tag:blogger.com,1999:blog-29041487760727347882024-03-08T09:38:52.138-08:00hasnianni ; )hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-21053353313903756392011-05-18T08:27:00.001-07:002011-05-18T08:27:07.285-07:00STATIKSHITT :*Statistika nonparametrik ialah suatu cabang ilmu statistik yang mempelajari prosedur-prosedur inferensial dengan kesahihan yang tidak bergantung kepada asumsi-asumsi yang kaku (misalnya syarat kenormalan suatu data, atau ragam yang sama, dll) tetapi cukup pada asumsi yang umum. Terdapat dua tipe utama prosedur statistik yang dianggap nonparametrik yaitu 1.) Nonparametrik murni dan 2.) Bebas Sebaran.<br />
Nonparametrik <br />
Istilah nonparametrik sendiri pertama kali digunakan oleh Wolfowitz, 1942. Istilah lain yang sering digunakan antara lain distribution-free statistics dan assumption-free test. Dari istilah-istilah ini, dengan mudah terlihat bahwa metode statistik nonparametrik merupakan metode statistik yang dapat digunakan dengan mengabaikan segala asumsi yang melandasi metode statistik parametrik, terutama yang berkaitan dengan distribusi normal. <br />
Statistika non-parametrik -> statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Contoh metode Statistika non-parametrik:Binomial test, Chi-square test, Median test, Friedman Test, dll.<br />
Statistik Nonparametrik Vs Statistik Parametrik Kekurangan dan Kelebihan<br />
Setiap pemilihan prosedur pengujian data, apakah itu menggunakan Nonparametrik atau Parametrik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan masing-masing prosedur :<br />
Kelebihan Statistik Nonparametrik<br />
Kelebihan prosedur pengujian menggunakan statistik nonparametrik dibandingkan dengan statistik parametrik ialah :<br />
1. Asumsi yang digunakan minimum sehingga mengurangi kesalahan penggunaan<br />
2. Perhitungan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah<br />
3. Konsep dan Metode Nonparametrik mudah dipahami bahkan oleh seseorang dengan kemampuan matematik yang minim<br />
4. Dapat diterapkan pada skala peubah kualitatif (Nominal dan ordinal)<br />
<br />
Kekurangan Statistik Nonparametrik<br />
Kekurangan prosedur pengujian menggunakan statistik nonparametrik dibandingkan dengan statistik parametrik ialah :<br />
1. Bila digunakan pada data yang dapat diuji menggunakan statistika parametrik maka hasil pengujian menggunakan statistik nonparametrik menyebabkan pemborosan informasi<br />
2. Pekerjaan hitung-menghitung (aritmetik) karena memerlukan ketelitian terkadang menjemukan<br />
Kapan Prosedur Nonparametrik digunakan ?<br />
Prosedur Nonparametrik digunakan sebaiknya :<br />
1. Bila hipotesis yang diuji tidak melibatkan suatu parameter populasi<br />
2. Bila data telah diukur menggunakan skala nominal atau ordinal<br />
3. Bila asumsi-asumsi yang diperlukan pada suatu prosedur pengujian parametrik tidak terpenuhi<br />
4. Bila penghitungan harus dilakukan secara manual<br />
<br />
<br />
<br />
1. Antara Statistika Parametrik dan Nonparametrik<br />
<br />
Statistika pada dasarnya dapat dibagi atas Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial/Induktif. Statistika Deskriptif meliputi prosedur, proses dan tahapan dalam peringkasan hasil-hasil pengamatan secara kuantitatif. Dalam pengertian lain statistika deskriptif mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Tujuan utama dari statistika deskriptif adalah membantu menggambarkan fakta sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.<br />
Statistika induktif adalah statistika yang terkait dengan penarikan kesimpulan serta pengambilan keputusan berdasarkan fakta. Dalam pengertian lain, statistika induktif juga didefinisikan sebagai statistika yang mempelajari cara-cara penarikan suatu kesimpulan dari suatu populasi tertentu berdasarkan sebagian data (sampel). Dalam penarikan kesimpulan tersebut, statistik induktif mengacu kepada suatu pengujian hipotesis tertentu.<br />
Selanjutnya, dalam statistika induktif, berbagai prosedur dan uji statistik yang dapat digunakan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni kelompok Statistik Parametrik dan kelompok Statistik Non-Parametrik. Uji Statistik Parametrik ialah suatu uji yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu (asumsi-asumsi) dari sebaran (distribusi) data populasinya. Statistika parametik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berskala interval dan rasio dengan dilandasi asumsi tertentu seperti normalitas. Oleh karenanya, makna hasil suatu uji parametrik tergantung pada validitas asumsi-asumsi tersebut. Selain itu, jika dilihat dari jumlah datanya, biasanya data berjumlah besar, sekurang-kurangnya lebih besar atau sama dengan 30 data.<br />
Uji Statistik Non-Parametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran datanya dan tidak perlu berdistribusi normal). Oleh karenanya statistik ini juga dikemukakan sebagai statistik bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal.hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-78199845173812160452011-05-17T17:57:00.000-07:002011-05-17T17:57:22.497-07:00inventoryTES MMPI<br />
Tes MMPI pertama kali dikembangkan oleh Starke R Hathaway dan J Charnley McKinley yang kemudian direvisi menjadi MMPI-2 dengan berdasarkan pada teori kepribadian trait. Teori trait yang ada kemudian dikembangkan menjadi Five Factor Model. Tes ini merupakan tes kepribadian yang bersifat kuantitatif dan banyak dipakai di berbagai negara sebagai pengganti tes-tes kepribadian proyektif, yang dinilai tidak obyektif dalam hal skoring. MMPI-2 terdiri dari 13 validity scales dan clinical scales,15 content scales, 27 content component scales, 21 supplementary scales, dan 18 Harris-Lingoes subscales, serta personality psychopathology five scales (PSY-5).<br />
<br />
Jenis penelitian ini adalah non eksperimental. Pada penelitian ini menggunakan sampel dengan kriteria subyek 18-25 tahun dengan metode convenience sampling. Jumlah responden yang dipakai yaitu 199 orang. Reliabilitas MMPI-2 diuji dengan teknik single form reliability memakai metode coefficient alpha cronbach. Pengujian validitas internal MMPI-2 memakai dua macam cara, yaitu faktor analisis dan korelasi point biserial. Validitas eksternal untuk PSY-5 scales menggunakan pengujian construct validity dengan teknik correlations with other test. Dalam hal ini, tes lain yang digunakan sebagai alat pembanding adalah NEO FFI.<br />
Dari hasil pengujian reliabilitas tes tampak bahwa secara umum reliabilitas MMPI-2 versi Indonesia tidak berbeda jauh dengan MMPI-2 versi Amerika. Validitas internal dengan faktor analisis memberi gambaran bahwa MMPI-2 versi Indonesia memiliki faktor struktur yang seimbang dengan MMPI-2 versi Amerika. Korelasi point biserial sebagai validitas internal untuk PSY-5 scales juga mengungkapkan, secara keseluruhan item-itemnya mengukur konstruk. Dari hasil pengujian validitas eksternal, tampak bahwa domain-domain dalam PSY-5 scales berkorelasi secara signifikan dengan domain-domain dalam NEO FFI.<br />
<br />
Korelasi negatif yang signifikan antara domain aggressiveness dengan domain agreeableness. Di antara domain aggressiveness dengan domain extraversion tidak terdapat korelasi yang signifikan. Korelasi positif yang signifikan antara domain aggressiveness dengan domain conscientiousness. Korelasi positif yang signifikan antara domain psychoticism dengan domain neuroticism. Korelasi negatif yang signifikan antara domain psychoticism dengan domain agreeableness. Di antara domain disconstraint dengan domain agreeableness tidak terdapat korelasi yang signifikan. <br />
Korelasi antara domain disconstraint dengan domain conscientiousness tidak signifikan. Korelasi positif yang signifikan pada domain disconstraint dengan domain neuroticism. Korelasi positif yang signifikan antara domain negative emotionality dengan domain neuroticism. Korelasi negatif yang signifikan antara domain negative emotionality dengan domain extraversion. Korelasi negatif yang signifikan antara domain negative emotionality dengan domain agreeableness. Korelasi negatif yang signifikan antara domain introversion dengan domain extraversion. Korelasi negatif yang signifikan antara domain introversion dengan domain conscientiousness. Korelasi positif yang signifikan antara domain introversion dengan domain neuroticism.<br />
Saran-saran penelitian dalam skripsi ini lebih ditujukan untuk penelitian lebih lanjut tentang reliabilitas dan validitas MMPI-2 yang diadaptasi dalam Bahasa Indonesia, yaitu: memperbanyak jumlah sampel dan revisi item.<br />
Kegunaan MMPI2<br />
<br />
Bagaimana penggunaan MMPI2 di dunia psikologi saat ini? Awal mula MMPI dibuat adalah sebagai alat untuk menyaring orang-orang yang terkena gangguan mental yang didasarkan pada gangguan medis secara umum.<br />
<br />
Selama proses bertahun-tahun pengembangan melalui penelitian dengan data-data yang didapat dari orang-orang yang mengalami gangguan klinis ataupun normal. Sampai saat ini penggunaan MMPI sangat bervariasi dan berikut ini adalah sebagian kecil berdasarkan dari penelitian-penelitian yang ada:<br />
• Alat untuk evaluasi gangguan jiwa sebagai klarifikasi status /bentuk gangguan jiwa. <br />
• Uji simptom apakah perlu untuk dirawat inap.<br />
• Alat assessment sebelum pasien diberikan treatmen tertentu<br />
• Alat uji hasil dari suatu treatmen<br />
• Sebagai alat penelitian epidemis berbasis kriteria kepribadian<br />
• Alat uji kepribadian untuk posisi-posisi publik, seperti calon lurah, calon PNS, polisi dll.<br />
• Alat uji psikologi untuk menentukan kriteria eksternal mengenai perbedaan kelompok sosial.<br />
• Alat penelitian psikologi genetis.<br />
• Studi longintudinal mengenai perkembangan kepribadian<br />
• Alat uji kepribadian lintas budaya, perbedaan dan kesamaan dengan perbedaan budaya.<br />
• Alat evaluasi pasangan yang konflik, atau bermasalah<br />
• Alat uji hukum menentukan orang terkena gangguan jiwa atau tidak<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
TES 16 PF<br />
SEJARAH ALAT TES <br />
Tes kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972<br />
Tes kepribadian 16 faktor terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :<br />
Bentuk A,B,C,D,E dan F. Bentuk A,B,C,D dapat menggunakan buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk indifidu-indifidu yang mengalami kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca.<br />
16 PF dirancang untuk usia 16 th ke atas. Sedang tes kepribadian yang serumpun dengan ini dan di peruntukkan bagi usia yang lebih muda ialah:<br />
“UR-SR HIGH SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (HSPQ)”, yaitu untuk usia 12- 16 th “ CHILDREN`S PERSONALITY QUESTIONAIRE (CPQ)”, yaitu untuk usia 8-12 th “ EARIY SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (ESPQ)”, yaitu untuk usia 6-8 th.<br />
Manual singkat ini hanya untuk keperluan pelaksanaan tes dan penilayan (scoring). Urayan tentang kepribadian dengan 16 factor ini dan di urayan-urayan statistiknya di berikan di dalam HND BOOK FOR THE 16 PF. Demikian pula dimensi-dimensi psikologis yang berarti yang telah di teliti dengan analisis factor pada orang-orang normal maupun kasus-kasus klinis, di uraikan dalam HND BOOK tersebut. Oleh sebab itu untuk pemakayan tes, di anjurkan untuk melihat lebih lanjut di dalam HND BOOK, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan arti yang lain dan tingkahlaku yang di ramalkannya.<br />
<br />
Faktor-faktor kepribadian yang di ukur oleh 16 PF bukan saja unik, tetapi juga benar-benar berdasar pada teori-teori pada umumnya. Dimensi- dimensi kepribadian tersebut secara singkat akan di uraikan di dalam bagian pertama dari manual. Setiap factor di beri abjat dan urayan singkat untuk sekor-sekor yang rendah dan tinggi.<br />
Tentang pelaksanaan tes dan sistim sekoring terdapat pula pada bagian pertama tersebut. Urayan yang lebih lengkap dari masing-masing factor, terdapat di bagian ke dua. Pada pkoknya, ke 16 dimensi atau sekala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Setiap soal didalam tes tersebut untuk satu sekor dan hanya satu factor saja. Dengan demikian tidak terdapat ketergantungan seperti yang ditunjukkan oleh level dari konstruksi sekala tersebut.<br />
Lebih lanjut lagi, secara experimen diperoleh korelasi yang rendah diantara ke 16 sekala tersebut. Tes 16 PF yang di perkenalkan disini adalah bentuk C. Tes ini baik untuk kelompok-kelompok pekerja, kariawan perusahaan, orang dewasa normal, dan orang-orang berpendidikan formal. Untuk kasus klinis di anjurkan untuk memakai tes CLINICAL ANLYSIS QUESTIONAIRE (CAQ) diciptakan oleh penulis yang sama dan di terbitkan oleh IPAT juga.<br />
LANDASAN TEORI DAN ASPEK YANG DIUNGKAP <br />
Sixteen Personality Factors Questionnaire (Sixteen PF)<br />
Berdasarkan riset factorial, Cattell dan rekan-rekan kerjanya telah mengembangkan sejumlah inventori kepribadian, dan yang paling dikenal adalah Sixteen Personality Factor Questionnaire, yang sekaang sudah memasuki edisi kelima (Cattell, Cattell, & Cattell, 1993; Conn & Rieke, 1994; Russell & Karol, 1994). Diterbitkan pertama kali pada tahun 1994, 16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan menghasilkan 16 skor dalam cirri-ciri, seperti keberanian social, dominasi, kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan. Ke-16 faktor ini, yang diidentifikasikan oleh huruf yang sama pada berbagai edisi 16 PF, telah disempurnakan selama bertahun-tahun dan dinamakan kembali, sebagai terminology esoteric yang awalnya digunakan Cattell untuk menamakan cirri-ciri yang umumnya telah dibuang. Contohnya, ekstrem yang melabuhkan dimensi yang sekarang disebut keberanian sosial pertama kali diberi label “Threctia” dan “Parmia”, masing-masing pada sisi malu dan berani.<br />
Kelima edisi 16 PF ini tersedia dalam hanya satu bentuk dan terdiri dari 185 butir soal, yang kebanyakan diseleksi dari bentuk –bentuk kuesioner sebelumnya berdasaran isi dan ciri-ciri psikometris. 16 PF ini telah dinormalkan kembali pada sampel 2.500 individu yang diseleksi untuk kurang-lebih mewakili penduduk AS pada sensus tahun 1990 dalam kaitannya dengan jenis kelamin, ras, distribusi usia, dan pendidikan. Salah satu ciri unik dari 16 PF adalah dimasukkannya 15 butir soal yang disajikan secara berdampingan pada akhir inventori di bawah judul “Pertanyaan-pertanyaan Pemecahan Masalah”, butir soal ini terdiri dari skala penalaran, yang dimaksudkan sebagai ukuran cepat atau kemampuan mental. Di samping itu, kuesionernya sekarang memiliki 3 indeks gaya respon yang dirancang untuk menaksir persetujuan diam-diam, respon acak, dan usaha untuk menampilkan diri sendiri secara tidak realistis sebagai entah memiliki kualitas yang diinginkan entah tidak diinginkan entah tidak diingkan secara sosial.<br />
16 PF mempunyai 5 macam bentuk yaitu A, B, C, D dan E. Tes ini dapat dikenakan untuk mereka yang telah berusia 16 tahun keatas. Bentuk A, B, C, D dirancang untuk mereka yang tingkat membacanya rendah.<br />
Tes Non Proyektif | Tes EPPS |16 PF(sixteen personality factor questionaire (16PF)|MMPI(Minnesota ultiphasic Personality Inventory- Adolescent)|MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) | Papi Kostick | MSDT | NSQ | SOV (study of value)|Sejarah Tes Non Proyektif | Landasan Teori | Material Tes | Penyajian Pengetesan | Tahapan Skoring |Berisikan tentang sejarah,pengertian, teori, teknik-teknik non-proyektif, macam-macam tes non-proyektif, ciri – ciri tes non-proyektif, contoh – contoh mengenaites non-proyektif, kelebihan dan kekurangan tes non-proyektif<br />
Kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 Tes Skoring |Berisikan tentang sejarah,pengertian, teori, teknik-teknik non-proyektif, macam-macam tes non-proyektif, ciri – ciri tes non-proyektif, contoh – contoh mengenaites non-proyektif, kelebihan dan kekurangan tes non-proyektif .<br />
<br />
<br />
<br />
Administrasi / Material Tes 16 Pf. Buku soal Tes 16 PF Form C; Lembar Jawaban Tes 16 PF Form C; Alat tulis: pensil dan penghapus; Kunci Tes 16 PF Form C; Norma Standard Tes 16 PF Form C. INSTRUKSI. Jumlah soal 105 dengan 3 jawabanPENGERTIAN KEPRIBADIAN. Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui . Alat tes yang digunakan EPPS, 16 PF. 4. Tekhnik Proyektif. Cara lain mengukur/menilai kepribadian dengan menggunakan tekhnik proyektif. Si anak/orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yangTes Non Proyektif | Tes EPPS |16 PF(sixteen personality factor questionaire (16PF) .<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
TES KUDER<br />
1. Sejarah<br />
Tes Kuder Preference Record-Vocational (KPR-V) disusun oleh G. Frederich Kuder, dimana perkembangan dari tes ini dimulai dari tahun 1934-1935 di bidang pendidikan. Pendekatannya pada pengukuran minat dibedakan dalam dua hal, yaitu pertama kuder menggunakan butir-butir soal tiga serangkai pilihan terbatas, dengan responden mengindikasikan yang mana dari tiga kegiatan itu yang paling disukai dan mana yang paling kurang disukai. Kedua, skor-skor diperoleh tidak untuk pekerjaan tertentu, melainkan untuk 10 bidang minat yang luas, yaitu di luar ruangan, mekanis, pekerjaan ilmiah, persuasif, artistik, sastra, musik, kerja sosial dan administrasi. Kuder General Interest Survey (KGIS) dikembangkan kemudian sebagai revisi dan perluasan ke bawah dari Kuder Preference Record-Vocational. Tahun 1939 muncul bentuk form A terdiri dari 7 minat. Tiga tahun berikutnya 1942 muncul revisi bentuk form B terdiri dari 9 minat. Kemudian tahun 1948 direvisi kembali muncul bentuk form C terdiri dari 10 minat. Tes ini mengukur derajat variasi seseorang terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam suatu jabatan tertentu.<br />
