusak pada anak-anak dari phsycal. hukum perceraian yang mengikuti.
Beberapa studi menunjukkan bahwa anak-anak dari perceraian mungkin menderita kecemasan kurang dan ketidakmampuan menyesuaikan diri daripada mereka yang dibesarkan di rumah tangga dengan pernikahan utuh tetapi konflik.

Sumber :
Sarlito W. Sarwono & Eko A. Meinarno.2009. Psikologi Sosial. Depok: Salemba Humanika
Fromm, Erich. 2005. The Art Of Loving. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Chaplin.J.P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi. PT. RajaGrafindo Persada.,Jakarta
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Kanisius. Yogyakarta.

Sabtu, 02 April 2011

TES MMPI & 16 PF

MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY
(MMPI)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

Minnesota asli Multifase Personality Inventory (MMPI) diterbitkan pada tahun 1940 dan versi revisi kedua MMPI-2-diterbitkan pada tahun 1989. It is the most widely used psychometric test for measuring adult psychopathology in the world. Ini adalah tes psikometri yang paling banyak digunakan untuk mengukur psikopatologi dewasa di dunia. The MMPI-2 is used in mental health, medical and employment settings. The MMPI-2 digunakan dalam pengaturan kesehatan, medis dan kerja mental.
Para penulis asli dari MMPI adalah R. Starke Hathaway , PhD, dan JC McKinley , MD. MMPI merupakan hak cipta dari University of Minnesota. MMPI dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota sebagai tes kepribadian yang komprehensif dan serius yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan. Direvisi pada tahun 1989 sebagai MMPI-2 dan versi untuk remaja dikembangkan (MMPI-A). Ada juga versi singkat (MMPI-3).
Pengembangan awal MMPI dimulai pada 1939 di Universitas of Minnesota oleh dua orang penulisnya. Mereka menginginkan sebuahinstrumen yang dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mengakses pasien-pasien dewasa selama pekerjaan psikiatrik rutin dan yang dpaat menentukan dengan kuat tingkat keparahan gangguan mereka. Disamping itu, Hatchway dan McKinley tertarik untuk mengembangkan sebuah estimasi objektif tentang perubahan yang dihasilkan oleh psikoterapi atau dalam variable-variabel lain dalam kehidupan pasien. Pendekatan terpenting selama pengonstruksian MMPI adalah empirical criterion keying. Hal ini mengacu pada pengembangan, pemilihan, dan penskoran beberapa item dalam skala berdasarkan criterion acuan eksternal tertentu. Sebagai contoh, seorang konstruktor tes mungkin percaya bahwa sebuah item seperti “kadang-kadang sayamerasa nyaris mustahil bias bangun dipagi hari’ adalah pernyataan yang secara teoritis cukup baik untuk digunakan dalam mengakses depresi. Akan tetapi jika sebuah sempel populasi dari pasien-pasien depresi tidak memberikan respon yang berbeda disbanding kelompok normatif, maka item itu tidak akan dimasukan.
Revisi besar pertama dari MMPI adalah MMPI-2, yang standar pada sampel nasional baru orang dewasa di Amerika Serikat dan dirilis pada tahun 1989. Hal ini sesuai untuk digunakan dengan 18 orang dewasa dan lebih. revisi berikutnya dari elemen uji tertentu telah diterbitkan, dan berbagai macam sub-skala juga diperkenalkan selama bertahun-tahun untuk membantu dokter menginterpretasikan hasil skala klinis asli, yang telah ditemukan mengandung faktor umum yang membuat interpretasi dari nilai pada skala klinis sulit. MMPI saat-2 memiliki 567 item, semua format benar atau palsu, dan biasanya memakan waktu antara 1 dan 2 jam untuk menyelesaikan, tergantung pada tingkat membaca. Ada formulir yang digunakan jarang disingkat uji yang terdiri dari MMPI 2-pertama yang 370 item. Versi yang lebih pendek telah terutama digunakan dalam keadaan yang belum memungkinkan versi lengkap akan selesai (misalnya, penyakit atau tekanan waktu), tetapi skor yang tersedia pada versi pendek tidak begitu luas seperti yang tersedia dalam versi 567-item. A dan psychometrically meningkatkan versi baru-MMPI 2 baru-baru ini dikembangkan menggunakan metode statistik yang ketat yang digunakan untuk mengembangkan Timbangan RC tahun 2003. Bentuk MMPI-2 direstrukturisasi baru (MMPI-2-RF) kini telah dirilis oleh Pearson Penilaian. MMPI-2-RF menghasilkan nilai pada teori grounded, hirarkis terstruktur set timbangan, termasuk Timbangan RC. Metode modern yang digunakan untuk mengembangkan MMPI-2-RF tidak tersedia pada saat MMPI pada awalnya dikembangkan. MMPI-2-RF dibangun di atas fondasi Scales RC, yang telah secara ekstensif diteliti sejak publikasi mereka pada tahun 2003. Publikasi di-2-RC Scales MMPI meliputi bab buku, beberapa artikel yang dipublikasikan dalam peer-review jurnal, dan alamat penggunaan skala dalam berbagai pengaturan 2-RF skala istirahat-MMPI pada asumsi bahwa psikopatologi adalah suatu kondisi homogen yang aditif.
Uji pengembang Hathaway dan McKinley menggunakan teknik uji konstruksi empiris untuk mengembangkan MMPI. This involved basing the test scales (for example the hypochondriasis scale) on the actual test items that differentiate people with hypochondriasis from 'normals'. Ini melibatkan mendasarkan skala uji (misalnya skala hypochondriasis) pada item tes yang sebenarnya yang membedakan orang dengan hypochondriasis dari 'normals'. Often, the questions that do this most reliably are not concerned with health issues as such. Seringkali, pertanyaan yang melakukan hal ini paling andal tidak peduli dengan masalah kesehatan seperti itu. This has two advantages. Ini memiliki dua keuntungan. First, it makes it very difficult for subjects to 'fake' responses, deny problems or give a particular impression. Second, the MMPI-2 is based on empirical research and not on a clinician's assumptions about what answers indicate particular personality traits. Pertama, itu membuat sangat sulit untuk mata pelajaran untuk 'palsu' respon, menyangkal masalah atau memberi kesan tertentu,. Kedua di-MMPI 2 didasarkan pada penelitian empiris dan bukan pada klinisi asumsi tentang apa jawaban menunjukkan ciri kepribadian tertentu.
Data dari MMPI-2 penilaian sangat berguna dalam pengaturan kesehatan kerja dalam presentasi kompleks dimana keraguan tentang apa yang benar-benar salah dengan pasien ada. Sebagai contoh, MMPI-2 biasanya harus bisa mendeteksi secara tidak sadar atau sadar somatizing berpura-pura sakit pada pasien. MMPI 2 juga dapat digunakan untuk menilai stabilitas psikologis pada pekerja di berisiko tinggi 'profesi' seperti pilot pesawat, polisi atau pekerja dalam industri tenaga nuklir.
Salah satu kelemahan dari MMPI-2 untuk dokter kesehatan kerja adalah bahwa MMPI-2 adalah berlisensi tes ketat dan hanya dapat dibeli, dikelola dan diinterpretasikan oleh seorang psikolog klinis yang berpengalaman sesuai atau psikiater. Karena itu, harus dianggap sebagai penyelidikan diagnostik kompleks untuk digunakan relatif jarang terjadi. Dibutuhkan kebanyakan orang antara 1 jam dan 90 menit untuk menyelesaikan-MMPI-2.