b. Nama Indonesia : Memilih Kesenangan Kuder (Kecenderungan Minat)<br />
c. Tokoh : G. Frederich Kuder<br />
<br />
2. Administrasi<br />
1. Waktu<br />
• 40-60 menit (normal)<br />
• 2 jam (subjek kesulitan istilah-istilah tes minat ini)<br />
2. Material Tes<br />
Buku Persoalan Kuder<br />
Lembar Jawaban Kuder<br />
Kunci Kuder Nomor 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan Kunci V (11 kunci)<br />
Norma Standart Kuder<br />
Alat Tulis<br />
3. Pelaksanaan Tes<br />
Tes ini dapat dilaksanakan secara individual maupun klasikal.<br />
4. Langkah-langkah Pelaksanaan<br />
Subjek diminta untuk memilih satu pekerjaan yang paling disukai dan yang paling tidak disukai dari tiap golongan pekerjaan yang terdiri dari 3 pekerjaan dengan cara memberikan tanda ”x” pada lingkaran yang berada di sebelah kiri untuk pekerjaan yang disukai dan memilih satu pekerjaan yang paling tidak disukai dengan memberikan tanda “x” pada lingkaran di sebelah kanan.<br />
Contoh :<br />
P. Mengunjungi Pameran O P O <br />
Q. Membaca Buku O Q O<br />
R. Mengunjungi Museum O R O<br />
Catatan : Subjek dapat membaca instruksi lebih detail pada halaman depan buku persoalan.<br />
Bila terjadi kesalahan dan ingin membetulkan jawabannya, maka lingkarilah jawaban yang salah dan beri tanda “x” pada jawaban yang benar. Juga perlu ditegaskan pada sujek bahwa waktu yang dipergunakan sangat terbatas maka bekerjalah secepat-cepatnya, silahkan mulia apabila ada aba-aba mulai dan berhenti jika ada aba-aba berhenti.<br />
<br />
3. Kegunaan<br />
1. membantu suatu perusahaan dalam penerimaan karyawan baru<br />
2. membantu secara sistematik dalam seleksi pekerjaan<br />
3. mengukur minat berdasarkan sikap dan ide-ide terhadap suatu pekerjaan<br />
<br />
4. Skoring<br />
• Mencocokkan jawaban subjek dengan kunci 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, V.<br />
• Memasukkan skor mentah ke kolom sebelah kiri di lembar jawaban.<br />
• Melihat tabel norma standart dan memasukkan hasilnya (skor standart) ke kolom sebelah kanan (percentile) di lembar jawaban.<br />
5. Interpretasi<br />
OutDoor<br />
Pekerjaan dimana aktivitasnya dilakukan di luar atau pekerjaan yang tidak berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya rutin.<br />
Contoh : Petani<br />
Mekanik<br />
Pekejaan yang berhubungan atau menggunakan mesin alat-alat dan daya mekanik.<br />
Contoh : Tukang Bubut<br />
Komputational<br />
Pekejaan yang berhubungan dengan angka-angka.<br />
<br />
<br />
Contoh : Akuntan<br />
Scientific<br />
Pekerjaan yang dapat disebutkan sebagai keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, kimia, eksperimen dan ilmu pengetahuan pada umumnya.<br />
Contoh : Ahli Biologi<br />
Persuasif<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.<br />
Contoh : Penyiar Radio<br />
Artistik<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu.<br />
Contoh : Perancang Pakaian<br />
Literary<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan membaca mengarang.<br />
Contoh : Penulis Sandiwara Radio<br />
<br />
<br />
<br />
Musical<br />
Minat memainkan alat musik atau untuk mendengarkan orang lain menyanyi atau bermain musik, atau membaca sesuatu yang berhubungan dengan musik, penghargaan terhadap musik.<br />
Contoh : Pemain Piano (Pianist)<br />
<br />
Social Service<br />
Minat terhadap kesejahteraan penduduk, dengan keinginan untuk menolong atau membimbing / menasehati tentang problem dan kesulitan mereka.<br />
Contoh : Psikolog Pendidikan<br />
Clericial<br />
Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian.<br />
Contoh : Penyusun Arsip<br />
<br />
6. Norma<br />
a). 0-24 % : Minat rendah, subjek kurang menyukai kegiatan pada bidang tersebut.<br />
b). 25-74 % : Cukup menyukai atau tidak terlalu suka, daerah minat rata-rata (subjek cukup menyukai kegiatan pada bidang tersebut).<br />
c). 75-100 % : Daerah minat yang tinggi, subjek paling menyukai kegiatan pada bidang tersebut.<br />
<br />
TES RMIB<br />
1. Sejarah<br />
Menurut sejarahnya, tes tersebut disusun oleh Rothwell pertama kali pada tahun 1947. saat itu tes hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang ada. kemudian pada tahun 1958, tes diperluas dari 9 kategori menjadi 12 kategori oleh Kenneth Miller. dan sejak itu, maka tes interest tersebut sebagai TEST INTEREST<br />
<br />
2. ROTHWELL MILLER.<br />
Hal –hal yang merupakan kekhususan dari tes ini adalah :<br />
• dapat dimasukkan kedalam susunan batarry tes<br />
• lebih mudah dikerjakan oleh subjek<br />
• tugas pengisian dari tes ini akan menimbulkan interest subjek dan kerjasama yang aktif sifatnya<br />
• skore dapat disusun dengan lebih cepat<br />
• lebih cocok apabila diberikan kepada orang dewasa<br />
• hasil keseluruhan dari tes akan memperlihatkan pola interest dari subjek<br />
Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur interest seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. hal yang didasarkan atas ide-ide stereotype terhadap pekerjaan yang bersangkutan.<br />
Pemikiran yang mendasari pembentukan tes ini adalah bahwa setiap orang memiliki konsep-konsep stereotype terhadap jenis-jenis pekerjaan yang tersedia atau yang disediakan oleh masyarakat, dan yang kemudian memilih pekerjaan yang sesuai dengan ide-ide tersebut, meskipun terdapat juga stereotype yang tidak berdasarkan ide tertentu atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan pekerjaan yang dimaksud. stereotype seperti ini lebih banyak mendasarkan konsepnya pada hal-hal yang menarik daripada hal-hal yang merupakan kekhususan dari pekerjaan tersebut. dan keadaan semacam ini sangat memungkinkan terjadinya atau timbulnya stereotype yang benar atau salah sama sekali.<br />
Misalnya saja stereotype dari pegawai bank adalah oraqng yang selalu berhubungan dengan pembayaran atau uang adalah benar . tetapi pendapat umum yang mengatakan bahwa pekerjaan seorang pramugari adalah pekerjaan yang penuh dengan hal-hal yang menyenangkan, seperti jalan-jalan keluar negeri, gaji besar dan sebagainya adalah tidak sesuai dengan kenyataan, seperti tugas melayani penumpang yang justru merupakan tugas pokok dari seoarang pramugari.<br />
Tapi tujuan terpenting dari tes ini bukanlah hanya sekedar untuk mengetahui kebenaran dari stereotype tersebut, tetapi untuk mengetahui bahwa konsep tersebut benar-benar ada dan dapat merupakan pengaruh yang kuat terhadapa konsep-konsep seseorang mengenal suatu pekerjaan karena biasanya apabila seseorang menyatakan suka atau tidak suka terhadapa suatu pekerjaan tertentu, maka mereka juga memperlihatkan sikap yang sama terhadapnya idenya, meskipun secara kenyataan banyak pekerjaan yang berbeda dengan konsepnya.<br />
<br />
Selanjutnya akan diuraikan tentang :<br />
• materi tes <br />
• administrasi<br />
• cara scoring dan<br />
• interpretasi <br />
<br />
3. MATERIAL TES RMIB<br />
Tes interest Rothwell-miller merupakan suatu formulir yang berisikan suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf dari A sampai I dan dibedakan antara pria dan wanita. Masing-masing kelompok pekerjaan tertentu dengan alas an bahwa banyak pekerjaan yang dapat digolongkan menjadi satu jenis kategori. <br />
Adapun ke 12 kategori tersebut adalah :<br />
• Outdoor<br />
Pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan diluar atau di lapanagn terbuka.<br />
Untuk laki-laki: petani, juru ukur, nelayan, supir.<br />
Untuk wanita: ahli pertamanan, peternak, petani bunga dan tukang kebun<br />
• Mechanical<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, alat-alat dan daya mekanik.<br />
Untuk laki-laki: insinyur sipil, montir, pembuat arloji, tukang las.<br />
Untuk wanita: ahli kacamata, petugas mesin sulam, ahli reparasi permata, ahli reparasi jam.<br />
• Computational<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka.<br />
Untuk laki-laki: akuntan, auditor, kasir, petugas pajak.<br />
Untuk wanita: pegawai urusan gaji, juru bayar, pegawai pajak, guru ilmu pasti.<br />
• Scientific<br />
Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal analisa dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya.<br />
Untuk laki-laki: ilmuwan, ahli biologi, ahli astronomi dan insinyur kimia industri<br />
• Personal Contact<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.<br />
Untuk laki-laki: penyiar radio, petugas wawancara, sales asuransi, pedagang keliling.<br />
Untuk wanita: sales girl, pegawai rumah mode, penyiar radio, petugas humas.<br />
• Aesthetic<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni dan menciptakan sesuatu.<br />
Untuk laki-laki: seniman, artis, arsitek, decorator, fotografer dan piñata panggung<br />
Untuk wanita: seniwati, guru kesenian, artis, piñata panggung<br />
• Literary<br />
Pekerjaan yang berhubungan dengan buku-buku, kegiatan membaca dan mengarang.<br />
Untuk laki-laki: wartawan, pengarang, penulis scenario, ahli perpustakaan, penulis majalah.<br />
Untuk wanita: wartawan, kritikus buku, penyair, penulis sandiwara radio.<br />
• Musical<br />
Minat memainkan alat-alat music atau untuk mendengarkan orang lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan music<br />
Untuk laki-laki: pianis konser, komponis, pemain organ, ahli pustaka dan pramuniaga took music.<br />
Untuk wanita: pemain organ, guru music, komponis, pianis konser, pramuniaga took music<br />
• Social service<br />
Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan keinginan untuk menolong dan membimbing atau menasehati tentang problem dan kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain, dan mempunyai ide yang besar atau kuat tentang pelayanan.<br />
Untuk laki-laki: guru SD, psikolog pendidikan, kepala sekolah, penyebar agama, petugas palang merah.<br />
Untuk wanita: guru SD, psikolog pendidikan, petugas kesejahteraan social, ahli penyuluh jabatan, petughas palang merah.<br />
• Clerical<br />
Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan ketelitian.<br />
Untuk laki-laki: manajer bank, petugas arsip, petugas pengiriman barang, pegawai kantor, petugas pos, petugas ekspedisi(surat).<br />
Untuk wanita: sekertaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawai kantor, penyusun arsip,.<br />
• Practical<br />
Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.<br />
Untuk laki-laki: tukang kayu, ahli bangunan, ahli mebel, tukang cat, tukan batu, tukang sepatu.<br />
Untuk wanita: ahli piñata rambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penjahit, petugas mesin sulam, juru masak.<br />
<br />
• Medical<br />
Minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari penyakit, penyembuhan, dan di dalam bidang medis, serta terhadap hal-hal biologis pada umumnya.<br />
Untuk laki-laki: dokter, ahli bedah, dokter hewan, ahli farmasi, dokter gigi, ahli kacamata, ahli rontgen.<br />
Untuk wanita: dokter, ahli bedah, dokter hewan, pelatih rehabilitasi pasien, perawat orang tua.<br />
<br />
<br />
4. ADMINISTRASI RMIB<br />
Tes interest Rothwell-Miller (RMIB) dapat diiberikan kepada seseorang secara perseorangan ataupun masal. kepada mereka diinstruksikan untuk membuat rengking dari daftar pekerjaan yang tersedia dalam formulir tes. Rengking di mulai dengan no 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dalam satu kelompok dan berakhir dengan no 12 untuk pekerjaan yang paling tidak disukai, sesuai dengan jumlah pekerjaan yang terdapat satu kelompok. <br />
Instruksi biasanya sudah terdapat dalam formulir sehingga bagi mereka responden yang sudah dewasa dapa di instruksikan untuk membaca sendiri kecuali untuk orang dewasa yang mempunya intelejensi rendah.<br />
Bagi yang terakhir ini di adakan pengevualian, disebabkan karna mereka di anggap atau di ragukan kemampuannya untuk memahami maksud instruksi yang terrtulis, sehingga perlu di berikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan ini pun masi harus di lengkapi dengan memeriksanya setiap saat untuk mencegah kemungkinan berbuat kesalahan .<br />
Instruksi secara mendetai adalah sebagai berikut :<br />
I. Pertama-tama katakana kepada mereka : “Bila soudara sudah menerima formulir, tulislah lama, dan keteramngan-keterangan lain mengenai diri sudara di kolom yang sudah disediakan di sebelah atas dalam formulir”.<br />
II. sesudah beberapa saat, di lanjutkan : “Kemudian bacalah instruksi yang terdapat dalam formulir tersebut” BUnyi instruksi secara tepatnya adalah sebagai berikut” di bawah ini akan sodara temui daftar dari bermacam-macam pekerjaan yang tersusun dalam nenerapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 macam pekerjaan. Setiap pekerjaan merukan keahlian khusus yang membutuhkan latihan atau pendidikan keahlian tersendiri. Mungkin hanya beberapa di antaranya yang sodara sukai. akan tetapi disini sodara diminta untuk memilih pekerjaan mana yang ingin sodara lakukan atau paling sodara sukai, terlepas dari besar kecilnya upah atau gaji yang akan sodara terima atau apakah sodara akan berhasil dalam mengerjakannya. Tugas sodara adalah mencamtumkan no atau angka di belang setiap pekerjaan perkelompok, mulai dengan n0 1 untuk pekerjaan yang anda sukai dan seterusnya sampai no 12 untuk pekejaan yang paling tidak disukai.<br />
Bekerjalah dengan secepatnya dan tuliskan nomor-nomor sesuai dengan keinginan sodara yang pertama. Jangan ada yang terlewatkan.<br />
III. Di beri waktu lagi untuk beberapa saat, dan….. ;<br />
“Ada pertanyaan?”<br />
Untuk responden dengan intelejensi yag rendah dapat diberikan beberapa ilustrasi sebagai berikut : <br />
“ Seandainya saudara mempunyai suatu daftar beberapa buah-buahan misalkan jeruk, nanas, dan rambutan. dan kemudian saya tanyakan kepada soudara buah mana yang paling anda sukai. apabial sodara paling suka buah mangga maka sodara tulis no atau angka 1 di belakang mangga, dan kemudian lebih suka nanas dari pada 2 yang lainnya, maka angka sodara tulis angka 2 di belakang nanas. demikian seterusnya sehingga di belakang setiap nama buah terdapat angka yang menunjukan urutan dari buah-buah kesukaan sodar. Sekarang sodara sudah harus mengerjakan seperti tadi akan tetapi daftar yang terdapat di dalam formulir ini adalah daftar pekerjaan bukan daftar buah-buahha. Disini juga sodara harus memilih pekerjaan mana yang paling anda sukai beri angka 1 di belakangannya, nomor 2 untuk pekerjaan yang anda sukai dan demikian seterusnya. sehingga semua mempunyai angaka di belakangnya yaitu no 1 sampai dengan no 12.<br />
IV. Apabila tidak terdapat pertanyyan maka instruksi data di teruskan:<br />
“sekarang kerjakan, dan lengkapilah formulir itu sesuai dengan instruksi tadi. mengenai beberpa pekerjaanyang belum atau kurang saudara kenal dapat and abaca keterangannya dibagian akhir formulir ini.<br />
Apabila sodara membuat kesalahan coretlah no yang salah tersebut dan tulislah angka ynag benar di samping angka yang salah. Sodara selesai mengerjakannya dapat mengembalikan formolir tersebut.<br />
Kemudian sesudah responden selesai mengisi atau membuat rengking kepada mereka di instruksikan untuk menulis 3 jenis pekerjaan yang di sukainya, tidak tergantung pada jenis pekerjaan yang terdapat di dalam daftar. boleh menulis pekerjaan yang terdapat dalam daftar boleh juga tidak. <br />
Waktu pengambilan tes tidak terbatas akan tetaopi biasanya seorang dewasa dapat mengerjakannya 20 menit.<br />
<br />
5. CARA SKORING RMIB<br />
Sesudah rengking di buat oleh responden, maka hasil rengking tersebut kemudian di pindahkan ke dalam suatu kerangka yang terdapat di bagian terakhir dari formulir tes ini .<br />
6. CARA PENGISIAN RMIB<br />
Rengking dari kelompok A di masukkan kedalam kerangka sesuai dengan aslinya. Rengking kelompok B di mulai dari kolom Me Kelompok C di mulai dari kolom Comp, dan seterusnya sehingga dalam kelompok akhir akan terdapat bahwa jenis pekerjaan yang letaknya terbawa dalam susunan daftar pekerjaan akan menjadi paling atas dalam kelompok tabulasi. <br />
TES EEPS<br />
EPPS adalah singkatan dari Edwards Personal Preference Schedule, suatu alat inventory yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards dari universitas washington USA. Tujuan awal dari alat ini didesain awal sebagai alat penelitian dan konseling untuk menyediakan pengukuran yang sesuai terhadap berbagai variabel independen kepribadian. Dasar penamaan variabel mengacu pada definisi kepribadian H.A. Murray.<br />
EPPS menyediakan 15 variabel kepribadian yaitu:<br />
1. Achievement (ach)<br />
2. Deference (def)<br />
3. Order (ord)<br />
4. Exhibition (exh)<br />
5. Autonomy (aut)<br />
6. Affiliation (aff)<br />
7. Intraception (int)<br />
8. Succorance (suc)<br />
9. Dominance (dom)<br />
10. Abasement (aba)<br />
11. Nurturance (nur)<br />
12. Change (chg)<br />
13. Endurance (end)<br />
14. Heterosexuality (het)<br />
15. Aggression (agg)<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Variabel Skor Tinggi Skor Rendah<br />