SKALA
MMPI yang asli memiliki 13 skala standar, tiga diantaranya berhubungan dengan validitas dan sepuluh lainnya berhubungan dengan indeks-indeks klinisi atau kepribadian. MMPI-2 dan MMPI-A yang lebih baru mempertahankan kesepuluh skala klinis/kepribadian maupun tiga skala validitas lainnya.









Skala Nama Singkatan Nomor Skala Jumlah Item
Validitas Cannot say ?
Variable response inconsistency VRIN 98
True response inconsistency TRIN 40
Infrequency F 60
Black-F Fb 40
Infrequency- psychopathology Fp 27
Fake bad scale FBS
Lie L 15
Correction K 30
Superlative Self Presentation S 50
Klinis (skala dasar) Hypochondriasis Hs 1 32
Depression D 2 57
Hysteria Hy 3 60
Psychopathic deviate Pd 4 50
Masculinity-feminity Mf 5 56
Paranoia Pa 6 40
Psychasthenia Pt 7 48
Schizophrenia Sc 8 78
Hypomania Ma 9 46
Social introversion Si 0 69
Isi Anxiety (kecemasan) ANX 23
Fears (ketakutan) FRS 23
Obsessiveness OBS 16
Depression DPS 33
Health concern HEA 36
Bezaare mentation BIZ 23
Anger ANG 16
Cynicism CYN 23
Antisocial practices ASP 12
Type A TPA 19
Low self-esteem LSE 24
Social discomfort SOD 24
Family problem FAM 23
Work inference WRK 33
Negative treatment indicator TRT 26

• SKALA VALIDITAS
MMPI adalah salah satu tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah responden menjawab dengan cara yang akan membuat hasil-hasilnya secara kesleuruhan tidak valid.
• Skala “?” atau Cannot Say (SC)
Skala ? (disingkat ? atau CS) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekedar merepresentasikan jumlah item yang dibiarkan tidak terjawab pada lembar profil. Kegunaan mencatat jumlah pertanyaan yang tidak terjawab adalah memberikan salah satu dari beberapa indeks validitas sebuah protocol. Jika 30 item atau lebih dibiarkan tidak terjawab, protocol itu kemungkinan besar tidak valid dan tidak ada interpretasi lebih jauh yang perlu diupayakan. Hal ini semata-mata karena jumlah item yang telah direspon tidak cukup, yang berarti informasi yang tersedia untuk menskor skala kurang. Jadi, hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya. Untuk meminimalkan jumlah respon cannot say, klient seharusnya di dorong untuk menjawab seluruh pertanyaan.
• Skala VRIN
VRIN terdiri dari pasangan-pasangan pertanyaan terpilih yang diharapkan untuk dijawab secara konsisten jika orang itu mendekati tes dengan cara yang valid. Setiap pasangan item memiliki isi yang mirip atau berlawanan.
• Skala TRIN
Skala ini sama sepperti skala VRIN akan tetapi, hanya pasangan-pasangan dengan isi berlawanan yang di masukan.
• Skala F
Skala ini mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang atipikal dan menyimpang. Item-item dengan skala F MMPI dna MMPI-2 diseleksi berdasrakan dukungan oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistic, mereka merefleksikan cara berfikir yang nonkonvensional. Skor tinggi pada skala F biasanya disertai oleh skor-skor yang tinggi pada banyak skala klinis. Skor tinggi sering dapat digunakan sebagai indicator umum patologi. Seseorang yang mempunyai skor tinggi mugnkin juga “faking bad”, yang bias menginvilidasi protokolnya.