Achievement (ach) Dorongan untuk bertindak lebih baik, tertarik dengan tugas menantang dan rumit. Dorongan untuk meraih prestasi rendah, cepat menyerah dengan situasi rumit atau menghindar apabila dihadapkan pada situasi kompleks.<br />
Deference (def) Kecenderungan pribadi mudah terpengaruh oleh orang lain, ketertarikan akan kesuksesan orang lain, banyak tergantung dari orang lain. Tidak tertarik dengan kesuksesan orang lain, fokus pada diri sendiri, sulit patuh terhadap orang lain dan cenderung melakukan dengan caranya sendiri.<br />
Order (ord) Kecenderungan memiliki keteraturan yang tinggi, terorganisir, rapi termasuk dalam perencanaan dan aktivitasnya. Cara kerja atau bertindak cenderung tidak teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan, kurang terencana dalam bertindak dan sikapnya mudah berubah-ubah.<br />
Exhibition (exh) Kecenderungan tinggi untuk pamer, menampilkan apa yang dimiliki ke lingkungan sekitar. Ketidaktertarikan dengan situasi sosial, cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, acuh terhadap apa yang dialami oleh orang lain.<br />
Autonomy (aut) Kemudahan pribadi untuk bertindak sesuai keinginan, tidak tergantung dari orang lain. Ketergantungan tinggi dengan figur lain, harus mencari persetujuan orang lain untuk bertindak, menghindari tindakan yang dapat menjadi perhatian sosial dan cenderung mencari figur perlindungan sebelum bertindak.<br />
Affiliation (aff) Loyalitas tinggi terhadap situasi sosial, mudah berpartisipasi dan beraktivitas. Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit bergaul dan tidak senang dengan aktivitas sosial.<br />
Intraception (int) Mudah untuk berintrospeksi, menilai dan mengevaluasi diri dan perasaannya. Terlalu mengabaikan perasaan, hampir tidak pernah mengevaluasi setiap tindakan berdasarkan perasaan, sikap lebih didominasi atas dasar logika atau kognitif.<br />
Succorance (suc) Ketergantungan tinggi terhadap orang lain, mencari support orang lain untuk meyakinkan tindakannya dengan meraih afeksi dan keramahan dari orang lain. Pribadi yang independen, tidak tergantung dengan situasi sosial, senang dengan aktivitas diri dan mengacuhkan situasi sosial meskipun dirinya menjadi pusat perhatian<br />
Dominance (dom) Dominasi tinggi terhadap situasi sosial, mudah mengendalikan dan mengarahkan kelompok, termasuk memimpin untuk bertindak sesuai keinginannya. Pribadi pengikut dalam kelompok, yes-man terhadap otoritas, mudah dikendalikan. Sulit untuk mengatakan tidak terhadap situasi kelompok.<br />
Abasement (aba) Kecenderungan pribadi mudah merasa bersalah, menyesali diri, layak untuk dihukum akibat tindakannya. Pribadinya mengarah pada inferioritas. Pribadi yang berpikir positif, tidak terlalu mempedulikan kesalahan yang telah dilakukan, terbuka, mudah memaafkan dan meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang telah dilakukannya.<br />
Nurturance (nur) Pribadi terbuka, mudah membantu orang lain, santun dan mudah bersimpati. Ketertutupan pribadinya dianggap sebagai individu yang kaku, sulit bersimpati dan mudah berkata kasar.<br />
Change (chg) Ketertarikan tinggi pada situasi baru, berubah-ubah termasuk dalam tindakannya bekerja berupaya dengan cara baru. Situasi rutin menjadikan dirinya nyaman, tenang dengan aktivitas harian yang monoton, mementingkan prosedur dan cara kerja berdasarkan kebiasaan.<br />
Endurance (end) Tanggung jawab tinggi terhadap pekerjaan, menyelesaikan apa yang telah dimulai. Tekun dan tidak mudah jenuh dengan situasi yang dihadapi. Daya tahan rendah terhadap situasi yang menekan;konflik, ketidakjelasan situasi atau tujuan, mudah menyerah dan cepat jenuh terhadap situasi yang tidak nyaman.<br />
Heterosexuality (het) Ketertarikan tinggi untuk bergaul dengan lawan jenis, berupaya mendapatkan afeksi dan perhatian terhadap lawan jenis. Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis, tidak terlalu terpengaruh dengan lawan jenis, sulit dipengaruhi oleh figur lawan jenis.<br />
Aggression (agg) Dorongan agresi tinggi, mudah terpicu dengan konflik dan senang dengan konfrontasi apabila terjadi perbedaan pendapat. Pribadi tenang, mengandalkan kedamaian, saling menerima, menghindari konflik dan konfrontasi.<br />
<br />
Jadi dapat dikatakan alat EPPS merupakan alat diagnosa untuk penelitian dan konseling, namun banyak dari kita menggunakannya sebagai alat seleksi. Menggunakannya alat tersebut sebagai seleksi perlu diperhatikan secara lebih komprehensif, bukannya melihat satu variabel/aspek dengan menghilangkan variabel lain dari EPPS tersebut.<br />
Alat ini dapat digunakan sebagai konseling yang baik pada bidang pendidikan dan pekerjaan. Perlu diperhatikan alat ini bersifat faking yang tinggi, apalagi alat ini sudah dikenal banyak oleh kalangan umum sehingga alangkah baiknya untuk mendapatkan data, epps bukan sebagai primary sources, melainkan sebagai data pendukung dari metode lain dalam mendapatkan data, misalkan wawancara, atau integrasi dengan alat inventori lain.<br />
Ketika skor epps mengalami konflik dengan bukti lain dari wawancara, perlu dicermati lebih jelas terhadap konstruk dari epps ini. Misalkan individu dalam wawancara terkesan sangat konformis namun memiliki skor agresi tinggi. Hal ini harus lebih diperhatikan dengan pendalaman, agresi anak tersebut mungkin tinggi namun dalam bentuk yang lebih inner attitude, sedangkan sikap yang ditampilkan dapat terkesan berbeda karena dihadapkan pada situasi formal.<br />
Edwards sendiri menyatakan bahwa skor tersebut bukan sebagai representasi diagnosa labelling kepribadian dan penggunaan epps ini sebaiknya diberikan pada orang normal (non-klinis).<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA :<br />
http://adl.aptik.or.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=77937<br />
http://www.lintasberita.us/topic/pengertian%20tes%2016%20PF<br />
http://psychologyclub.web.id/16-pf-sixteen-personality-factor-questionaire<br />
http://www.hollandcodes.com/kuder-test-survey.html<br />
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-SIhasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-54039456484696089172011-04-09T19:36:00.000-07:002011-04-09T19:36:26.899-07:00Cinta dan PerkawinanBachty Halomoan S (15509377)<br />
Fadil Wahyu Adhitama (15509192)<br />
Fryanto (15509865)<br />
Hasni Yulianti (13509664)<br />
Riefa Amanda Putri (10509254)<br />
Kelas : 2PA03<br />
Fakultas/Jurusan : Psikologi/S1 – Psikologi<br />
Universitas : Gunadarma<br />
<br />
Definisi Cinta<br />
Cinta, satu kata yang memiliki ribuan makna. Manusia memiliki ketertarikan sendiri dalam merasakan, menggambarkan dan memaknai arti kata ini. Banyak ilmuwan tertarik dan berupaya membahas secara mendalam akan makna yang terkandung dibalik kata cinta dari berbagai aspek kajian keilmuwan, social, kesehatan, ilmu agama bahkan ilmu alam. Begitu pula dengan para psikolog dan ilmuwan psikologi. Mereka melakukan berbagai penelitian, membentuk konsep-konsep untuk menjelaskan akan arti cinta dari sudut pandang psikologis. Diantara banyaknya jumlah ilmuwan psikologi yang membahas mengenai cinta, penulis mencoba mengambil beberapa definisi untuk menjelaskan definisi cinta.<br />
Ashley Montagu, seorang Psikolog Amerika memandang cinta sebagai sebuah perasaan memperhatikan, menyayangi, dan menyukai yang mendalam. Biasanya, rasa cinta disertai dengan rasa rindu dan hasrat terhadap objek yang dicintai.<br />
Elain dan William Walsten lebih menekankan suatu keterlibatan individu yang mendalam saat mendefinisikan cinta. Keterlibatan diasosiasikan dengan timbulnya rangsangan fisiologis yang kuat dan diiringi dengan perasaan mendambakan pasangan dan keinginan untuk memuaskannya.<br />
Menurut Robert Sternberg, cinta adalah sebuah kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. (Tambunan, 2001) menurutnya, kisah tersebut telah ada pada manusia dan proses pembentukkannya terbentuk melalui pengalaman, cerita dan sebagainya. Kisah ini pula yang akan membentuk bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam suatu pola hubungan.<br />
Scott Peck yang sepanjang karirnya dalam psikologi berusaha menghasilkan karya dan menjelajahi definisi cinta dan kejahatan menggambarkan cinta sebagai kombinasi dari “perhatian akan perkembangan spiritual orang lain“ serta narcisisme biasa. Berbeda dengan psikolog dan ilmuwan psikologi lainnya, Erich Fromm menekankan cinta sebenarnya pada cinta yang dewasa.Cinta yang dewasa adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain ; cinta membuat dirinya mengatasi perasaan isolasi dan keterpisahan, namun tetap memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri, mempertahankan integritasnya.<br />
Teori Cinta<br />
Dari banyaknya definisi mengenai cinta yang diungkapkan para ilmuwan, penulis tertarik dengan ide-ide yang diungkapkan oleh Erich Fromm dan Robert Sternberg. Keduanya mencoba menjelaskan cinta dari sudut pandang masing-masing. Fromm memulai pembahasan mengenai cinta dengan terlebih dahulu membahas mengenai manusia dan eksistensinya. Sementara itu, setelah mendefinisikan cinta sebagai suatu kisah, Sternberg mencoba menjelaskan suatu teori yang disebut segitiga cinta.<br />
Fromm memandang manusia sebagai makhluk yang sadar akan dirinya, mempunyai kesadaran tentang dirinya, sesama, masa lalu, kemungkinan masa depannya dan kesadaran akan eksistensinya sebagai sesuatu yang terpisah. Sadar akan keterpisahan ini merupakan faktor utama munculnya kegelisahan, kecemasan dan dapat menjadi pintu gerbang menuju gangguan kejiwaan. Karenanya, dalam buku The Art Of Loving, Fromm menjelaskan bahwa kebutuhan manusia yang paling dalam adalah kebutuhan untuk mengatasi keterpisahannya dan meninggalkan penjara kesendiriannya. Kegagalan untuk mengatasi keterpisahan ini yang akan menyebabkan gangguan kejiwaan.<br />
Banyak cara dilakukan untuk mengatasi keterpisahan pada tiap individu. Fromm mengungkapkan idenya mengenai cinta sebagai jawaban dari masalah eksistensi manusia. Dalam cinta, terdapat jawaban utuh yang terletak pada pencapaian penyatuan antar pribadi dan peleburan dengan pribadi lain. Hasrat akan peleburan antar pribadi ini yang paling kuat pengaruhnya dalam diri manusia. Inilah kerinduan mendasar, kekuatan yang menjaga ras manusia, keluarga dan masyarakat untuk selalu bersama.<br />
Terdapat dua jenis cinta menurut Formm, cinta penyatuan simbiosis dan cinta yang dewasa. Penjelasannya yaitu :<br />
© Penyatuan Simbiosis, yaitu memiliki pola hubungan antara pasif dan aktif dimana keduanya tidak dapat hidup tanpa yang lain. Bentuk pasif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai ketertundukan (submission), dalam istilah klinis disebut sebagai Masokhisme. Pribadi yang Masokhisme keluar dari perasaan isolasi dan keterpisahan yang tak tertahankan dengan menjadikan dirinya bagian dan bingkisan pribadi lain yang mengatur, menuntun dan melindungi dirinya. Bentuk aktif dari penyatuan simbiosis disebut sebagai dominasi (domination), dalam klinis disebut sebagai sadisme. Pribadi yang sadistis ingin keluar dari kesendiriannya dengan membuat pribadi lain menjadi bagian dan bingkisan dirinya.<br />
© Cinta yang dewasa, adalah penyatuan didalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang, individualitas seseorang. Cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang meruntuhkan tembok yang memisahkan manusia dari sesamanya, yang menyatukan dirinya dengan yang lain.<br />
Dalam mengatasi keterpisahan pada manusia, hanya cinta yang dewasa yang dapat dijadikan jawaban terbaik. Karakter aktif dari cinta yang dewasa ditunjukkan dengan hasrat untuk memberi daripada menerima. Arti kata memberi disini yaitu perwujudan paling nyata dari potensi diri. Dalam setiap tindakan memberi, individu akan merasakan kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan atas dirinya sehingga memberi akan lebih membahagiakan daripada menerima. Sehingga manusia tidak akan memberi untuk menerima. Tetapi dalam batasan memberi yang sesungguhnya. Memberi yang sesungguhnya akan membuat orang lain menjadi pemberi.<br />
Selain tindakan memberi, karakter aktif dari cinta terlihat jelas dalam kenyataan bahwa cinta selalu mengimplikasikan unsur-unsur dasar tertentu. Unsur-unsur dasar dari cinta yaitu Perhatian (Care), Tanggungjawab (Responsibility), Rasa Hormat (Respect) dan Pengetahuan (Knowledge). Fromm (Fromm, 2005) menjabarkannya sebagai berikut :<br />
© Perhatian (Care)<br />
Cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa yang kita cintai. Implikasi dari cinta yang berupa perhatian terlihat jelas dari perhatian tulus seorang ibu kepada anaknya.<br />
© Tanggungjawab (Responsibility)<br />
Tanggungjawab dalam arti sesungguhnya adalah suatu tindakan yang sepenuhnya bersifat sukarela. Bertanggungjawab berarti mampu dan siap menganggapi.<br />
© Rasa Hormat (Respect)<br />
Rasa hormat bukan merupakan perasaan takut dan terpesona. Bila menelusuri dari akar kata (Respicere = melihat), rasa hormat merupakan kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, menyadari individualitasnya yang unik. Rasa hormat berarti kepedulian bahwa seseorang perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya.<br />
© Pengetahuan (Knowledge)<br />
Pengetahuan yang menjadi satu aspek dari cinta adalah pengetahuan yang tidak bersifat eksternal, tetapi menembus hingga ke intinya. Perhatian, tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan mempunyai keterkaitan satu sama lain. Semuanya merupakan sindrom sikap yang terdapat dalam pribadi yang dewasa, yaitu dalam pribadi yang mengembangkan potensi dirinya secara produktif. Berbeda dengan Fromm yang menekankan mengenai sebab, akibat dan aspek-aspek yang menimbulkan cinta dalam penjelasan teori cintanya, Sternberg lebih menekankan pada penjelasan mengenai komponen pembentuk cinta dan beragam jenis cinta yang dihasilkan dari kombinasi tiap komponen.<br />
Teori mengenai komponen cinta disebut pula sebagai teori segitiga cinta. Segitiga cinta mengandung 3 komponen sebagai berikut:<br />
<br />
© Keintiman (Intimacy)<br />
Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina hubungan.<br />
© Gairah (Passion)<br />
Gairah adalah elemen motivasional yang disadari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual.<br />
© Komitmen<br />
Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama. (Tambunan, 2001).<br />
Kombinasi dari ketiga komponen cinta ini dapat membentuk 8 pola hubungan cinta sebagai berikut :<br />
© Liking (Suka)<br />
Seseorang yang hanya mengalami komponen keintiman saja, tanpa adanya gairah dan komitmen<br />
© Infatuated (tergila-gila)<br />
Cinta ini muncul karena adanya hasrat / gairah tanpa disertai keintiman dan komitmen.<br />
© Empty Love.<br />
Cinta ini berasal dari adanya komitmen pada individu tanpa adanya hasrat dan keintiman.<br />
© Romantic Love<br />
Cinta ini muncul dari kombinasi antara keintiman dan hasrat tapi tanpa disertai oleh komitmen.<br />
© Companionate Love<br />
Cinta ini muncul dari kombinasi antara keintiman dan komitmen. Biasanya cinta ini muncul dalam persahabatan yang mana tidak melibatkan hasrat.<br />
© Fatuous Love<br />
Cinta ini muncul dari kombinasi hasrat dan komitmen tanpa adanya keintiman.<br />
© Non Love<br />
Ketiga komponen cinta tidak ada pada pola cinta ini. Pola ini biasanya muncul dalam hubungan dengan sekitar yang tidak menetap.<br />
© Consummate Love<br />
Cinta ini muncul dari kombinasi ketiga komponen cinta (keintiman, hasrat dan komitmen). Cinta ini disebut juga sebagai cinta yang utuh. (Popsy, 2007)<br />
<br />
Hubungan Perkawinan<br />
Kualitas hubungan pernikahan sekarang telah menjadi lebih penting daripada keabadian nya. Pada bagian, ini mencerminkan kepercayaan yang tumbuh di antara Amerika bahwa kebahagiaan pribadi adalah hak bukan suatu kemewahan. Akibatnya, pasangan cenderung mengharapkan lebih dari pernikahan mereka daripada di masa lalu dan lebih mungkin untuk mengakhiri pernikahan tidak bahagia dari orangtua mereka. Hal ini menyebabkan beberapa pasangan untuk merumuskan expecttations mereka dan klaim pada satu sama lain dalam kontrak perkawinan dan untuk negotiace perbedaan mereka dengan mata ke arah memaksimalkan kebahagiaan bersama.<br />
<br />
Komunikasi dan konflik<br />
Salah satu daerah yang paling penting dari penyesuaian perkawinan adalah belajar untuk berkomunikasi secara efektif dengan pasangan Anda.<br />
Bagaimana memiliki anak?<br />
Sampai saat ini, pasangan yang sudah menikah diharapkan untuk memiliki anak. Namun dalam dekade terakhir pilihan untuk tidak memiliki anak telah menjadi lebih dapat diterima. Umumnya, pasangan akan menunda memiliki anak sampai mereka membuat penundaan final<br />
Perubahan dengan lamanya pernikahan<br />
Hal ini tidak jarang terdengar pasangan yang sudah menikah mengatakan bahwa pernikahan kami saat ini berbeda daripada sepuluh atau lima belas tahun yang lalu. Beberapa pasangan merasa mereka telah tumbuh lebih dekat bersama, sementara yang lain merasa bahwa mereka telah terpisah. Tapi hanya sedikit akan menyangkal bahwa pernikahan mereka telah berubah dengan tahun-tahun.<br />
<br />
<br />
Sex dalam pernikahan<br />
Sebuah pertengkaran kadang-kadang mungkin berakhir di kamar tidur. Untuk ada hubungan positif yang kuat antara kepuasan pasangan dalam pernikahan mereka dan kehidupan seksual mereka. Rasanya mustahil untuk mengatakan mana yang mempengaruhi lebih lainnya. Bahkan, setiap aspek dari pernikahan adalah sama efektif dalam memprediksi sepuluh tahun lain kemudian.<br />
Perceraian<br />
Perceraian biasanya merupakan krisis yang kompleks, karena beberapa hal yang terjadi pada suatu waktu. Bohannan (1975) telah mengidentifikasi enam dari percobaan yang tumpang tindih umum untuk pengalaman hampir everyones perceraian, meskipun mereka mungkin terjadi dalam urutan yang berbeda dan dengan intensitas yang berbeda torsi untuk torsi.<br />
perceraian emosional yang paling mungkin terjadi terlebih dahulu. Para mitra cenderung menarik diri secara emosional dari satu sama lain, atau untuk hidup bersama berdampingan dengan banyak antagonisme. Perang dingin suasana perceraian emosional sering lebih merusak pada anak-anak dari phsycal. hukum perceraian yang mengikuti.<br />
Beberapa studi menunjukkan bahwa anak-anak dari perceraian mungkin menderita kecemasan kurang dan ketidakmampuan menyesuaikan diri daripada mereka yang dibesarkan di rumah tangga dengan pernikahan utuh tetapi konflik.<br />
<br />
Sumber :<br />
Sarlito W. Sarwono & Eko A. Meinarno.2009. Psikologi Sosial. Depok: Salemba Humanika<br />
Fromm, Erich. 2005. The Art Of Loving. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama<br />
Chaplin.J.P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi. PT. RajaGrafindo Persada.,Jakarta<br />
Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan.Kanisius. Yogyakarta.hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-6420649831053442372011-04-02T10:14:00.000-07:002011-04-02T10:14:24.532-07:00TES MMPI & 16 PFMINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY<br />
(MMPI)<br />
<br />
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN<br />
<br />
Minnesota asli Multifase Personality Inventory (MMPI) diterbitkan pada tahun 1940 dan versi revisi kedua MMPI-2-diterbitkan pada tahun 1989. It is the most widely used psychometric test for measuring adult psychopathology in the world. Ini adalah tes psikometri yang paling banyak digunakan untuk mengukur psikopatologi dewasa di dunia. The MMPI-2 is used in mental health, medical and employment settings. The MMPI-2 digunakan dalam pengaturan kesehatan, medis dan kerja mental.<br />
Para penulis asli dari MMPI adalah R. Starke Hathaway , PhD, dan JC McKinley , MD. MMPI merupakan hak cipta dari University of Minnesota. MMPI dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota sebagai tes kepribadian yang komprehensif dan serius yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan. Direvisi pada tahun 1989 sebagai MMPI-2 dan versi untuk remaja dikembangkan (MMPI-A). Ada juga versi singkat (MMPI-3).<br />
Pengembangan awal MMPI dimulai pada 1939 di Universitas of Minnesota oleh dua orang penulisnya. Mereka menginginkan sebuahinstrumen yang dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam mengakses pasien-pasien dewasa selama pekerjaan psikiatrik rutin dan yang dpaat menentukan dengan kuat tingkat keparahan gangguan mereka. Disamping itu, Hatchway dan McKinley tertarik untuk mengembangkan sebuah estimasi objektif tentang perubahan yang dihasilkan oleh psikoterapi atau dalam variable-variabel lain dalam kehidupan pasien. Pendekatan terpenting selama pengonstruksian MMPI adalah empirical criterion keying. Hal ini mengacu pada pengembangan, pemilihan, dan penskoran beberapa item dalam skala berdasarkan criterion acuan eksternal tertentu. Sebagai contoh, seorang konstruktor tes mungkin percaya bahwa sebuah item seperti “kadang-kadang sayamerasa nyaris mustahil bias bangun dipagi hari’ adalah pernyataan yang secara teoritis cukup baik untuk digunakan dalam mengakses depresi. Akan tetapi jika sebuah sempel populasi dari pasien-pasien depresi tidak memberikan respon yang berbeda disbanding kelompok normatif, maka item itu tidak akan dimasukan.<br />
Revisi besar pertama dari MMPI adalah MMPI-2, yang standar pada sampel nasional baru orang dewasa di Amerika Serikat dan dirilis pada tahun 1989. Hal ini sesuai untuk digunakan dengan 18 orang dewasa dan lebih. revisi berikutnya dari elemen uji tertentu telah diterbitkan, dan berbagai macam sub-skala juga diperkenalkan selama bertahun-tahun untuk membantu dokter menginterpretasikan hasil skala klinis asli, yang telah ditemukan mengandung faktor umum yang membuat interpretasi dari nilai pada skala klinis sulit. MMPI saat-2 memiliki 567 item, semua format benar atau palsu, dan biasanya memakan waktu antara 1 dan 2 jam untuk menyelesaikan, tergantung pada tingkat membaca. Ada formulir yang digunakan jarang disingkat uji yang terdiri dari MMPI 2-pertama yang 370 item. Versi yang lebih pendek telah terutama digunakan dalam keadaan yang belum memungkinkan versi lengkap akan selesai (misalnya, penyakit atau tekanan waktu), tetapi skor yang tersedia pada versi pendek tidak begitu luas seperti yang tersedia dalam versi 567-item. A dan psychometrically meningkatkan versi baru-MMPI 2 baru-baru ini dikembangkan menggunakan metode statistik yang ketat yang digunakan untuk mengembangkan Timbangan RC tahun 2003. Bentuk MMPI-2 direstrukturisasi baru (MMPI-2-RF) kini telah dirilis oleh Pearson Penilaian. MMPI-2-RF menghasilkan nilai pada teori grounded, hirarkis terstruktur set timbangan, termasuk Timbangan RC. Metode modern yang digunakan untuk mengembangkan MMPI-2-RF tidak tersedia pada saat MMPI pada awalnya dikembangkan. MMPI-2-RF dibangun di atas fondasi Scales RC, yang telah secara ekstensif diteliti sejak publikasi mereka pada tahun 2003. Publikasi di-2-RC Scales MMPI meliputi bab buku, beberapa artikel yang dipublikasikan dalam peer-review jurnal, dan alamat penggunaan skala dalam berbagai pengaturan 2-RF skala istirahat-MMPI pada asumsi bahwa psikopatologi adalah suatu kondisi homogen yang aditif.<br />
Uji pengembang Hathaway dan McKinley menggunakan teknik uji konstruksi empiris untuk mengembangkan MMPI. This involved basing the test scales (for example the hypochondriasis scale) on the actual test items that differentiate people with hypochondriasis from 'normals'. Ini melibatkan mendasarkan skala uji (misalnya skala hypochondriasis) pada item tes yang sebenarnya yang membedakan orang dengan hypochondriasis dari 'normals'. Often, the questions that do this most reliably are not concerned with health issues as such. Seringkali, pertanyaan yang melakukan hal ini paling andal tidak peduli dengan masalah kesehatan seperti itu. This has two advantages. Ini memiliki dua keuntungan. First, it makes it very difficult for subjects to 'fake' responses, deny problems or give a particular impression. Second, the MMPI-2 is based on empirical research and not on a clinician's assumptions about what answers indicate particular personality traits. Pertama, itu membuat sangat sulit untuk mata pelajaran untuk 'palsu' respon, menyangkal masalah atau memberi kesan tertentu,. Kedua di-MMPI 2 didasarkan pada penelitian empiris dan bukan pada klinisi asumsi tentang apa jawaban menunjukkan ciri kepribadian tertentu. <br />
Data dari MMPI-2 penilaian sangat berguna dalam pengaturan kesehatan kerja dalam presentasi kompleks dimana keraguan tentang apa yang benar-benar salah dengan pasien ada. Sebagai contoh, MMPI-2 biasanya harus bisa mendeteksi secara tidak sadar atau sadar somatizing berpura-pura sakit pada pasien. MMPI 2 juga dapat digunakan untuk menilai stabilitas psikologis pada pekerja di berisiko tinggi 'profesi' seperti pilot pesawat, polisi atau pekerja dalam industri tenaga nuklir.<br />
Salah satu kelemahan dari MMPI-2 untuk dokter kesehatan kerja adalah bahwa MMPI-2 adalah berlisensi tes ketat dan hanya dapat dibeli, dikelola dan diinterpretasikan oleh seorang psikolog klinis yang berpengalaman sesuai atau psikiater. Karena itu, harus dianggap sebagai penyelidikan diagnostik kompleks untuk digunakan relatif jarang terjadi. Dibutuhkan kebanyakan orang antara 1 jam dan 90 menit untuk menyelesaikan-MMPI-2.<br />
<br />
SKALA<br />
MMPI yang asli memiliki 13 skala standar, tiga diantaranya berhubungan dengan validitas dan sepuluh lainnya berhubungan dengan indeks-indeks klinisi atau kepribadian. MMPI-2 dan MMPI-A yang lebih baru mempertahankan kesepuluh skala klinis/kepribadian maupun tiga skala validitas lainnya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Skala Nama Singkatan Nomor Skala Jumlah Item<br />
Validitas Cannot say ? <br />
Variable response inconsistency VRIN 98<br />
True response inconsistency TRIN 40<br />
Infrequency F 60<br />
Black-F Fb 40<br />
Infrequency- psychopathology Fp 27<br />
Fake bad scale FBS <br />
Lie L 15<br />
Correction K 30<br />
Superlative Self Presentation S 50<br />
Klinis (skala dasar) Hypochondriasis Hs 1 32<br />
Depression D 2 57<br />
Hysteria Hy 3 60<br />
Psychopathic deviate Pd 4 50<br />
Masculinity-feminity Mf 5 56<br />
Paranoia Pa 6 40<br />
Psychasthenia Pt 7 48<br />
Schizophrenia Sc 8 78<br />
Hypomania Ma 9 46<br />
Social introversion Si 0 69<br />
Isi Anxiety (kecemasan) ANX 23<br />
Fears (ketakutan) FRS 23<br />
Obsessiveness OBS 16<br />
Depression DPS 33<br />
Health concern HEA 36<br />
Bezaare mentation BIZ 23<br />
Anger ANG 16<br />
Cynicism CYN 23<br />
Antisocial practices ASP 12<br />
Type A TPA 19<br />
Low self-esteem LSE 24<br />
Social discomfort SOD 24<br />
Family problem FAM 23<br />
Work inference WRK 33<br />
Negative treatment indicator TRT 26<br />
<br />
• SKALA VALIDITAS<br />
MMPI adalah salah satu tes pertama yang mengembangkan skala-skala untuk mendeteksi apakah responden menjawab dengan cara yang akan membuat hasil-hasilnya secara kesleuruhan tidak valid.<br />
• Skala “?” atau Cannot Say (SC)<br />
Skala ? (disingkat ? atau CS) bukan benar-benar sebuah skala formal tetapi sekedar merepresentasikan jumlah item yang dibiarkan tidak terjawab pada lembar profil. Kegunaan mencatat jumlah pertanyaan yang tidak terjawab adalah memberikan salah satu dari beberapa indeks validitas sebuah protocol. Jika 30 item atau lebih dibiarkan tidak terjawab, protocol itu kemungkinan besar tidak valid dan tidak ada interpretasi lebih jauh yang perlu diupayakan. Hal ini semata-mata karena jumlah item yang telah direspon tidak cukup, yang berarti informasi yang tersedia untuk menskor skala kurang. Jadi, hasil-hasilnya kurang dapat dipercaya. Untuk meminimalkan jumlah respon cannot say, klient seharusnya di dorong untuk menjawab seluruh pertanyaan.<br />
• Skala VRIN<br />
VRIN terdiri dari pasangan-pasangan pertanyaan terpilih yang diharapkan untuk dijawab secara konsisten jika orang itu mendekati tes dengan cara yang valid. Setiap pasangan item memiliki isi yang mirip atau berlawanan.<br />
• Skala TRIN<br />
Skala ini sama sepperti skala VRIN akan tetapi, hanya pasangan-pasangan dengan isi berlawanan yang di masukan.<br />
• Skala F<br />
Skala ini mengukur sejauh mana seseorang menjawab dengan cara yang atipikal dan menyimpang. Item-item dengan skala F MMPI dna MMPI-2 diseleksi berdasrakan dukungan oleh kurang dari 10% populasi. Jadi, dari segi definisi statistic, mereka merefleksikan cara berfikir yang nonkonvensional. Skor tinggi pada skala F biasanya disertai oleh skor-skor yang tinggi pada banyak skala klinis. Skor tinggi sering dapat digunakan sebagai indicator umum patologi. Seseorang yang mempunyai skor tinggi mugnkin juga “faking bad”, yang bias menginvilidasi protokolnya.<br />
<br />
<br />
• Skala Fb<br />
Keempat puluh item Fb MMPI-2 dirancang untuk mengidentifikasi cara merespon “fake bad” (pura-pura sakit) untuk 197 item terakhirnya. Tanpa skala Fb, tidak aka nada pengecekan pada validitas beberapa item selanjutnya. <br />
• Skala Fp<br />
Oleh akrena skala F biasanay terelevasi pada pasien-pasien psikiatrik, sering kali sulit untuk membedakan anatar para penyandang psikopatologi sejati dengan mereka yang menyandang sedikit patologi, tetapi berpura-pura sakit.<br />
• Skala FBS<br />
Fake bad scale (FBS) dikembangkan dengan harapan bahwa skala ini akan dapat mendeteksi pihak yang mengajukan tuntutan cedera pribadi yang membesar-besarkan masalahnya . studi-studi lain mengindikasikannya sebagai salah satu skala terbaik MMPI-2 untuk mendeteksi kepura-puraan.<br />
• Skala L<br />
Skala L atau lie (kebohongan) terdiri atas 15 item yang mengindikasikan sejauh mana seorang klien berusaha mendeskripsikan dirinya dengan cara positif yang tidak realistis. Jadi, mereka yang mendapat skor tinggi mendeskripsikan dirinya secara terlalu perfeksionis dan idealis.<br />
• Skala K<br />
Skala ini dorancang untuk medeteksi klient-klient yang terlalu positif dalam mendeskripsikan dirinya. Jadi, skala ii mempunyai kesamaan dengan skala L. akan tetapi, skala K, lebih subtil dna efektif. Bila hanya individu-individu yang naïf, moralistic dan tidak rumit saja yang akan mendapatkan skor tinggi pada skala L, orang yang lebih cerdas dan pintar secara psikologis mungkin mempunyai skor K yang mungkin sedikit lebih tinggi meskipun mungkin tidak menunjukan elevasi pada skala L.<br />
<br />
• Skala S<br />
Skala S dikembangkan dengan harapan bahwa skala bias mengidentifikasikan dengan lebih akurat orang yang berusaha tampak terlalu baik. Kelima puluh item skala S dikembangkan dengan mencatat perbedaan-perbedaan dalam dukungan dalam terhadap item antara orang dalam situasi perkejaan yang cenderung menampilkan dirinya secara ekstrem positif dan sempel respon normative. Jadi, orang yang mendukung beberapa item ini dengan jumlah tinggi menampilkan dirinya sebagai orang yang rukun dengan orang lain, bebas dari masalah psikologi, dan mempunyai keyakinan yang kuat terhadap kebaikan manusia. Skala ini tampaknya tidak efektif dalam mendiskriminasikan antara nonpasien yang diminta menampilkan dirinya secara ekstrem positif dan orang yang diminta untuk merespon secara jujur. <br />
<br />
• SKALA KLINIS<br />
• Hypochondriasis (Hs)<br />
Skala 1 awalnya dirancang untuk membedakan penderita hipokondriasis dengan para pasien dengan tipe-tipe psikiatrik lainnya. Meskipun skla itu dapat menunjukan diagnosis hipokondriasis, namun skala itu paling berguna sebagai sebuah skala untuk mengindikasikan berbagai macam karakteristik kepribadian, tetapi belum tentu konsisten dengan diagnostic untuk hipokondriasis.<br />
• Depression<br />
Kelima puluh tujuh item skala dua berhubungan dnegan brooding, kelmabanan fisik, perasaan depresi yang subjektif, apati mental, dan malfungsi fisik.skor tinggi mungkin mengindikasikan berbagai kesulitan disalahsatu bidang atau lebih. Orang yang mendapat skor tinggi pada skala 2 biasanay dideskripsikan sebagai orang yang uska mengkritik dirinya, menarik diri, suka menyendiri, pendiam dan retiring (mengundurkan diri).<br />
<br />
• Hysteria<br />
Dirancang untuk mengindikasikan psien-pasien yang telah mengembangkan gangguan-gangguan atua motorik-motorik yang berbasis psikogenetik. Fitur penting orang yang mempunyai skor tinggi pada skala ini adalah mereka secara stimulan melaporkan keluhan-keluhan fisik tertentu, tetapi juga menggunakan gaya pengingkaran dimana mereka mungkin mengekspresikan optimism secara berlebih-lebihan.<br />
• Psychopathic deviant <br />
Skala ini untuk mengetes tingkat penyesuaian social seseorang secraa umum. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan bidang-bidang seperti derajat pengasingan diri dari keluarga, kedap social, masalah dengan sekolah dan figure otoritas, dan pengasiangan dari diri sendiri dan masyarakat.<br />
• Masculinity-feminity<br />
Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi laki-laki yang mengalami maslaah dnegan perasaan homoseksual dan kebingungan identitas gender. Akan tetapi, upaya ini kurang berhasil karena skor yang tinggi tampaknya tidak mempunyai kaitan yang jelas dengan preferensi seksual.<br />
• Paranoia<br />
Untuk mengidentifikasi orang dengan kondisi atau keadaan paranoid. Ia mengukur derajat sensitifitas interpersonal, kebijakan-diri, dankecurigaan seseorang. Elevasi ringan pada skala 6 menunjukan bahwa orang itu emosional, berhati lembut, dan mengalami sensitivitas interpersonal. Bila elevasi lebih tinggi, kecurigaan dan sensitifitas seseorang menjadi lebih ekstrim dan konsisten dalam proses-proses psikotik.<br />
<br />
<br />
• Psychasthenia<br />
Keempat puluh delapan item pada skala 7 awalnya dirancnag untuk mengukur sindroma psikastenia.<br />
• Schizophrenia<br />
Skala ini dirancnag untuk mengidentifikasi orang yang mengalam kondisi skizofrenik atau mirip. Tujuan ini sebagian berhasil dalam arti bahwa diagnosis skizofrenia muncul sebagai sebuah kemungkinana dalam kasus ornag yang mendapat skor ekstreem tinggi. Akan tetapi, bahkan orang yang mendapat skor cukupo tinggipun belumtentu memenuhi criteria skizoprenia. <br />
• Hypomania<br />
Keempat puluh enam item pada skala 9 awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasikan ornag yang mengalami gejala-gejala hipomanik. Gejala-gejala ini mungkin mencakup periode-periode siklis euphoria, iritabilitas yang mengikat, dan aktivitas tidak produktif yang eksesif yang mungkin digunakan sebagai distraksi untuk menghancurkan depresi. Skala ini efektif buakn hanay dalam mengidentifikasi orang dengan kondisis manic tingkat sedang, tetapi juga dalam mengidentififkasi karakteristik kelompok-kelompok bukan pasien.<br />