• Skala Fb
Keempat puluh item Fb MMPI-2 dirancang untuk mengidentifikasi cara merespon “fake bad” (pura-pura sakit) untuk 197 item terakhirnya. Tanpa skala Fb, tidak aka nada pengecekan pada validitas beberapa item selanjutnya.
• Skala Fp
Oleh akrena skala F biasanay terelevasi pada pasien-pasien psikiatrik, sering kali sulit untuk membedakan anatar para penyandang psikopatologi sejati dengan mereka yang menyandang sedikit patologi, tetapi berpura-pura sakit.
• Skala FBS
Fake bad scale (FBS) dikembangkan dengan harapan bahwa skala ini akan dapat mendeteksi pihak yang mengajukan tuntutan cedera pribadi yang membesar-besarkan masalahnya . studi-studi lain mengindikasikannya sebagai salah satu skala terbaik MMPI-2 untuk mendeteksi kepura-puraan.
• Skala L
Skala L atau lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien berusaha mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang mendapat skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu perfeksionis dan idealis.
• Skala K
Skala ini dorancang untuk medeteksi klient-klient yang terlalu positif dalam mendeskripsikan dirinya. Jadi, skala ii mempunyai kesamaan dengan skala L. akan tetapi, skala K, lebih subtil dna efektif. Bila hanya individu-individu yang naïf, moralistic dan tidak rumit saja yang akan mendapatkan skor tinggi pada skala L, orang yang lebih cerdas dan pintar secara psikologis mungkin mempunyai skor K yang mungkin sedikit lebih tinggi meskipun mungkin tidak menunjukan elevasi pada skala L.

• Skala S
Skala S dikembangkan dengan harapan bahwa skala bias mengidentifikasikan dengan lebih akurat orang yang berusaha tampak terlalu baik. Kelima puluh item skala S dikembangkan dengan mencatat perbedaan-perbedaan dalam dukungan dalam terhadap item antara orang dalam situasi perkejaan yang cenderung menampilkan dirinya secara ekstrem positif dan sempel respon normative. Jadi, orang yang mendukung beberapa item ini dengan jumlah tinggi menampilkan dirinya sebagai orang yang rukun dengan orang lain, bebas dari masalah psikologi, dan mempunyai keyakinan yang kuat terhadap kebaikan manusia. Skala ini tampaknya tidak efektif dalam mendiskriminasikan antara nonpasien yang diminta menampilkan dirinya secara ekstrem positif dan orang yang diminta untuk merespon secara jujur.

• SKALA KLINIS
• Hypochondriasis (Hs)
Skala 1 awalnya dirancang untuk membedakan penderita hipokondriasis dengan para pasien dengan tipe-tipe psikiatrik lainnya. Meskipun skla itu dapat menunjukan diagnosis hipokondriasis, namun skala itu paling berguna sebagai sebuah skala untuk mengindikasikan berbagai macam karakteristik kepribadian, tetapi belum tentu konsisten dengan diagnostic untuk hipokondriasis.
• Depression
Kelima puluh tujuh item skala dua berhubungan dnegan brooding, kelmabanan fisik, perasaan depresi yang subjektif, apati mental, dan malfungsi fisik.skor tinggi mungkin mengindikasikan berbagai kesulitan disalahsatu bidang atau lebih. Orang yang mendapat skor tinggi pada skala 2 biasanay dideskripsikan sebagai orang yang uska mengkritik dirinya, menarik diri, suka menyendiri, pendiam dan retiring (mengundurkan diri).

• Hysteria
Dirancang untuk mengindikasikan psien-pasien yang telah mengembangkan gangguan-gangguan atua motorik-motorik yang berbasis psikogenetik. Fitur penting orang yang mempunyai skor tinggi pada skala ini adalah mereka secara stimulan melaporkan keluhan-keluhan fisik tertentu, tetapi juga menggunakan gaya pengingkaran dimana mereka mungkin mengekspresikan optimism secara berlebih-lebihan.
• Psychopathic deviant
Skala ini untuk mengetes tingkat penyesuaian social seseorang secraa umum. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan bidang-bidang seperti derajat pengasingan diri dari keluarga, kedap social, masalah dengan sekolah dan figure otoritas, dan pengasiangan dari diri sendiri dan masyarakat.
• Masculinity-feminity
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi laki-laki yang mengalami maslaah dnegan perasaan homoseksual dan kebingungan identitas gender. Akan tetapi, upaya ini kurang berhasil karena skor yang tinggi tampaknya tidak mempunyai kaitan yang jelas dengan preferensi seksual.
• Paranoia
Untuk mengidentifikasi orang dengan kondisi atau keadaan paranoid. Ia mengukur derajat sensitifitas interpersonal, kebijakan-diri, dankecurigaan seseorang. Elevasi ringan pada skala 6 menunjukan bahwa orang itu emosional, berhati lembut, dan mengalami sensitivitas interpersonal. Bila elevasi lebih tinggi, kecurigaan dan sensitifitas seseorang menjadi lebih ekstrim dan konsisten dalam proses-proses psikotik.


• Psychasthenia
Keempat puluh delapan item pada skala 7 awalnya dirancnag untuk mengukur sindroma psikastenia.
• Schizophrenia
Skala ini dirancnag untuk mengidentifikasi orang yang mengalam kondisi skizofrenik atau mirip. Tujuan ini sebagian berhasil dalam arti bahwa diagnosis skizofrenia muncul sebagai sebuah kemungkinana dalam kasus ornag yang mendapat skor ekstreem tinggi. Akan tetapi, bahkan orang yang mendapat skor cukupo tinggipun belumtentu memenuhi criteria skizoprenia.
• Hypomania
Keempat puluh enam item pada skala 9 awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasikan ornag yang mengalami gejala-gejala hipomanik. Gejala-gejala ini mungkin mencakup periode-periode siklis euphoria, iritabilitas yang mengikat, dan aktivitas tidak produktif yang eksesif yang mungkin digunakan sebagai distraksi untuk menghancurkan depresi. Skala ini efektif buakn hanay dalam mengidentifikasi orang dengan kondisis manic tingkat sedang, tetapi juga dalam mengidentififkasi karakteristik kelompok-kelompok bukan pasien.
• Social introversion
Skala ini dikembangkan dari person wahasiswa pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dnegan kontinumintroversi-ekstraversi. Skala ini divalidasi berdasarkan sejauh mana mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan social. Skor yang tinggi menunjukan bawha responden pemalu, mempunyai keterampilan social yang terbatas, merasa tidak nyaman dlaam interaksi sososial, dan menarik diri dari banyak situasi interpersonal.