• Social introversion<br />
Skala ini dikembangkan dari person wahasiswa pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dnegan kontinumintroversi-ekstraversi. Skala ini divalidasi berdasarkan sejauh mana mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan social. Skor yang tinggi menunjukan bawha responden pemalu, mempunyai keterampilan social yang terbatas, merasa tidak nyaman dlaam interaksi sososial, dan menarik diri dari banyak situasi interpersonal.<br />
<br />
<br />
• RELIABILITAS & VALIDITAS <br />
<br />
Studi-studi reliabilitas MMPI orisinal itu menunjukan bahwa MMPI itu mempunyai tingkat stabilitas temporal dan konsistensi internal yang sedang-sedang saja. Hunsley, Hanson dan Parker (1988) melakukan sebuah meta-analisis terhadap studi-studi yang dilakukan terhadap MMPI antara tahun 1970 dan 1981 dan menyimpulakan “semua MMPI cukup reliable, yang nilai-nilainya berkisar mulai serendah 0,71 (sakala Ma) sampai setinggi0,84 (skala Pt).<br />
Skala validitas ini dalam MMPI-2 RF adalah revisi kecil dari mereka yang terdapat dalam MMPI-2, yang meliputi tiga jenis dasar dari langkah-langkah validitas: orang-orang yang dirancang untuk mendeteksi non-merespons atau tidak konsisten menanggapi (SSP, VRIN, Trin), yang dirancang untuk mendeteksi ketika klien atas pelaporan atau melebih-lebihkan prevalensi atau keparahan gejala psikologis (F, Fb, Fp, FBS), dan yang dirancang untuk mendeteksi apabila tes-taker berada di bawah-pelaporan atau mengecilkan gejala psikologis (L, K) ). Sebuah tambahan baru dengan skala validitas untuk MMPI-2 RF mencakup atas pelaporan skala skala gejala somatik (Fs).<br />
<br />
Singkatan Dalam versi baru Deskripsi Menilai <br />
CNS 1 1 "Tidak bisa Katakanlah" Pertanyaan belum terjawab <br />
L 1 1 Berbohong Klien "berpura-pura baik" <br />
F 1 1 Kejarangan Klien "berpura-pura buruk" (dalam paruh pertama uji) <br />
K K 1 1 Defensif Penolakan / menghindar <br />
Fb Fb 2 2 Kembali F Klien "berpura-pura buruk" (dalam setengah terakhir uji) <br />
VRIN VRIN 2 2 Variabel Respon Inkonsistensi pasangan menjawab pertanyaan serupa / berlawanan tidak konsisten <br />
TRIN 2 2 Respon Benar Inkonsistensi menjawab pertanyaan semua benar / semua palsu <br />
FK 2 2 F minus K kejujuran tanggapan uji / tidak berpura-pura baik atau buruk <br />
S 2 2 Superlative Self-Presentation Superlatif Self-Presentasi meningkatkan pada skala K, "muncul terlalu baik" <br />
Fp 2 2 F-Psychopathology penyajian dalam setting klinis <br />
Fs Fs 2 RF 2 RF Jarang somatik Respon Overreporting gejala somatik<br />
<br />
• ADMINISTRASI<br />
MMPI-2 dapat diadministrasikan pada orang yang berumur 16 thun keatas dengan tingkat kemampuan membaca kelas delapan (kelas 2-SMP) tetapi norma-norma remaja perlu digunakan. Akan tetapi opsi yang lebih baik untuk individu yang berumur antara 14 dan 18 tahun adalah dengan meminta mereka mengerjakan MMPI-A. Secara khusus, examiner seharusnya menjelaskan kepada klient alas an pengetesan dan bagaimana hasilnya akan digunakan.mungkin juga perlu dikemukakan bahwa tes itu dirancang untuk menentukan apakah seseorang menampilakn dirinya sendiri dengan cara yang positif, tetapi tidak realistis atau menunjukan gangguannya secara berlebih-lebihan. Jadi strategi yang terbaik adalah meminta examinee untuk sejujur dna sejelas mungkin. Terakhir, mungkin perlu diklarifikasikan bahwa sebagian, atau bahkan banyak , pertanyyannya mungkin tampak agar tidak biasa.<br />
MMPI-2 dan MMPI-A hanya mempunyai boolet form, meskipun mereka tersedia dengan softcover atau hardcover. Penyelesaian 370 item yang pertama pada MMPI-2 dan 350 item pertama pada MMPI-A memungkinkan untuk penskoran beberapa skala validitas dasar skala klinis standar. 197 item terakhir MMMPI-2 dan 128 item terakhir MMPI-A digunakan untuk menskor skala-skala suplementer dan skala isi yang berbeda. Pengadministrasian computer online tersedia melalui national computer systems. Untuk orang yang mempunyai kesulitan khusus, sebuah form/ bentuk individual (box) dan sebuah bentuk rekaman suara telah dikembangkan.<br />
Panjangnya MMPI yang kadang-kadang menjadi penghalang itu telah mendorong perkembangan banyak bentuk pendek. Akan tetapi kebanyakan belum ditemukan cukup reliable atau valid. Salah satu bentuk singkat yang bsia diterima adalah mengadministrasikan semua item yang diperlukan untuk menskor skala-skala validitas dasar dan skala-skala klinis standar saja (misalnya, 370 item pertama MMPI-2 atau 350 item pertama MMPI-A). dua opsi lainnya adalah menggunakan ke-388 item MMPI-2 Restructured form atau administrasi yang diadptasikan untuk computer.<br />
<br />
• PROSEDUR INTERPRETASI<br />
Delapan langkah dibawah ini direkomendasikan untuk menginterpretasi profil-profil MMPI-2 dan MMPI-A. Langkah-langkah ini seharusnya diikuti dengan pengetahuan dan kesadaran tentang implikasi umur, budaya, tingkat intelektual, pendidikan, tingkat fungsi maupun alas an, motivasi, maupun konteks assessment. Sementara itu, melihat konfigurasi tes secara keseluruhan (langkah 4,5 dan 6), klinisi dapat mengelaborasi makna skala-skala yang berbeda dan hubungan di antara skala-skala dengan melihat hipotesis-hipotesis interpretif y6ang berkaitan dengannya.<br />
• Waktu Penyelesaian<br />
Examiner seharusnya mencatat lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tes. untuk orang yang sedikit terganggu, yang berumur 16 tahun atau lebih, dengan IQ rata-rata, dan pendidikan kelas delapan, waktu penyelesaian total untuk MMPI-2 seharusnya kira-kira 90 menit. Administrasi computer biasanya 15 sampai 30 menit lebih singkat (60-75 menit secara total). MMPI-A biasanya membutuhkan waktu 60 menit dan dengan komputer biasanya 15 menit lebih singkat (45 menit secara total). Jika dibutuhkan waktu dua jam atau lebih untuk MMPI-2 atau 1,5 jam atau lebih untuk MMPI-A, kemungkinan-kemungkinan dibawah ini harus dipertimbangkan.<br />
• Gangguan psikologis berat, khususnya depresi atau psikosis fungsional berat<br />
• Tidak mampu memutuskan<br />
• IQ dibawah rata-rata atau kemampuan membaca yang buruk akibat latar belakang pendidikan yang tidak kuat<br />
• Hendaya serebral<br />
Akan tetapi, jika examinee menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 60 menit, examiner seharusnya curiga bahwa profil itu tidak valid, ada kepribadian impulsive, atau keduanya.<br />
Catat semua penghapusan jawaban atau titik-titik yang dibuat dengan pensil diatas lembar jawaban. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa orang itu mengerjakan tesnya dengan serius dan mengurangi kemungkinan menjawab secara acak ; penghapusan dalam jumlah banayk mungkin kerefleksikan kecenderungan obsesuf-kompulsif.<br />
<br />
• Menskor Jawaban Tesnya dan Membuat Plot Profilnya<br />
Selesaikan penskoran dan buat plot profilnya. Petunjuk khusus untuk menabulasikan skor-skor kasar MMPI-2 dan mengonversikannya menjadi profil tersedia dalam lampiran. Catat skor item-item kritisnya dan catat item-item mana yang menunjukan tren-tren penting. Sering kali membantu jika sampai titik tertentuklinisi itu mereview beberapa item tersebut bersama klient dan mendapatkan berbagai elaborasi. Secara khusus, sanagt esensial untuk menentukan apakah orang itu memahami apa yang ditanyakan oleh itemnya. Selain itu, kadang-kadang membantu jika kita memerikasa lembar-lembar jawabannya dan mencatat pertanyaan-pertanyaan mana yang terlewati, kalau ada. Diskusi dengan klient tentang mengapa ia memilih untuk tidak merespons bias menambah informasi tentang bagaimaan ia berfungsi secara psikologis dan bidang-bidang apa yang emnimbulakan konflik bagi dirinya.<br />
<br />
• Mengorganisasikan Skala-skala dan Mengidentifikasi Tipe Kode<br />
Mengembangkan kode-kode rangkuman memberiakn metode cepat untuk mecatat hasil-hasil MMPI-2/MMPI-A. tipe kode dapat ditentukan dengan sekedar melihat dua elevasi skala tertingi. Perlu dicacat bahwa scale 5 n 0 bukan skala-skala yang strict (tepat) klinis, jadi mereka tidak digunakan dalam menentukan tipe kode. Examiner perlu ingat bahwa hanya tipe-tipe kode yang didefinisikan dengan jelas yang dapat diinterpretasikan dengan aman. Sebuah tipe kode yang terdefinisi dengan baikadalah jika skala-skala didalamnya terelevasi diatas 65 dan skala-skala yang digunakan untuk menentukan tipe kodenya 5 poin skor T atau lebih diatas skala-skala tertinggi berikutnya. Profil-profi yang kurang terdefinisi dengan jelas seharusnya diinterpretasi dengan mencatat setiap skala yang terelevasi dan setelah itu mengintegrasikan makna-makna yang didapatkan dari descriptor-deskriptor yang berbeda.<br />
<br />
• Menentukan Validitas Profil<br />
Ases validitas profil dengan mencatat pola skala-skala validitasnya. Ada sejumlah indicator yang menunjukan profil-profil yang tidak valid, yang dideskripsikan dibagian berikutnya. Pola-pola dasarnya itu, yakni gaya defensive yang meminimalkan patologi atau pola respons yang tidak konsisten. Disamping itu, klinisi seharusnya mempertimbangkan konteks asesmen untuk menentukan apakah gaya respon yang defensif, fake bad, atau tidak konsisten mendukung apa yang diketahui tentang klient. Secara khusus, seharusnya examiner menentukan kemungkinan bahwa examinee secara potensial mendapatkan hasil tes dengan overreporting atau underreporting psikopatologi.<br />
<br />
• Menentukan Tingkat Penyesuaian Secara Umum<br />
Catat jumlah skala yang diatas 65 dan elevasi relative skala0skala tersebut. Sejauh mana F terelevasi juga dapat menjadi indicator yang smepyrna untuk tingkat patologi. Semakin banyak dan elevasi skala-skala ini, semakin besar kemungkinan individu untuk emndapatkan kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab dasarnya dan mengalami ketidaknyamanan social maupun pribadi.<br />
<br />
• Mendeskripsikan Gejala, Perilaku, dan Ciri-ciri Kepribadian<br />
Langkah ini merepresentasikan proses inti dalam interpretasi. Elevasi ringan pada skala-skala individual merepresentasikan kecendurangan atau tren dalam kepribadian individu. Interpretasinya harus diperlakukan dengan hati-hati untuk deskriptor-deskriptor yang lebih ekstrem yang di buang atau di parafrasakan untuk merepresentasikan karakteristik-karakteristik yang lebih ringan. Skor-skor dalam rentang ini pada MMPI-A di soroti dengan shading, sehingga menunjukkan zona marginal atau transisional antara normalitas dan patologi. Elevasi di atas 65 pada MMPI-2 dan MMPI-A merupakan karakteristik yang lebih kuat dari individu dan dengan pwningkatan yang secara progresif semakin besar, cenderung merepresentasikan fitur-fitur inti dari fungsi kepribadian. Akan tetapi, mendasarkan interpretasi pada elevasi-elevasi skor T tertentu semata bisa menyesatkan, karena ciri-ciri demografis atau tingkat fungsi seorang klien bisa mengubah interpretasinya. Klinisi perlu mengintrepastiskan keakuratan makna potensial dengan mempertimbangkan buka hanya elevasi-elevasi, tetapi juga variabel-variabel lain yang relevan. Selain itu masing-masing deskripsinya adalah modal. Mereka seharusnya dianggap sebagai kemungkinan interpretasi yang belum tentu berlaku untuk semua orang yang mempunyai skor tertentu. Mereka sekadar hipotesis yang perlu verifikasi lebih lanjut. Poin ini di garis bawahi oleh temuan bahwa kira-kira dalam rentang 40% dari deskriptor-deskriptor yang di hasilkan komputer tidak berlaku pada orang yang diases (Butcher et al., 2000).<br />
Meskipun skor-skor T tidak di berikan untuk kebnyakan interpretasi skala, mereka di masukkan dalam subbagian tentang skala-skala validitas. T validitas dan kadang-kadang skor kasar di masukkan karena ada penelitian ekstensif tentang skor cutoff yang optimal.<br />
Selama proses interpretasi, jangan sekadar mencatat makna masing-masing skala, tetapi juga memriksa pola atau konfigurasi tes secara keseluruhan dan mencatat "puncak-puncak" dan "lembah-lembah" relatifnya. Konfigurasi-konfigurasi yang tipikal mungkin termasuk, misalnya "conversion V" yang merefleksikan kemungkinan gangguan konversi atau elevasi Skala 4 dan 9, yang merefleksikan kemungkinan yang tinggi untuk acting-out behavior. Perlu di catat bahwa semua skala yang lebih dari 65 atau kurang dari 40 sangat penting bagi interpretasi secara keseluruhan. Ketika berusaha memahami makna sebuah profil dengan dua elevasi skala klinis atau lebih, di rekomendasikan bahwa klinisi membaca deskriptor-deskriptor untuk masing-masing skala maupun deskripsi-deskripsi kode 2-poin yang relevan. Juga di rekomendasikan bahwa, ketika membaca tentang elevasi-elevasi pada skala tunggal, klinisi seharusnya membaca makna elevasi-elevasi yang tinggi dan rendah maupun informasi yang lebih umum tentang skala yang relevan. Elaborasi lebih lanjut tentang makna elevasi skala dan tipe kode bisa didapatkan dengan menskor dan menginterpretasi skala-skala isi, Harris-Lingoes dan sub skala Si, skala-skala suplementer, skala-skala klinis yang direstrukturisasi, dan/atau beberapa item kritis. Jika informasi interpretatif tersedia, klinisi dapat memeriksa profil individu bersama persyaratan pertanyaan rujukan, yaitu menentukan deskripsi yang relevan untuk masing-masing bidang ini.<br />
Banyak deskripsi klien yang di fokuskan pada defisit klien. Dengan demikian, klinisi sering berusaha menerjemahkan interpretasi ini ke dalam bahasa sehari-hari yang ramah klien. Untuk membantu ini, pernyataan umpan balik klien yang di peroleh dari Lewak et al. (1990) di masukkan ke dalam deskripsi skala klinis individu. Bahasanya telah di pilih agar terasa empatik, meningkatkan rapport, dan meningkatkan kemungkinan klien untuk tumbuh. Pernyataan-pernyataan itu juga dapat di edit untuk mengembangkan interpretasi yang lebih di fokuskan pada klien untuk di gunakan dalam laporan aktual.<br />
<br />
• Memberikan Impresi Diagnostik<br />
Meskipun MMPI orisinil dan MMPI-2/MMPI-A belum berhasil untuk langsung menghasilkan diagnosis, mereka sering menyumbangkan informasi yang cukup banyak, yang relevan untuk formulasi diagnosis. Di bagian tipe-tipe kode, berbagai kemungkinan di diagnosis DSM-IV-TR yang konsisten dengan masing-masing tipe kode telah dimasukkan. Klinisi seharusnya mempertimbangkan ini, bersama informasi tambahan yang tersedia, untuk membantu membuat diagnosis yang akurat. Di bebrapa konteks dan untuk bebrapa tipe pertanyaan rujukan, diagnosis formal akan relevan; tetapi, untuk konteks-konteks dan pertanyaan-pertanyaan rujukan lain, diagnosis formal tidak akan di butuhkan atau tidak akan cocok (misalnya, penyaringan karyawan). Review lebih jauh terhadap berbagai pertimbangan dan pedoman yang di deskripsikan dalam Langkah 6 mungkin berguna dalam mengekstrasi informasi yang relevan untuk diagnosis.<br />
<br />
• Mengelaborasi Implikasi dan Rekomendasi Penanganan<br />
Salah satu pelayanan yang paling berharga yang dapat de beri seorang praktisi adalah memprediksi kemungkinan klien untuk mendapatkan manfaat dari interfensi. Hal ini biasanya berarti mengelaborasi kekuatan dan kelemahan seseorang, tingkat defensifnya, kemampuannya untuk membentuk hubungan penanganan, prediksi respons terhadap psikoterapi (catat terutama skala Es [Ego Strength] dan TRT), tendensi antisosial, dan tingkat insight. Banyak di antara informasi ini yang di rangkum di akhir sub bagian tentang elevasi skala dan tipe kode. Jika melaksanakan pekerjaan ekstensif dengan tipe-tipe klien tertentu, klinisi mungkin perlu memperluas pengetahuan yang terkait dengan tipe dan hasil penanganan dengan merujuk pada basis penelitian ekstensif yang tersedia. Responsivitas terhadap penanganan bisa di perluas lagi dengan memberikan saran-saran untuk menyesuaikan intervensi-intervensi spesifik untuk berbagai profil klien dan berbagai tipe permasalahan. Mereview bidang-bidang, pertimbangan, dan pedoman yang di deskripsikan dalam Langkah 6 mungkin berguna dalam mengekstraksi informasi yang relevan dengan rencana penanganan. Sumber lain yang berguna dalam proses ini adalah Use of Psychological Testing for Treatment Planning and Outcome Assesment dari Maruish (1990). Lewak et al. (1990) tidak hanya memberikan saran-saran untuk penanganan, tetapi juga mengikhtisarkan prosedur langkah-langkah untuk mentranslasikan hasil-hasil MMPI-2 menjadi umpan balik yang jelas dan relevan bagi klien. Langkah-langkah ini termasuk isu-isu spesifik untuk latar belakang dan pengalaman hidup awal klien dan saran-saran untuk menolong diri sendiri. Pernyataan-pernyataan ini dapat di gunakan untuk memberikan umpan balik secara ramah pengguna, yang akan cenderung meningkatkan rapport dan mengoptimalkan pertumbuhan klien. Selain itu manual oleh Finn (1996) untuk menggunakan MMPI-2 sebagai intervensi terapeutik. <br />
<br />
• BEBERAPA ITEM KRITIS<br />
Salah satu alternatif untuk analisis ini, selain menskor dan menginterpretasi skala-skala aktual, adalah menginterpretasi makna beberapa item yang berdasarkan isinya, tampak berhubungan dengan berbagai bidang psikopatologi (ide bunuh diri depresif, kebingungan mental, dan lain-lain) atau arah item-item ini mungkin merepresentasikan patologi serius, terlepas dari bagaimana orang itu merespons bagian lain inventori. Item-item ini di sebut sebagai pathogonomic items, stop items, atau yang lebih sering critical items. Di asumsikan bahwa arah respons seseorang merepresentasikan contoh perilaku orang itu dan berfungsi seperti sebuah skala pendek yang menunjukkan tingkat fungsi orang itu secara umum. Beberapa item kritis sangat berguna ketika klinisi melihat isi item individual dalam kaitannya dengan tipe-tipe informasi tertentu yang di ungkap oleh item tersebut. Informasi ini bisa di gunakan untuk memandu wawancara lebih lanjut. Akan tetapi, interpretasinya perlu di lakukan dengan hati-hati, karena beberapa item tersebut rawan acquiescing response (respons yang cenderung setuju) (kunci sebagian item-nya ke arah "True") dan faking bad. Mereka seharusnya tidak di anggap sebagai skala, tetapi komunikasi langsung tentang bidang-bidang yang spesifik untuk isi item tersebut. Daftar bebrapa item kritis dapat ditemukan dalam manual MMPI-2 (Butcher et al., 2001); beberapa item ini biasanya diskor oleh program-program dengan bantuan komputer.<br />
Meskipun daftar beberapa item kritis sudah dimasukkan dalam manual MMPI-2 (Butcher et al., 2001), klinisi seharusnya menggunakan daftar ini dengan hati-hati pada remaja. Pertama, remaja normal maupun populasi-populasi klinis remaja secara rata-rata membenarkan beberapa item kriris dua kali lipat lebih banyak di banding orang dewasa normal (Archer & Jacobson, 1993). Di samping itu, remaja normal maupun berbagai populasi klinis membenarkan beberapa item dengan frekuensi yang hampir sama, sehingga menunjukkan bahwa beberapa item itu seharusnya tidak di gunakan untuk membedakan kedua kelompok ini. Hal ini berarti bahwa upaya-upaya empiris untuk mengembangkan daftar beberapa item kritis untuk remaja mungkin mengalami kesulitan. Sebagaimana MMPI/MMPI-2, klinisi seharusnya tidak memperlakukan klaster-klaster item kritis sebagai skala-skala kasar yang akan di interpretasi. Alih-alih, isi item individual seharusnya di gunakan untuk mengembangkan pernyataan-pernyataan wawancara yang spesifik, dan penyimpangan relatif beberapa item ini seharusnya di tangani dengan toleransi yang tepat.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
16 PF ( SIXSTEEN PERSONALITY FACTOR QUESTIONAIRE)<br />
SEJARAH ALAT TES <br />
Tes kepribadin 16 faktor merupakan karya adaptasi dari “ sixteen personality factor questionaire (16 PF)” yang di ciptakan oleh Raymond B. Cattel. Tes itu diterbitkan oleh institut for personality and ability (IPAT) pada tahun 1972 .<br />
Tes kepribadian 16 faktor terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :<br />
Bentuk A,B,C,D,E dan F. Bentuk A,B,C,D dapat menggunakan buku manual singkat, bentuk E dan F adalah untuk indifidu-indifidu yang mengalami kesukaran atau hambatan di dalam pendidikan dan membaca. <br />
16 PF dirancang untuk usia 16 th ke atas. Sedang tes kepribadian yang serumpun dengan ini dan di peruntukkan bagi usia yang lebih muda ialah:<br />
“UR-SR HIGH SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (HSPQ)”, yaitu untuk usia 12- 16 th “ CHILDREN`S PERSONALITY QUESTIONAIRE (CPQ)”, yaitu untuk usia 8-12 th “ EARIY SCHOOL PERSONALITY QUESTIONAIRE (ESPQ)”, yaitu untuk usia 6-8 th.<br />
Manual singkat ini hanya untuk keperluan pelaksanaan tes dan penilayan (scoring). Urayan tentang kepribadian dengan 16 factor ini dan di urayan-urayan statistiknya di berikan di dalam HND BOOK FOR THE 16 PF. Demikian pula dimensi-dimensi psikologis yang berarti yang telah di teliti dengan analisis factor pada orang-orang normal maupun kasus-kasus klinis, di uraikan dalam HND BOOK tersebut. Oleh sebab itu untuk pemakayan tes, di anjurkan untuk melihat lebih lanjut di dalam HND BOOK, terutama tentang kemungkinan-kemungkinan arti yang lain dan tingkahlaku yang di ramalkannya.<br />
Faktor-faktor kepribadian yang di ukur oleh 16 PF bukan saja unik, tetapi juga benar-benar berdasar pada teori-teori pada umumnya. Dimensi- dimensi kepribadian tersebut secara singkat akan di uraikan di dalam bagian pertama dari manual. Setiap factor di beri abjat dan urayan singkat untuk sekor-sekor yang rendah dan tinggi.<br />
Tentang pelaksanaan tes dan sistim sekoring terdapat pula pada bagian pertama tersebut. Urayan yang lebih lengkap dari masing-masing factor, terdapat di bagian ke dua. Pada pkoknya, ke 16 dimensi atau sekala kepribadian ini saling berdiri sendiri. Setiap soal didalam tes tersebut untuk satu sekor dan hanya satu factor saja. Dengan demikian tidak terdapat ketergantungan seperti yang ditunjukkan oleh level dari konstruksi sekala tersebut.<br />
Lebih lanjut lagi, secara experimen diperoleh korelasi yang rendah diantara ke 16 sekala tersebut. Tes 16 PF yang di perkenalkan disini adalah bentuk C. Tes ini baik untuk kelompok-kelompok pekerja, kariawan perusahaan, orang dewasa normal, dan orang-orang berpendidikan formal. Untuk kasus klinis di anjurkan untuk memakai tes CLINICAL ANLYSIS QUESTIONAIRE (CAQ) diciptakan oleh penulis yang sama dan di terbitkan oleh IPAT juga.<br />
<br />
LANDASAN TEORI DAN ASPEK YANG DIUNGKAP <br />
Sixteen Personality Factors Questionnaire (Sixteen PF)<br />
Berdasarkan riset factorial, Cattell dan rekan-rekan kerjanya telah mengembangkan sejumlah inventori kepribadian, dan yang paling dikenal adalah Sixteen Personality Factor Questionnaire, yang sekaang sudah memasuki edisi kelima (Cattell, Cattell, & Cattell, 1993; Conn & Rieke, 1994; Russell & Karol, 1994). Diterbitkan pertama kali pada tahun 1994, 16 PF dirancang untuk umur 16 tahun ke atas dan menghasilkan 16 skor dalam cirri-ciri, seperti keberanian social, dominasi, kewaspadaan, stabilitas emosional, dan kesadaran peraturan. Ke-16 faktor ini, yang diidentifikasikan oleh huruf yang sama pada berbagai edisi 16 PF, telah disempurnakan selama bertahun-tahun dan dinamakan kembali, sebagai terminology esoteric yang awalnya digunakan Cattell untuk menamakan cirri-ciri yang umumnya telah dibuang. Contohnya, ekstrem yang melabuhkan dimensi yang sekarang disebut keberanian sosial pertama kali diberi label “Threctia” dan “Parmia”, masing-masing pada sisi malu dan berani.<br />
<br />
Kelima edisi 16 PF ini tersedia dalam hanya satu bentuk dan terdiri dari 185 butir soal, yang kebanyakan diseleksi dari bentuk –bentuk kuesioner sebelumnya berdasaran isi dan ciri-ciri psikometris. 16 PF ini telah dinormalkan kembali pada sampel 2.500 individu yang diseleksi untuk kurang-lebih mewakili penduduk AS pada sensus tahun 1990 dalam kaitannya dengan jenis kelamin, ras, distribusi usia, dan pendidikan. Salah satu ciri unik dari 16 PF adalah dimasukkannya 15 butir soal yang disajikan secara berdampingan pada akhir inventori di bawah judul “Pertanyaan-pertanyaan Pemecahan Masalah”, butir soal ini terdiri dari skala penalaran, yang dimaksudkan sebagai ukuran cepat atau kemampuan mental. Di samping itu, kuesionernya sekarang memiliki 3 indeks gaya respon yang dirancang untuk menaksir persetujuan diam-diam, respon acak, dan usaha untuk menampilkan diri sendiri secara tidak realistis sebagai entah memiliki kualitas yang diinginkan entah tidak diinginkan entah tidak diingkan secara sosial.<br />
16 PF mempunyai 5 macam bentuk yaitu A, B, C, D dan E. Tes ini dapat dikenakan untuk mereka yang telah berusia 16 tahun keatas. Bentuk A, B, C, D dirancang untuk mereka yang tingkat membacanya rendah.<br />
Tes Non Proyektif | Tes EPPS |16 PF(sixteen personality factor questionaire (16PF)|MMPI(Minnesota ultiphasic Personality Inventory- Adolescent)|MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) | Papi Kostick | MSDT | NSQ | SOV (study of value)|Sejarah Tes Non Proyektif | Landasan Teori | Material Tes | Penyajian Pengetesan | Tahapan Skoring |Berisikan tentang sejarah,pengertian, teori, teknik-teknik non-proyektif, macam-macam tes non-proyektif, ciri – ciri tes non-proyektif, contoh – contoh mengenaites non-proyektif, kelebihan dan kekurangan tes non-proyektif .hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-17888179960833043452011-03-24T09:16:00.000-07:002011-03-25T08:42:53.291-07:00PERILAKU PROSOSIAL ( prosocial behavior )PERILAKU PROPOSOSIAL<br />
<br />
Baron & Byrne (2003) menjelaskan perilaku prososial sebagai segala tindakan apa pun yang menguntungkan orang lain. Secara umum, istilah ini diaplikasikan pada tindakan yang tidak<br />
menyediakan keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung derajat resiko tertentu. <br />
<br />
Menurut Staub (Dayakisni & Hudaniah, 2006) ada tiga indicator yang menjadi tindakan prososial, yaitu: <br />
a. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada pihak pelaku.<br />
b. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela.<br />
c. Tindakan itu menghasilkan kebaikan.<br />
<br />
Tahap-tahap dalam Perilaku Prososial<br />
<br />
Ketika seseorang memberi pertolongan, maka hal itu didahului oleh adanya proses psikologis hingga pada keputusan menolong. Latane & Darley (Baron & Byrne, 2003; Faturochman, 2006) menemukan bahwa respons individu dalam situasi darurat meliputi lima langkah penting, yang dapat menimbulkan perilaku prososial atau tindakan berdiam diri saja. Tahap-tahap yang telah teruji bebeapa kali dan sampai saat ini masih banyak digunakan meliputi:<br />
<br />
a. Menyadari adanya keadaan darurat, atau tahap perhatian. pada perhatian terkadang sering terganggu oleh adanya hal-hal lain seperti kesibukan, ketergesaan, mendesaknya kepentingan lainnya <br />
.b. Menginterpretasikan keadaan sebagai keadaan darurat. Bila pemerhati menginterpretasi suatu kejadian sebagai sesuatu yang membuat orang membutuhkan pertolongan, maka kemungkinan besar akan diinterpretasikan sebagai korban yang perlu pertolongan.<br />
<br />
<br />
c. Mengasumsikan bahwa adalah tanggung jawabnya untuk menolong. Ketika individu memberi perhatian kepada beberapa kejadian eksternal dan menginterpretasikannya sebagai suatu situasi darurat, perilaku prososial akan dilakukan hanya jika orang tersebut mengambil tanggung jawab untuk menolong. Apabila tidak muncul asumsi ini, maka korban akan dibiarkan saja, tanpa memberikan pertolongan. Baumeister dkk. menemukan ketika tanggung jawab tidak jelas, orang cenderung mengasumsikan bahwa siapa pun dengan peran pemimpin seharusnya bertanggung jawab.<br />
e. Mengambil keputusan untuk menolong. Meskipun sudah sampai ke tahap dimana individu merasa bertanggung jawab member pertolongan pada korban, masih ada kemungkinan ia memutuskan tidak member pertolongan. Berbagai kekhawatiran bisa timbul yang menghambat terlaksananya pemberian pertolongan Pertolongan pada tahap akhir ini dapat dihambat oleh rasa takut (sering kali merupakan rasa takut yang realistis) terhadap adanya konsekuensi negatif yang potensial .<br />
<br />
Terdapat beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial, yaitu;<br />
<br />
a. Self-gain: harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan.<br />
b. Personal values and norms: adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik.<br />
c. Empathy: kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain.hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-43986399548397119392011-03-21T10:31:00.000-07:002011-03-21T10:31:10.904-07:00bencana tsunami di jepang dan dampak-dampaknya dengan kajian psikologi (Post traumatic stress disorder).<b>KOMPAS , Sabtu, 19 Maret 2011 | 19:35 WIB</b><br />
<br />
Krisis nuklir acapkali menimbulkan ketakutan. Saat bom atom pertama diciptakan, hingga nuklir ditemukan, manusia berada dalam ketakutan yang konstan. Ini yang dulu dikatakan oleh filsuf Hans Jonas sebagai “heuristik ketakutan”.<br />
Demikian Junanto Herdiawan, warga Indonesia yang bermukim di Toyo, menuliskan pengalamannya di media sosial Kompasiana. Berikut laporan selengkapnya... <br />
Saat krisis reaktor nuklir Fukushima 1 terjadi, saya juga dirambati oleh rasa takut itu. Jarak reaktor nuklir Fukushima dengan Tokyo hanya sekitar 200km. Dalam pikiran saya, sekiranya terjadi hal terburuk, kota Tokyo akan diterjang radiasi nuklir dalam hitungan jam. Makin hari, krisis juga terlihat makin tereskalasi, dan seolah tak terkendali. Berbagai ledakan dan lepasan radioaktif terus berlangsung. <br />
Di sisi lain, media massa terus menerus memberitakan suasana yang mencekam. Saat dikatakan radiasi telah mencapai kota Tokyo, saya makin dilingkupi rasa takut. Keluarga di rumah, anak-anak yang masih kecil, dan terutama dampak radiasi yang mengerikan, menjadi alasan saya untuk takut. Belum lagi ditambah puluhan telpon dan sms dari kerabat di tanah air, yang pesannya sama, “Pulang sekarang juga, keadaan makin bahaya!!” <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Post Traumatic Stress Disorder (Gangguan Stres Pascatrauma)<br />
</b><br />
<br />
<b>DEFINISI</b><br />
<br />
Psikiater dari Jakarta, Roan, menyatakan bahwa trauma berarti cidera, kerusakan jaringan, luka atau shock. Sementara trauma psikis dalam psikologi diartikan sebagai kecemasan hebat dan mendadak akibat peristiwa dilingkungan seseorang yang melampaui batas kemampuannya untuk bertahan, mengatasi atau menghindar (Roan: 2003).<br />
PTSD merupakan sindrom kecemasan, labilitas otonomik, ketidakrentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang amat pedih itu setelah stress fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa (Kaplan: 1997).<br />
<br />
<br />
<b>PENGOBATAN</b><br />
<br />
Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan. Pengobatan memerlukan psikoterapi (termasuk terapi kontak) dan terapi obat. Karena sering kegelisahan hebat yang dihubungkan dengan kenangan yang menggoncangkan jiwa, psikoterapi mendukung memainkan tugas yang teramat penting pada pengobatan. Ahli terapi secara terbuka berempati dan bersimpati dalam mengenal rasa sakit psikologis. Ahli terapi menenteramkan orang bahwa respon mereka nyata tetapi menganjurkan mereka menghadapi kenangan mereka (sebagai bentuk terapi kontak). Mereka juga diajar cara untuk kegelisahan kontrol, yang menolong memodulasi dan mengintegrasikan kenangan menyiksa ke dalam kepribadian mereka.<br />
Psikoterapi insight-oriented bisa membantu orang yang merasa merasa bersalah memahami mengapa mereka menghukum diri mereka sendiri dan membantu menghilangkan perasaan bersalah.<br />
<br />
<br />
<b>DAMPAKNYA DARI MUSIBAH TERSEBUT </b><br />
<br />
Manusia tersebut berada dalam ketakutan yang hebat dan dahsyat dan selalu di cemaskan atau ditakutkan atau lebih sering dikenal seseorang tersebut bisa trauma karna kejadian tersebut , ia juga mungkin bingung dan bisa-bisa terkena PTSD atau sering biasanya disebut dengan sindrom kecemasan, labilitas otonomik, ketidakrentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang amat pedih itu setelah stress fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa . Sementara trauma psikis dalam psikologi diartikan sebagai kecemasan hebat dan mendadak akibat peristiwa dilingkungan seseorang yang melampaui batas kemampuannya untuk bertahan, mengatasi atau menghindar . <br />
Biasanya Pengobatan bisa termasuk psikoterapi (mendukung dan melakukan terapi) dan pemberian obat antidepresan. Pengobatan memerlukan psikoterapi (termasuk terapi kontak) dan terapi obat. Karena sering kegelisahan hebat yang dihubungkan dengan kenangan yang menggoncangkan jiwa, psikoterapi mendukung memainkan tugas yang teramat penting pada pengobatan. Ada dua macam terapi pengobatan yang dapat dilakukan penderita PTSD, yaitu dengan menggunakan farmakoterapi dan psikoterapi. Pengobatan farmakoterapi dapat berupa terapi obat hanya dalam hal kelanjutan pengobatan pasien yang sudah dikenal. Dalam cognitive therapy, terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang tidak rasional yang mengganggu emosi dan mengganggu kegiatan -kegiatan kita.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>DAFTAR PUSTAKA</b><br />
<br />
Yurika Fauzia Wardhani & Weny Lestari, “Gangguan Stres Pasca Trauma pada Korban BENCANA ALAM DAN SEKITARNYA”.<br />
W. Roan, “Melupakan Kenangan Menghapus Trauma” dalam Intisari, Desember 2003,<br />
<br />
HASNI YULIANTI<br />
13509664<br />
2PA03hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-37197659946993480072011-03-14T04:22:00.000-07:002011-03-14T04:22:51.786-07:00penyesuaian diri , pertumbuhan personal , dan stresA. PENGERTIAN <br />
<br />
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery) .Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.<br />
Menurut Kartono (2000), penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga permusuhan, kemarahan, depresi, dan emosi negatif lain sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis.<br />
Ali dan Asrori (2005) juga menyatakan bahwa penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.<br />
B. Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri<br />
Menurut Sunarto dan Hartono (1995) terdapat bentuk-bentuk dari penyesuaian diri, yaitu:<br />
1. Penyesuaian diri positif ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:<br />
• Tidak adanya ketegangan emosional.<br />
• Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis.<br />
• Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi.<br />
• Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri.<br />
• Mampu dalam belajar.<br />
• Menghargai pengalaman.<br />
• Bersikap realistik dan objektif.<br />
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain:<br />
• Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung. Individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala akibatnya. Misalnya seorang siswa yang terlambat dalam menyerahkan tugas karena sakit, maka ia menghadapinya secara langsung, ia mengemukakan segala masalahnya kepada guru.<br />
• Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan). Individu mencari bahan pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misal seorang siswa yang merasa kurang mampu dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya menyelesaikan tugas tersebut, dengan membaca buku, konsultasi, diskusi, dan sebagainya.<br />
• Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba. Individu melakukan suatu tindakan coba-coba, jika menguntungkan diteruskan dan jika gagal tidak diteruskan.<br />
C. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu:<br />
• Reaksi bertahan (defence reaction)<br />
Individu berusaha untuk mempertahankan diri, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain:<br />
o Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya.<br />
o Represi, yaitu berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Misalnya seorang pemuda berusaha melupakan kegagalan cintanya dengan seorang gadis.<br />
o Proyeksi, yaitu melempar sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya seorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci dirinya.<br />
o Sour grapes (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan kenyataan. Misalnya seorang siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa mesin tik-nya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.<br />
<br />
• Reaksi menyerang (aggressive reaction)<br />
Reaksi-reaksi menyerang nampak dalam tingkah laku : selalu membenarkan diri sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, mau memiliki segalanya, bersikap senang mengganggu orang lain, menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, menunjukkkan sikap permusuhan secara terbuka, menunjukkan sikap menyerang dan merusak, keras kepala dalam perbuatannya, bersikap balas dendam, memperkosa hak orang lain, tindakan yang serampangan, marah secara sadis.<br />
• Reaksi melarikan diri (escape reaction)<br />
Reaksi melarikan diri, nampak dalam tingkah laku seperti berfantasi, yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika, dan regresi yaitu kembali kepada tingkah laku yang tipis pada tingkat perkembangan yang lebih awal, misalnya orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil, dan lain-lain.<br />
<br />
PERTUMBUHAN PERSONAL<br />
<br />
A. Pengertian pertumbuhan personal :<br />
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.<br />
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.<br />
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.<br />
Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.<br />
B. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:<br />
<br />
1. Faktor Biologis<br />
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.<br />
<br />
<br />
2. Faktor Geografis<br />
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.<br />
3. Faktor Kebudayaan Khusus<br />
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.<br />
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu : <br />
1. Aliran asosiasi<br />
perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.<br />
2. Psikologi gestalt <br />
pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.<br />
3. Aliran sosiologi<br />
Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.<br />
<br />
A. STRESS <br />
Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta .<br />
<br />
B. JENIS STRESS<br />
Stress fisik<br />
Stress kimiawi<br />
Stress mikrobiologis<br />
Stress fisiologis<br />
Stress proses tumbuh kembang<br />
Stress psikologis atau emosional<br />
Pengalaman stress dapat bersumber dari : Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran<br />
C. Reaksi Psikologis terhadap stress<br />
a. Kecemasan respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan Adalah emosi yang tidak menyenangkan istilah “kuatir,” “tegang,” “prihatin,” “takut”fisik jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur<br />
<br />
b. Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman.Merupakan reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi, Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang<br />
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih<br />
D. AKIBAT STRES<br />
Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.<br />
Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.<br />
Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dpat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan.]Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres.Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.<br />
Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.[10] Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi.Pola U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas stres.<br />
<br />
2. General Adaptation Syndrom (GAS)<br />
a. Fase Alarm ( Waspada)<br />
Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.<br />
Fase alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.<br />
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.<br />
b. Fase Resistance (Melawan)<br />
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àtau normal tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.<br />
c. Fase Exhaustion (Kelelahan)<br />
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA <br />
Sunarto & Hartono, B. Agung. (1995). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta Wahjosumidjo.<br />
Kartono, K. (2000). Hygiene mental. Bandung: Mandar Maju.<br />
Hariyadi, Sugeng dkk. (1998). Perkembangan peserta didik. Cetakan ke 3. Semarang: IKIP Semarang Press.<br />
Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta : PT Bumi Aksar<br />
Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset<br />
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.<br />
<br />
<br />
HASNI YULIANTI<br />
13509664<br />
2PA03hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-63997823788857219792011-03-06T05:42:00.000-08:002011-03-06T05:42:54.180-08:00Definisi Cinta Menurut KELLY dalam buku kesehatanPengertian cinta itu sendiri sulit dibedakan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung pada penghayatan serta pengalamannya.<br />
Jenis-Jenis Cinta menurut Kelly dalam buku kesehatan reproduksi remaja membagi cinta itu menjadi 3 jenis yaitu:<br />
1. Cinta karena nafsu<br />
Yaitu cinta yang mengakibatkan hubungan antar dua orang tidak terkontrol lagi, emosi sangat menguasai akal sehat seseorang sehingga perilaku seolah terjadi secara spontan untuk menjawab rangsangan emosi yang berlebihan<br />
2. Cinta pragmatis<br />
yaitu cinta terjadi keseimbangan antara dua orang, ada rasa suka dan duka, serta adanya timbal balik.<br />
3. Cinta altruistik<br />
biasanya terjadi pada seorang ibu kepada anaknya, cinta ini disertai kasih sayang yang tidak ada batasnya.<br />
Cinta itu berada pada ranah emosional dan rasional. Cinta emosional ini datang dan pergi tanpa diprediksi,misalkan: aku mencintaimu pada pandangan pertama, meski aku tak bahagia bersamanya aku tetap mencintainya dll.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Ciri-ciri cinta emosional<br />
• Adanya perasaan yang sangat kuat, normalnya diarahkan pada lawan jenis, dimana yang ada pada pikiran serta hati adalah bayangan kekasihnya<br />
• Adanya egoisme, biasanya ada harapan-harapan bahwa kekasihnya adalah ideal yang ada dipikirannya dan merasa kecewa kalau kekasihnya berbeda dengan apa yang ia harapkan<br />
• Cinta emosional mengandung unsur erotisme,yang biasanya ingin mengungkapkan rasa cintanya dengan berpegangan tangan, berpelukan dll. Sedangkan cinta rasional tidak didominasi oleh perasaan yang kuat tetapi lebih pada akal pikiran. Cinta rasional ini biasanya tidak peduli apakah perasaannya kepada seseorang yang dikuasai ini dibalas atau tidak, karena ciri utama dari cinta ini adalah memberi tanpa pamrih dan tanpa syarat.hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-30990089402060959032011-03-05T08:26:00.001-08:002011-03-05T08:26:53.297-08:00tokoh filsafat manusia dan pandangannya tentang manusiaMANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DISKURSIF: Manusia dalam Pemikiran Filsafat Jürgen Habermas <br />
<br />
Setiap masa mempunyai caranya sendiri untuk menempatkan manusia dan masyarakatnya dalam jalur-jalur yang tepat. Setiap perubahan yang terjadi selalu dimulai dari kenyataan bahwa cara-cara yang lama sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman. Zaman berubah, maka manusia pun berubah. Tidak pernah ada suatu hal pun yang statis dan tetap serta tidak berubah. Kalaupun ada, mesti dipertanyakan lagi pandangan seperti itu.<br />
Oleh karena perubahan-perubahan yang terjadi dan mengisyaratkan perubahan manusia juga, maka pemikiran-pemikiran baru yang sesuai dengan masanya tentang hakekat manusia pun dibutuhkan. Dalam kerangka itu, penulis memilih pemikiran Jürgen Habermas tentang manusia sebagai topik kajian dalam makalah tentang Filsafat Manusia ini. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa pemikiran filsuf siapa pun, tentang apa pun selalu dimulai dengan pandangannya tentang apa dan siapa itu manusia, maka Penulis meyakini bahwa Habermas pun demikian adanya. Ia memulai gagasan-gagasannya yang sampai saat ini belum selesai dengan apa dan siapa itu manusia dalam konteksnya yang lebih luas. Dalam makalah ini, Penulis mengedepankan gagasan Habermas tentang manusia sebagai individu diskursif. Gagasan inilah yang mendasari pemikiran Habermas tentang masyarakat komunikatif di mana ruang diskursif menjadi tempat bagi manusia untuk berada secara ideal. Upaya penemuan gagasan Habermas tentang individu diskursif tentu membutuhkan bacaan yang kritis dan hati-hati terhadap karya-karya Habermas. <br />
Oleh karena keterbatasan Penulis, maka beberapa literatur utama yang digunakan oleh Penulis adalah literatur yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, sumber-sumber sekunder yang digunakan juga adalah tulisan-tulisan tentang pemikiran Habermas oleh orang Indonesia, dalam konteks Indonesia.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Untuk membicarakan tentang pemikiran Habermas, maka titik tolak pemikirannya adalah cita-cita yang dirumuskan oleh Max Horkheimer untuk mengembangkan sebuah teori masyarakat yang kritis, sebagai kritik demi praksis perubahan sosial. Teori kritis yang dimaksud adalah teori kritis yang bertujuan untuk menelusuri sejarah penderitaan manusia sebagai sejarah penindasan dan dengan membukanya pada praktek emansipatif. Cita-cita ini berujung pada pembebasan yang mengembalikan hubungan antar-manusia yang tidak lagi ditentukan oleh mekanisme-mekanisme sistem pasar, melainkan sesuai dengan cita-cita manusia sendiri (Franz Magnis-Suseno, 2005: 161).<br />
<br />
Namun dalam perkembangannya, cita-cita yang baik dari para pemikir teori kritis yang tergabung dalam Mazhab Frankfurt itu tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan. Para pemikir Mazhab Frankfurt periode pertama bahkan tiba pada kebuntuan dalam membahas gagasan yang dapat diandalkan dalam mewujudkan cita-cita itu. Kebuntuan itu terutama muncul dalam apa yang disebut sebagai dialektika pencerahan, bahwa Teori Kritis yang dilandasi rasio kritis itu sendiri bisa berubah menjadi mitos atau ideologi dalam bentuk baru (Hardiman, 2009b: 14). <br />
Oleh karena kebuntuan itulah, maka Habermas yang dikenal sebagai pembaharu Teori Kritis muncul, bukan saja dengan penilaian bahwa para pendahulunya memiliki kelemahan yang membawa ke jalan buntu itu, tetapi juga memberi seuah pemecahan mendasar yang sangat berguna untuk meneruskan proyek Teori Kritis dengan paradigma baru. Paradigma baru yang ditawarkan itu pun dilandaskan pada asumsi-asumsi tentang siapa itu manusia. <br />
Komunikasi adalah titik tolak Habermas dan itu menjadi dasar dalam usaha mengatasi kebuntuan Teori Kritis para pendahulunya. Dalam pendekatannya itu, Habermas memandang manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tindakan dasar yaitu praksis. Praksis inilah yang merupakan konsep sentral dalam tradisi filsafat kritis. Praksis dilandasi oleh kesadaran rasional. Habermas dalam studinya tentang pemikiran Hegel menilai bahwa Hegel sendiri memahami praksis bukan hanya sebagai “kerja”, tetapi juga “komunikasi”. Dalam pandangannya itu, karena praksis dilandasi kesadaran rasional, maka rasio tidak nampak dalam kegiatan manusia menaklukan alam lewat kerja saja, tetapi juga dalam interaksi intersubjektif yang menggunakan bahasa sehari-hari (Hardiman, 2009b: 14-15).<br />
<br />
Secara logis, masyarakat komunikatif adalah tujuan universal masyarakat. Untuk menuju masyarakat komunikatif, maka individu-individu manusia adalah makhluk sosial yang juga memiliki sifat komunikatif. Sehingga boleh dikatakan bahwa manusia adalah makhluk komunikatif dalam perspektif Habermas. Pertanyaannya, apa dan bagaimana manusia menemukan hakekatnya sebagai makhluk komunikatif? <br />
Manusia menjadi manusia ketika berhubungan dengan dunia sekitarnya. Dalam pendekatan teori kritis, cara manusia berhubungan dengan dunia sekitarnya terbagi dalam dua hal, yaitu dengan kerja dan komunikasi. Seperti yang disebutkan di atas, itulah yang disebut dengan praksis. Praksis itu dilandasi oleh rasio tertentu. Kerja dilandasi oleh rasio instrumental yang mengarahkan tindakan demi sasaran. Tindakan demi sasaran itu terbagi atas tindakan instrumental yang diarahkan pada upaya menguasai alam dan tindakan strategis yang diarahkan pada manusia. Komunikasi dilandasi oleh rasio komunikatif yang mengarahkan tindakan demi pemahaman. Habermas mengedepankan hakekat manusia sebagai subjek-subjek yang melakukan tindak komunikasi demi pemahaman.<br />
Mekanismenya adalah lewat bahasa. Semua makhluk tentu saja memiliki kemampuan komunikasi pada level tertentu sehingga dapat dipahami oleh sesamanya, termasuk manusia. Oleh karena manusia adalah makhluk komunikatif, maka dengan sendiri ia adalah pencipta bahasa dan pencipta makna. Untuk dapat memahami diri, sesama dan lingkungannya, bukan saja dengan berpikir, tetapi sekaligus mengekspresikan apa yang dipikirkan itu ke dalam bahasa sehingga dapat diketahui oleh yang lain. Dalam situasi dan konteks apa pun, tindak wicara dalam bahasa adalah praksis manusia yang penting.<br />
Ada pandangan-pandangan yang hendak dijembatani oleh Habermas terkait hakekat manusia dalam konteksnya masing-masing, yaitu konteks pemikiran Barat yang mengutamakan individualitas dengan konteks pemikiran Timur yang mengedepankan kolektivitas dalam pengertian komunitarian. Kedua pandangan yang saling bertolak belakang dalam menempatkan manusia itu dijembatani oleh pemikiran Habermas tentang praksis komunikasi. Tentu saja konteks pembicaraan Habermas adalah masyarakat modern yang plural dan beragam di mana di dalamnya individu-individu manusia terlibat.<br />
<br />
<br />
Menurut Habermas, dalam liberalisme, individu-individu dibayangkan sebagai atom-atom dengan identitas universal yang lepas dari identitas budaya mereka. Individu lebih dilihat sebagai individu daripada sebagai anggota suatu kelompok. Di sisi lain, dalam pemikiran komunitarian, individu-individu dimengerti sebagai bagian dari suatu kelompok daripada sebagai individu itu sendiri. Kelompok begitu kuat, sementara individu tidak memiliki kemampuan lebih mengekspresikan dirinya. Untuk menjembatani perbedaan antara “individu liberal” dengan “individu komunitarian” itu, ia mengedepankan pendapatnya tentang “individu diskursif”. Baginya, individu diskursif meraih identitasnya tidak dari dirinya sendiri sebagaimana dalam konteks individu liberal dan juga tidak dari komunitasnya yang sudah ada sebagaimana individu komunitarian, melainkan dari suatu proses pembentukkan identitas baru yang dirancang bersama secara diskursif (Hardiman, 2007: 130-2).<br />
Untuk memahami individu diskursif, maka mesti ada kedewasaan rasionalitas yang dapat dicapat dengan terus-menerus mengembangkan kemampuannya untuk memperoleh otonomi serta tanggung jawabnya terhadap empat bidang realitas. Dalam kajian Magnis-Suseno (2005: 169), keempat bidang realitas itu adalah: Alam luar atau obyektifitas, masyarakat atau normativitas, bahasa atau intersubjektifitas, dan alam batin atau subjektivitas. Dengan demikian, individu memperoleh kompetensi kognitif, interaktif dan berbahasa. <br />
Dalam proses pembentukkan identitas baru, maka individu mesti belajar berbahasa secara kompeten dan diantar ke dalam pengertian dan pemakaian standar-standar rasional dalam berkomunikasi. Kompetensi berbahasa dalam rangka pembentukkan identitas baru itu mengisyaratkan empat klaim: Kebenaran (berhadapan dengan alam luar), kejelasan (berhadapan dengan tuntutan penggunaan bahasa), ketepatan (berhadapan dengan normativitas sosial), dan kejujuran (berhadapan dengan upaya mengungkapkan batin sendiri).<br />
<br />