• RELIABILITAS & VALIDITAS

Studi-studi reliabilitas MMPI orisinal itu menunjukan bahwa MMPI itu mempunyai tingkat stabilitas temporal dan konsistensi internal yang sedang-sedang saja. Hunsley, Hanson dan Parker (1988) melakukan sebuah meta-analisis terhadap studi-studi yang dilakukan terhadap MMPI antara tahun 1970 dan 1981 dan menyimpulakan “semua MMPI cukup reliable, yang nilai-nilainya berkisar mulai serendah 0,71 (sakala Ma) sampai setinggi0,84 (skala Pt).
Skala validitas ini dalam MMPI-2 RF adalah revisi kecil dari mereka yang terdapat dalam MMPI-2, yang meliputi tiga jenis dasar dari langkah-langkah validitas: orang-orang yang dirancang untuk mendeteksi non-merespons atau tidak konsisten menanggapi (SSP, VRIN, Trin), yang dirancang untuk mendeteksi ketika klien atas pelaporan atau melebih-lebihkan prevalensi atau keparahan gejala psikologis (F, Fb, Fp, FBS), dan yang dirancang untuk mendeteksi apabila tes-taker berada di bawah-pelaporan atau mengecilkan gejala psikologis (L, K) ). Sebuah tambahan baru dengan skala validitas untuk MMPI-2 RF mencakup atas pelaporan skala skala gejala somatik (Fs).

Singkatan Dalam versi baru Deskripsi Menilai
CNS 1 1 "Tidak bisa Katakanlah" Pertanyaan belum terjawab
L 1 1 Berbohong Klien "berpura-pura baik"
F 1 1 Kejarangan Klien "berpura-pura buruk" (dalam paruh pertama uji)
K K 1 1 Defensif Penolakan / menghindar
Fb Fb 2 2 Kembali F Klien "berpura-pura buruk" (dalam setengah terakhir uji)
VRIN VRIN 2 2 Variabel Respon Inkonsistensi pasangan menjawab pertanyaan serupa / berlawanan tidak konsisten
TRIN 2 2 Respon Benar Inkonsistensi menjawab pertanyaan semua benar / semua palsu
FK 2 2 F minus K kejujuran tanggapan uji / tidak berpura-pura baik atau buruk
S 2 2 Superlative Self-Presentation Superlatif Self-Presentasi meningkatkan pada skala K, "muncul terlalu baik"
Fp 2 2 F-Psychopathology penyajian dalam setting klinis
Fs Fs 2 RF 2 RF Jarang somatik Respon Overreporting gejala somatik

• ADMINISTRASI
MMPI-2 dapat diadministrasikan pada orang yang berumur 16 thun keatas dengan tingkat kemampuan membaca kelas delapan (kelas 2-SMP) tetapi norma-norma remaja perlu digunakan. Akan tetapi opsi yang lebih baik untuk individu yang berumur antara 14 dan 18 tahun adalah dengan meminta mereka mengerjakan MMPI-A. Secara khusus, examiner seharusnya menjelaskan kepada klient alas an pengetesan dan bagaimana hasilnya akan digunakan.mungkin juga perlu dikemukakan bahwa tes itu dirancang untuk menentukan apakah seseorang menampilakn dirinya sendiri dengan cara yang positif, tetapi tidak realistis atau menunjukan gangguannya secara berlebih-lebihan. Jadi strategi yang terbaik adalah meminta examinee untuk sejujur dna sejelas mungkin. Terakhir, mungkin perlu diklarifikasikan bahwa sebagian, atau bahkan banyak , pertanyyannya mungkin tampak agar tidak biasa.
MMPI-2 dan MMPI-A hanya mempunyai boolet form, meskipun mereka tersedia dengan softcover atau hardcover. Penyelesaian 370 item yang pertama pada MMPI-2 dan 350 item pertama pada MMPI-A memungkinkan untuk penskoran beberapa skala validitas dasar skala klinis standar. 197 item terakhir MMMPI-2 dan 128 item terakhir MMPI-A digunakan untuk menskor skala-skala suplementer dan skala isi yang berbeda. Pengadministrasian computer online tersedia melalui national computer systems. Untuk orang yang mempunyai kesulitan khusus, sebuah form/ bentuk individual (box) dan sebuah bentuk rekaman suara telah dikembangkan.
Panjangnya MMPI yang kadang-kadang menjadi penghalang itu telah mendorong perkembangan banyak bentuk pendek. Akan tetapi kebanyakan belum ditemukan cukup reliable atau valid. Salah satu bentuk singkat yang bsia diterima adalah mengadministrasikan semua item yang diperlukan untuk menskor skala-skala validitas dasar dan skala-skala klinis standar saja (misalnya, 370 item pertama MMPI-2 atau 350 item pertama MMPI-A). dua opsi lainnya adalah menggunakan ke-388 item MMPI-2 Restructured form atau administrasi yang diadptasikan untuk computer.

• PROSEDUR INTERPRETASI
Delapan langkah dibawah ini direkomendasikan untuk menginterpretasi profil-profil MMPI-2 dan MMPI-A. Langkah-langkah ini seharusnya diikuti dengan pengetahuan dan kesadaran tentang implikasi umur, budaya, tingkat intelektual, pendidikan, tingkat fungsi maupun alas an, motivasi, maupun konteks assessment. Sementara itu, melihat konfigurasi tes secara keseluruhan (langkah 4,5 dan 6), klinisi dapat mengelaborasi makna skala-skala yang berbeda dan hubungan di antara skala-skala dengan melihat hipotesis-hipotesis interpretif y6ang berkaitan dengannya.
• Waktu Penyelesaian
Examiner seharusnya mencatat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tes. untuk orang yang sedikit terganggu, yang berumur 16 tahun atau lebih, dengan IQ rata-rata, dan pendidikan kelas delapan, waktu penyelesaian total untuk MMPI-2 seharusnya kira-kira 90 menit. Administrasi computer biasanya 15 sampai 30 menit lebih singkat (60-75 menit secara total). MMPI-A biasanya membutuhkan waktu 60 menit dan dengan komputer biasanya 15 menit lebih singkat (45 menit secara total). Jika dibutuhkan waktu dua jam atau lebih untuk MMPI-2 atau 1,5 jam atau lebih untuk MMPI-A, kemungkinan-kemungkinan dibawah ini harus dipertimbangkan.
• Gangguan psikologis berat, khususnya depresi atau psikosis fungsional berat
• Tidak mampu memutuskan
• IQ dibawah rata-rata atau kemampuan membaca yang buruk akibat latar belakang pendidikan yang tidak kuat
• Hendaya serebral
Akan tetapi, jika examinee menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 60 menit, examiner seharusnya curiga bahwa profil itu tidak valid, ada kepribadian impulsive, atau keduanya.
Catat semua penghapusan jawaban atau titik-titik yang dibuat dengan pensil diatas lembar jawaban. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa orang itu mengerjakan tesnya dengan serius dan mengurangi kemungkinan menjawab secara acak ; penghapusan dalam jumlah banayk mungkin kerefleksikan kecenderungan obsesuf-kompulsif.

• Menskor Jawaban Tesnya dan Membuat Plot Profilnya
Selesaikan penskoran dan buat plot profilnya. Petunjuk khusus untuk menabulasikan skor-skor kasar MMPI-2 dan mengonversikannya menjadi profil tersedia dalam lampiran. Catat skor item-item kritisnya dan catat item-item mana yang menunjukan tren-tren penting. Sering kali membantu jika sampai titik tertentuklinisi itu mereview beberapa item tersebut bersama klient dan mendapatkan berbagai elaborasi. Secara khusus, sanagt esensial untuk menentukan apakah orang itu memahami apa yang ditanyakan oleh itemnya. Selain itu, kadang-kadang membantu jika kita memerikasa lembar-lembar jawabannya dan mencatat pertanyaan-pertanyaan mana yang terlewati, kalau ada. Diskusi dengan klient tentang mengapa ia memilih untuk tidak merespons bias menambah informasi tentang bagaimaan ia berfungsi secara psikologis dan bidang-bidang apa yang emnimbulakan konflik bagi dirinya.

• Mengorganisasikan Skala-skala dan Mengidentifikasi Tipe Kode
Mengembangkan kode-kode rangkuman memberiakn metode cepat untuk mecatat hasil-hasil MMPI-2/MMPI-A. tipe kode dapat ditentukan dengan sekedar melihat dua elevasi skala tertingi. Perlu dicacat bahwa scale 5 n 0 bukan skala-skala yang strict (tepat) klinis, jadi mereka tidak digunakan dalam menentukan tipe kode. Examiner perlu ingat bahwa hanya tipe-tipe kode yang didefinisikan dengan jelas yang dapat diinterpretasikan dengan aman. Sebuah tipe kode yang terdefinisi dengan baikadalah jika skala-skala didalamnya terelevasi diatas 65 dan skala-skala yang digunakan untuk menentukan tipe kodenya 5 poin skor T atau lebih diatas skala-skala tertinggi berikutnya. Profil-profi yang kurang terdefinisi dengan jelas seharusnya diinterpretasi dengan mencatat setiap skala yang terelevasi dan setelah itu mengintegrasikan makna-makna yang didapatkan dari descriptor-deskriptor yang berbeda.

• Menentukan Validitas Profil
Ases validitas profil dengan mencatat pola skala-skala validitasnya. Ada sejumlah indicator yang menunjukan profil-profil yang tidak valid, yang dideskripsikan dibagian berikutnya. Pola-pola dasarnya itu, yakni gaya defensive yang meminimalkan patologi atau pola respons yang tidak konsisten. Disamping itu, klinisi seharusnya mempertimbangkan konteks asesmen untuk menentukan apakah gaya respon yang defensif, fake bad, atau tidak konsisten mendukung apa yang diketahui tentang klient. Secara khusus, seharusnya examiner menentukan kemungkinan bahwa examinee secara potensial mendapatkan hasil tes dengan overreporting atau underreporting psikopatologi.

• Menentukan Tingkat Penyesuaian Secara Umum
Catat jumlah skala yang diatas 65 dan elevasi relative skala0skala tersebut. Sejauh mana F terelevasi juga dapat menjadi indicator yang smepyrna untuk tingkat patologi. Semakin banyak dan elevasi skala-skala ini, semakin besar kemungkinan individu untuk emndapatkan kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab dasarnya dan mengalami ketidaknyamanan social maupun pribadi.

• Mendeskripsikan Gejala, Perilaku, dan Ciri-ciri Kepribadian
Langkah ini merepresentasikan proses inti dalam interpretasi. Elevasi ringan pada skala-skala individual merepresentasikan kecendurangan atau tren dalam kepribadian individu. Interpretasinya harus diperlakukan dengan hati-hati untuk deskriptor-deskriptor yang lebih ekstrem yang di buang atau di parafrasakan untuk merepresentasikan karakteristik-karakteristik yang lebih ringan. Skor-skor dalam rentang ini pada MMPI-A di soroti dengan shading, sehingga menunjukkan zona marginal atau transisional antara normalitas dan patologi. Elevasi di atas 65 pada MMPI-2 dan MMPI-A merupakan karakteristik yang lebih kuat dari individu dan dengan pwningkatan yang secara progresif semakin besar, cenderung merepresentasikan fitur-fitur inti dari fungsi kepribadian. Akan tetapi, mendasarkan interpretasi pada elevasi-elevasi skor T tertentu semata bisa menyesatkan, karena ciri-ciri demografis atau tingkat fungsi seorang klien bisa mengubah interpretasinya. Klinisi perlu mengintrepastiskan keakuratan makna potensial dengan mempertimbangkan buka hanya elevasi-elevasi, tetapi juga variabel-variabel lain yang relevan. Selain itu masing-masing deskripsinya adalah modal. Mereka seharusnya dianggap sebagai kemungkinan interpretasi yang belum tentu berlaku untuk semua orang yang mempunyai skor tertentu. Mereka sekadar hipotesis yang perlu verifikasi lebih lanjut. Poin ini di garis bawahi oleh temuan bahwa kira-kira dalam rentang 40% dari deskriptor-deskriptor yang di hasilkan komputer tidak berlaku pada orang yang diases (Butcher et al., 2000).
Meskipun skor-skor T tidak di berikan untuk kebnyakan interpretasi skala, mereka di masukkan dalam subbagian tentang skala-skala validitas. T validitas dan kadang-kadang skor kasar di masukkan karena ada penelitian ekstensif tentang skor cutoff yang optimal.
Selama proses interpretasi, jangan sekadar mencatat makna masing-masing skala, tetapi juga memriksa pola atau konfigurasi tes secara keseluruhan dan mencatat "puncak-puncak" dan "lembah-lembah" relatifnya. Konfigurasi-konfigurasi yang tipikal mungkin termasuk, misalnya "conversion V" yang merefleksikan kemungkinan gangguan konversi atau elevasi Skala 4 dan 9, yang merefleksikan kemungkinan yang tinggi untuk acting-out behavior. Perlu di catat bahwa semua skala yang lebih dari 65 atau kurang dari 40 sangat penting bagi interpretasi secara keseluruhan. Ketika berusaha memahami makna sebuah profil dengan dua elevasi skala klinis atau lebih, di rekomendasikan bahwa klinisi membaca deskriptor-deskriptor untuk masing-masing skala maupun deskripsi-deskripsi kode 2-poin yang relevan. Juga di rekomendasikan bahwa, ketika membaca tentang elevasi-elevasi pada skala tunggal, klinisi seharusnya membaca makna elevasi-elevasi yang tinggi dan rendah maupun informasi yang lebih umum tentang skala yang relevan. Elaborasi lebih lanjut tentang makna elevasi skala dan tipe kode bisa didapatkan dengan menskor dan menginterpretasi skala-skala isi, Harris-Lingoes dan sub skala Si, skala-skala suplementer, skala-skala klinis yang direstrukturisasi, dan/atau beberapa item kritis. Jika informasi interpretatif tersedia, klinisi dapat memeriksa profil individu bersama persyaratan pertanyaan rujukan, yaitu menentukan deskripsi yang relevan untuk masing-masing bidang ini.
Banyak deskripsi klien yang di fokuskan pada defisit klien. Dengan demikian, klinisi sering berusaha menerjemahkan interpretasi ini ke dalam bahasa sehari-hari yang ramah klien. Untuk membantu ini, pernyataan umpan balik klien yang di peroleh dari Lewak et al. (1990) di masukkan ke dalam deskripsi skala klinis individu. Bahasanya telah di pilih agar terasa empatik, meningkatkan rapport, dan meningkatkan kemungkinan klien untuk tumbuh. Pernyataan-pernyataan itu juga dapat di edit untuk mengembangkan interpretasi yang lebih di fokuskan pada klien untuk di gunakan dalam laporan aktual.

• Memberikan Impresi Diagnostik
Meskipun MMPI orisinil dan MMPI-2/MMPI-A belum berhasil untuk langsung menghasilkan diagnosis, mereka sering menyumbangkan informasi yang cukup banyak, yang relevan untuk formulasi diagnosis. Di bagian tipe-tipe kode, berbagai kemungkinan di diagnosis DSM-IV-TR yang konsisten dengan masing-masing tipe kode telah dimasukkan. Klinisi seharusnya mempertimbangkan ini, bersama informasi tambahan yang tersedia, untuk membantu membuat diagnosis yang akurat. Di bebrapa konteks dan untuk bebrapa tipe pertanyaan rujukan, diagnosis formal akan relevan; tetapi, untuk konteks-konteks dan pertanyaan-pertanyaan rujukan lain, diagnosis formal tidak akan di butuhkan atau tidak akan cocok (misalnya, penyaringan karyawan). Review lebih jauh terhadap berbagai pertimbangan dan pedoman yang di deskripsikan dalam Langkah 6 mungkin berguna dalam mengekstrasi informasi yang relevan untuk diagnosis.

• Mengelaborasi Implikasi dan Rekomendasi Penanganan
Salah satu pelayanan yang paling berharga yang dapat de beri seorang praktisi adalah memprediksi kemungkinan klien untuk mendapatkan manfaat dari interfensi. Hal ini biasanya berarti mengelaborasi kekuatan dan kelemahan seseorang, tingkat defensifnya, kemampuannya untuk membentuk hubungan penanganan, prediksi respons terhadap psikoterapi (catat terutama skala Es [Ego Strength] dan TRT), tendensi antisosial, dan tingkat insight. Banyak di antara informasi ini yang di rangkum di akhir sub bagian tentang elevasi skala dan tipe kode. Jika melaksanakan pekerjaan ekstensif dengan tipe-tipe klien tertentu, klinisi mungkin perlu memperluas pengetahuan yang terkait dengan tipe dan hasil penanganan dengan merujuk pada basis penelitian ekstensif yang tersedia. Responsivitas terhadap penanganan bisa di perluas lagi dengan memberikan saran-saran untuk menyesuaikan intervensi-intervensi spesifik untuk berbagai profil klien dan berbagai tipe permasalahan. Mereview bidang-bidang, pertimbangan, dan pedoman yang di deskripsikan dalam Langkah 6 mungkin berguna dalam mengekstraksi informasi yang relevan dengan rencana penanganan. Sumber lain yang berguna dalam proses ini adalah Use of Psychological Testing for Treatment Planning and Outcome Assesment dari Maruish (1990). Lewak et al. (1990) tidak hanya memberikan saran-saran untuk penanganan, tetapi juga mengikhtisarkan prosedur langkah-langkah untuk mentranslasikan hasil-hasil MMPI-2 menjadi umpan balik yang jelas dan relevan bagi klien. Langkah-langkah ini termasuk isu-isu spesifik untuk latar belakang dan pengalaman hidup awal klien dan saran-saran untuk menolong diri sendiri. Pernyataan-pernyataan ini dapat di gunakan untuk memberikan umpan balik secara ramah pengguna, yang akan cenderung meningkatkan rapport dan mengoptimalkan pertumbuhan klien. Selain itu manual oleh Finn (1996) untuk menggunakan MMPI-2 sebagai intervensi terapeutik.

• BEBERAPA ITEM KRITIS
Salah satu alternatif untuk analisis ini, selain menskor dan menginterpretasi skala-skala aktual, adalah menginterpretasi makna beberapa item yang berdasarkan isinya, tampak berhubungan dengan berbagai bidang psikopatologi (ide bunuh diri depresif, kebingungan mental, dan lain-lain) atau arah item-item ini mungkin merepresentasikan patologi serius, terlepas dari bagaimana orang itu merespons bagian lain inventori. Item-item ini di sebut sebagai pathogonomic items, stop items, atau yang lebih sering critical items. Di asumsikan bahwa arah respons seseorang merepresentasikan contoh perilaku orang itu dan berfungsi seperti sebuah skala pendek yang menunjukkan tingkat fungsi orang itu secara umum. Beberapa item kritis sangat berguna ketika klinisi melihat isi item individual dalam kaitannya dengan tipe-tipe informasi tertentu yang di ungkap oleh item tersebut. Informasi ini bisa di gunakan untuk memandu wawancara lebih lanjut. Akan tetapi, interpretasinya perlu di lakukan dengan hati-hati, karena beberapa item tersebut rawan acquiescing response (respons yang cenderung setuju) (kunci sebagian item-nya ke arah "True") dan faking bad. Mereka seharusnya tidak di anggap sebagai skala, tetapi komunikasi langsung tentang bidang-bidang yang spesifik untuk isi item tersebut. Daftar bebrapa item kritis dapat ditemukan dalam manual MMPI-2 (Butcher et al., 2001); beberapa item ini biasanya diskor oleh program-program dengan bantuan komputer.
Meskipun daftar beberapa item kritis sudah dimasukkan dalam manual MMPI-2 (Butcher et al., 2001), klinisi seharusnya menggunakan daftar ini dengan hati-hati pada remaja. Pertama, remaja normal maupun populasi-populasi klinis remaja secara rata-rata membenarkan beberapa item kriris dua kali lipat lebih banyak di banding orang dewasa normal (Archer & Jacobson, 1993). Di samping itu, remaja normal maupun berbagai populasi klinis membenarkan beberapa item dengan frekuensi yang hampir sama, sehingga menunjukkan bahwa beberapa item itu seharusnya tidak di gunakan untuk membedakan kedua kelompok ini. Hal ini berarti bahwa upaya-upaya empiris untuk mengembangkan daftar beberapa item kritis untuk remaja mungkin mengalami kesulitan. Sebagaimana MMPI/MMPI-2, klinisi seharusnya tidak memperlakukan klaster-klaster item kritis sebagai skala-skala kasar yang akan di interpretasi. Alih-alih, isi item individual seharusnya di gunakan untuk mengembangkan pernyataan-pernyataan wawancara yang spesifik, dan penyimpangan relatif beberapa item ini seharusnya di tangani dengan toleransi yang tepat.




16 PF ( SIXSTEEN PERSONALITY FACTOR QUESTIONAIRE)
SEJARAH ALAT TES
Tes kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 .
Tes kepribadian 16 faktor terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
Bentuk A,B,C,D,E dan F. Bentuk A,B,C,D dapat menggunakan buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk indifidu-indifidu yang mengalami kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca.
16 PF dirancang untuk usia 16 th ke atas. Sedang tes kepribadian yang serumpun dengan ini dan di peruntukkan bagi usia yang lebih muda ialah:
“UR-SR HIGH SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (HSPQ)”, yaitu untuk usia 12- 16 th “ CHILDREN`S PERSONALITY QUESTIONAIRE (CPQ)”, yaitu untuk usia 8-12 th “ EARIY SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (ESPQ)”, yaitu untuk usia 6-8 th.
Manual singkat ini hanya untuk keperluan pelaksanaan tes dan penilayan (scoring). Urayan tentang kepribadian dengan 16 factor ini dan di urayan-urayan statistiknya di berikan di dalam HND BOOK FOR THE 16 PF. Demikian pula dimensi-dimensi psikologis yang berarti yang telah di teliti dengan analisis factor pada orang-orang normal maupun kasus-kasus klinis, di uraikan dalam HND BOOK tersebut. Oleh sebab itu untuk pemakayan tes, di anjurkan untuk melihat lebih lanjut di dalam HND BOOK, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan arti yang lain dan tingkahlaku yang di ramalkannya.
Faktor-faktor kepribadian yang di ukur oleh 16 PF bukan saja unik, tetapi juga benar-benar berdasar pada teori-teori pada umumnya. Dimensi- dimensi kepribadian tersebut secara singkat akan di uraikan di dalam bagian pertama dari manual. Setiap factor di beri abjat dan urayan singkat untuk sekor-sekor yang rendah dan tinggi.
Tentang pelaksanaan tes dan sistim sekoring terdapat pula pada bagian pertama tersebut. Urayan yang lebih lengkap dari masing-masing factor, terdapat di bagian ke dua. Pada pkoknya, ke 16 dimensi atau sekala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Setiap soal didalam tes tersebut untuk satu sekor dan hanya satu factor saja. Dengan demikian tidak terdapat ketergantungan seperti yang ditunjukkan oleh level dari konstruksi sekala tersebut.
Lebih lanjut lagi, secara experimen diperoleh korelasi yang rendah diantara ke 16 sekala tersebut. Tes 16 PF yang di perkenalkan disini adalah bentuk C. Tes ini baik untuk kelompok-kelompok pekerja, kariawan perusahaan, orang dewasa normal, dan orang-orang berpendidikan formal. Untuk kasus klinis di anjurkan untuk memakai tes CLINICAL ANLYSIS QUESTIONAIRE (CAQ) diciptakan oleh penulis yang sama dan di terbitkan oleh IPAT juga.

LANDASAN TEORI DAN ASPEK YANG DIUNGKAP
Sixteen Personality Factors Questionnaire (Sixteen PF)
Berdasarkan riset factorial, Cattell dan rekan-rekan kerjanya telah mengembangkan sejumlah inventori kepribadian, dan yang paling dikenal adalah Sixteen Personality Factor Questionnaire, yang sekaang sudah memasuki edisi kelima (Cattell, Cattell, & Cattell, 1993; Conn & Rieke, 1994; Russell & Karol, 1994). Diterbitkan pertama kali pada tahun 1994, 16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan menghasilkan 16 skor dalam cirri-ciri, seperti keberanian social, dominasi, kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan. Ke-16 faktor ini, yang diidentifikasikan oleh huruf yang sama pada berbagai edisi 16 PF, telah disempurnakan selama bertahun-tahun dan dinamakan kembali, sebagai terminology esoteric yang awalnya digunakan Cattell untuk menamakan cirri-ciri yang umumnya telah dibuang. Contohnya, ekstrem yang melabuhkan dimensi yang sekarang disebut keberanian sosial pertama kali diberi label “Threctia” dan “Parmia”, masing-masing pada sisi malu dan berani.

Kelima edisi 16 PF ini tersedia dalam hanya satu bentuk dan terdiri dari 185 butir soal, yang kebanyakan diseleksi dari bentuk –bentuk kuesioner sebelumnya berdasaran isi dan ciri-ciri psikometris. 16 PF ini telah dinormalkan kembali pada sampel 2.500 individu yang diseleksi untuk kurang-lebih mewakili penduduk AS pada sensus tahun 1990 dalam kaitannya dengan jenis kelamin, ras, distribusi usia, dan pendidikan. Salah satu ciri unik dari 16 PF adalah dimasukkannya 15 butir soal yang disajikan secara berdampingan pada akhir inventori di bawah judul “Pertanyaan-pertanyaan Pemecahan Masalah”, butir soal ini terdiri dari skala penalaran, yang dimaksudkan sebagai ukuran cepat atau kemampuan mental. Di samping itu, kuesionernya sekarang memiliki 3 indeks gaya respon yang dirancang untuk menaksir persetujuan diam-diam, respon acak, dan usaha untuk menampilkan diri sendiri secara tidak realistis sebagai entah memiliki kualitas yang diinginkan entah tidak diinginkan entah tidak diingkan secara sosial.
16 PF mempunyai 5 macam bentuk yaitu A, B, C, D dan E. Tes ini dapat dikenakan untuk mereka yang telah berusia 16 tahun keatas. Bentuk A, B, C, D dirancang untuk mereka yang tingkat membacanya rendah.
Tes Non Proyektif | Tes EPPS |16 PF(sixteen personality factor questionaire (16PF)|MMPI(Minnesota ultiphasic Personality Inventory- Adolescent)|MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) | Papi Kostick | MSDT | NSQ | SOV (study of value)|Sejarah Tes Non Proyektif | Landasan Teori | Material Tes | Penyajian Pengetesan | Tahapan Skoring |Berisikan tentang sejarah,pengertian, teori, teknik-teknik non-proyektif, macam-macam tes non-proyektif, ciri – ciri tes non-proyektif, contoh – contoh mengenaites non-proyektif, kelebihan dan kekurangan tes non-proyektif .