Individu diskursif hanya dapat berada dalam konteks dunia kehidupan. Habermas dalam pendekatan kritisnya membedakan antara dunia kehidupan dan sistem. Dunia kehidupan dalam pandangannya adalah cakrawala pengetahuan, konteks bersama, nilai, dan pelbagai norma yang tidak direfleksikan dan merupakan latar belakang pelbagai pemikiran manusia. Maka, dunia kehidupan adalah dasar dan latar belakang suatu tindakan komunikatif (Edgar, 2006: 89-91). Dalam bahasa Habermas, dunia kehidupan adalah konsep yang melengkapi konsep tindakan komunikatif (Habermas, 2007: 162-207). <br />
Sedangkan sistem sendiri, menurut Habermas, adalah bidang administratif masyarakat modern, yang terutama dikendalikan oleh uang dan kekuasaan. Manusia modern yang semakin dikuasai oleh sistem (uang dan kekuasaan) kerap melupakan aspek-aspek makna dari kehidupannya. Jika dibiarkan, manusia akan menjadi tidak seimbang lagi. Seharusnya, nilai dan makna dari dunia kehidupanlah yang mempengaruhi perilaku sistem, namun kenyataannya justru berkebalikan. Gejala ini disebut Habermas sebagai penjajahan sistem terhadap dunia kehidupan (Edgar, 145-6).<br />
Dalam kenyataan penjajahan sistem terhadap dunia kehidupan itulah, individu diskursif menjadi pendekatan yang ideal dalam mewujudkan masyarakat komunikatif. Identitas manusia adalah hasil rancangan bersama, tanpa penekanan makna. Setiap individu akan mendapatkan tempatnya yang sejajar dalam masyarakat komunikatif. Setiap individu dijamin semua hak diskursifnya. Dengan demikian, kemanusiaan baru yang saling menghargai diharapkan dapat menjadi dasar terciptanya situasi ideal itu.<br />
Manusia dalam perspektif Habermas adalah gambaran yang ideal. Gambaran ideal manusia sebagai individu diskursif itu adalah dasar pembentuk masyarakat komunikatif sebagai cita-cita universal masyarakat. Individu diskursif menjadi gagasan Habermas tentang manusia untuk menjembatani pemikiran dalam budaya Barat yang memandang bahwa individu berada lebih dominan daripada kelompoknya dengan budaya Timur yang memandang bahwa kelompok adalah yang lebih dominan daripada individu.<br />
Dalam konteks Indonesia yang lekat dengan budaya Timur, jelas bahwa manusia sebagai individu sangat lekat dengan komunitasnya. Segala hal menyangkut dirinya sangat ditentukan oleh masyarakat. Makna dan identitas individu sekaligus menjadi gambaran identitas kelompok. Kenyataan itu membuat dominasi-dominasi tertentu yang dilegitimasi oleh budaya. Dengan dominasi itu, ada yang terpinggirkan dan tersubordinasi. Segala macam dominasi disebabkan karena ada sistem dalam pengertian tradisional yang menjadi patokan hidup bersama. Ideal manusia menurut Habermas itu menggambarkan kebutuhan akan adanya pemahaman baru tentang kemanusiaan manusia. Kebutuhan itu lahir karena sistem pasar dan negara yang telah menguasai dunia kehidupan biasa dan membuat semua tindakan baik instrumental, untuk menguasai alam, maupun strategis untuk menguasai manusia didasarkan pada rasio instrumental. Individu diskursif didasarkan pada rasio komunikatif di mana pembentukkan identitas adalah tindakan demi pemahaman bersama. Oleh karena itu, praksis manusia bukan saja tentang kerja, tetapi juga tentang komunikasi. <br />
Akhirnya, harus disadari oleh penulis bahwa untuk mengambil jarak dan memikirkan tentang diri sendiri sebagai manusia adalah hal yang cukup sulit. Hal itu disebabkan karena selama ini yang dilakukan adalah berdistansi atau berjarak dari alam dan lingkungan serta sesama. Distansi dari diri sendiri hanya ada dalam penghayatan dan refleksi, bukan dalam deskripsi. Namun itulah filsafat, dunia yang dihayati itu mesti dideskripsikan, walaupun dengan keterbatasan juga. Pandangan Habermas yang ideal tentang individu diskursif ini menunjukkan gagasannya yang besar tentang suatu masyarakat komunikatif yang dapat mengatasi segala kenyataan pluralitas ini. Mengatasinya bukan dengan cara menyeragamkan, tetapi dengan memberikan ruang kepada semua suara yang plural itu untuk mendapatkan tempatnya dan bisa bersuara. <br />
hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-74096020248599600132011-03-05T04:14:00.000-08:002011-03-05T04:14:49.545-08:00KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ROGER , MASLOW , DAN FROMMKepribadian sehat menurut ROGERS , MASLOW , dan FROMM<br />
<br />
Menurut Rogers , Rogers adalah pelopor di dalam penyelidikan di bidang counseling dan psikoterapi, dan memberikan banyak dorongan kea rah penyelidikan mengenai sifat-sifat dari proses yang terjadi selama perawatan klinis . Semenjak perumusan teori self itu Rogers memperluas research yang meliputi pula macam – macam kesimpulan – kesimpulan dan teori kepribadiannya .<br />
Metode – metode yang dikeluarkan Rogers meliputi :<br />
1. Positive approval self-reference<br />
2. Negative or disapproval self reference<br />
3. Ambivalent self-reference<br />
4. Ambiguous self-reference<br />
5. Reference to external object and persons, and questions<br />
<br />
Dalam penyelidikan Rainy itu pikiran pokoknya dalah demikian . Selama terapi (counseling) maka ada perubahan self-reference itu . Biasanya disapproval atau ambivalent menuju kearah approval .<br />
Sebelum memulai counseling pasien disuruh memilih mengatur kartu yang berisi pernyataan itu dalam 2 cara yaitu :<br />
1. Self-sort :Aturlah kartu – kartu untuk menggambar dirimu sendiri sebagaimana kau lihat hari ini dari yang paling tidak mirip dengan kamu sampai yang paling mirip dengan kamu .<br />
<br />
2. Ideal-sort :Sekarang aturlah kartu-kartu itu untuk menggambarkan orang yang kamu cita- citakan , orang yang ingin kamu tiru , kamu ingin seperti dia . <br />
<br />
<br />
Pokok-pokok teori kepribadian sehat menurut Rogers :<br />
<br />
Konsepsi – konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah <br />
<br />
1. Organism , yaitu keseluruhan individu ( the total individual )<br />
<br />
(a) . Organisme bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya .<br />
<br />
(b) . Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu : mengaktualisasikan dan mengembangkan diri . <br />
<br />
2. Medan phenomenal , yaitu keseluruhan pengalaman ( the totality of experience ) , yang <br />
memiliki sifat disadari atau tak disadari tergantung apakah pengalaman yang mendasari<br />
medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak .<br />
<br />
3. Self , yaitu bagian dari medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola – pola <br />
Penagamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me” . Self mempunyai macam – macam s<br />
Sifat yaitu :<br />
<br />
(a) . Self berkembang dari interaksi organism dengan lingkungannya .<br />
(b) . Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatatinya dalam cara bentuk yang tidak wajar .<br />
(c) . Self mengejar ( menginginkan ) consistency ( keutuhan / kesatuan, keselarasan )<br />
(d) . Organism bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self .<br />
(e) . Pengalaman – pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai<br />
ancaman .<br />
(f) . Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar .<br />
<br />
Menurut Rogers “ jalan yang paling baik untuk memahami tingkah laku ialah dengan melalui internal frame of reference orangnya sendiri “ . Rogers berpendapat bahwa self-report tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai kepribadian karena :<br />
<br />
1. Orang mungkin sadar akan kesalahan tingkah laku akan tetapi tak dapat menyatakannya dalam kata – kata . <br />
2. Orang mungkin tidak menyadarinya .<br />
3. Orang mungkin menyadari pengalamannya dan dapat menyatakannya , tetapi dia tidak mau berbuat demikian . Apabila dipaksakan member jawaban dia mungkin memperdayakan .<br />
Menurut Maslow kepribadian sehat adalah berdasarkan tingkat kebutuhannya yaitu :<br />
1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan yang dasariah, misalnya rasa lapar, haus, tempat berteduh, seks, tidur, oksigen, dan kebutuhan jasmani lainnya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis-jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera kebutuhan-kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan mendominasi perilaku manusia.<br />
<br />
2. Kebutuhan akan rasa aman: mencakup antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak diharapkan.<br />
<br />
3. Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.<br />
<br />
4. Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.<br />
<br />
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh <br />
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian. <br />
<br />
<br />
Kepribadian sehat menurut Eric Fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat . Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau bagaimana meemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter , karna manusia adalah mahluk yang memiliki kesadran pikiran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian tanggung jawab integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila dalam kaitanya manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm .<br />
Kebutuhan dasar manusia menurut eric fromm :<br />
1. Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain .<br />
2. Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia .<br />
3. Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.<br />
4. Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia. Hal kebutuhan tersebut adalah sifat alamiah dari manusia menurut fromm dan ini berubah saat evolusi namun manivestasi dari kebutuhan ini adalah akan memunculkan potensi-potensi batiniah di tentukan oleh aturan-aturan sosial di mana ia hidup dan kepribadian seseorang berkembang menurut kesempatan-kesempatan yang di berikan kepadanya oleh masyarakat tertentu .<br />
<br />
<br />
Sehingga kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cintai . <br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA :<br />
Psikologi kepribadian Penulis: Agus Sujanto; Penerbit: Bumi Aksara<br />
Psikologi Kepribadian, Penulis: Sumadi Suryabrata, Penerbit: Rajawali Pers<br />
<br />
<br />
HASNI YULIANTI<br />
13509664hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-43123713617011864872011-03-01T04:22:00.000-08:002011-03-01T04:24:40.619-08:00SEJARAH KESEHTAN MENTAL DAN CONTOHNYASEJARAH KESEHATAN MENTAL<br />
<br />
Setelah Perang Dunia II, perhatian masyarakat mengenai kesehatan jiwa semakin bertambah. Kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi peradaban manusia. Pepatah Yunani tentang mens sana in confore sano merupakan satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental.<br />
Yang tercatat dalam sejarah ilmu, khususnya di bidang kesehatan mental, kita dapat memahami bahwa gangguan mental itu telah terjadi sejak awal peradaban manusia dan sekaligus telah ada upaya-upaya mengatasinya sejalan dengan peradaban. Untuk lebih lanjutnya, berikut dikemukakan secara singkat tentang sejarah perkembangan kesehatan mental.<br />
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental<br />
Seperti juga psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia, dan memiliki usia sejak adanya manusia di dunia, maka masalah kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu dalam bentuk pengetahuan yang sederhana.<br />
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan<br />
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.<br />
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.<br />
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.<br />
<br />
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:<br />
1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.<br />
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.<br />
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.<br />
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.<br />
<br />
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya<br />
Dasar dan Tujuan Mempelajari Kesehatan Mental<br />
Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.<br />
<br />
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri .<br />
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia. Kedua, motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.<br />
<br />
Pertarungan psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak sanggup memilih salah satu hal tersebut.<br />
Kerisauan, secara umum, adalah pengalaman emosional yang tidak menggembirakan yang dialami seseorang ketika merasa takut atau terancam sesuatu yang tidak dapat ditentukannya dengan jelas. Biasanya keadaan ini disertai perubahan keadaan fisiologis, seperti cepatnya debaran jantung, hilang selera makan, rasa sesak nafas, dan lain sebagainya.<br />
Cara membela diri merupakan cara yang dibuat dan dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar untuk menghindarkan dirinya menghadapi pergolakan kerisauan yang dihadapi dan kekuatan-kekuatan yang bertarung dengan nilai-nilai, sikap dan tuntutan masyarakat.<br />
<br />
Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut: <br />
1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.<br />
2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.<br />
3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.<br />
4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat<br />
<br />
<br />
1 . PENDAHULUAN<br />
Kesehatan Mental<br />
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi<br />
tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku,<br />
pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.<br />
Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat.Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.<br />
<br />
2 . PERMASALAHAN<br />
Sampai sejauh mana manusia digerogoti gangguan jiwa dan bagaimana manusia itu melakukan proses penanganan.<br />
<br />
<br />
3. PEMBAHASAN<br />
<br />
A. Pengertian Kesehatan Mental<br />
<br />
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.<br />
Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masyarakat yang membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang melingkupinya. <br />
B. Dimensi Psikologis Kesehatan Mental <br />
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis,<br />
sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan<br />
keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk<br />
melihat sisi jiwa manusia . Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara lain :<br />
1. Pengalaman awal <br />
Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada<br />
individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan<br />
bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian<br />
hari.<br />
2. kebutuhan<br />
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak. <br />
Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki. Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.<br />
<br />
C. Gangguan dan Penyakit Jiwa <br />
<br />
1. Psikosomatik <br />
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.<br />
2. Kelainan kepribadian <br />
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya<br />
.<br />
3. Retardasi mental<br />
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang.<br />
Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-katabaru, cara pemahamannya terlalu lama.<br />
<br />
4. Rasionalisasi<br />
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego<br />
individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.<br />
<br />
5. Neurosis<br />
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang .<br />
Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek- <br />
aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan. <br />
Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.<br />
<br />
6. Psikosis<br />
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudahmenyerang seluruh keadaan netral jiwanya.<br />
Ciri-cirinya meliputi :<br />
v Disorganisasi proses pemikiran<br />
v Gangguan emosional<br />
v Disorientasi waktu, ruang<br />
v Sering atau terus berhalusinasi<br />
<br />
<br />
D. Terapi Gangguan Jiwa<br />
<br />
Terapi di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar- benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk : <br />
<br />
a. Terapi holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara menyeluruh <br />
b. Psikoterapi keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama <br />
c. Farmakoterapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh dokter dengan memberikan resep obat pada pasien. <br />
d. Terapi perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini diberikan psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.<br />
<br />
KESIMPULAN <br />
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya. Diantara gangguan psikis meliputi psikosomatik, kelainan kepribadian, retardasi mental,rasionalisasi, neurosis, dan psikosis, yang dari gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhinya meliputi pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh tersebut dibutuhkan terapi penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun psikisnya.<br />
<br />
Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989, <br />
Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental…<br />
Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hal. 50-76.<br />
Moeljono Notosoedirdjo, Kesehatan Mental; Konsep dan Penerapan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002, hal. 14.<br />
<br />
hasni yulianti<br />
2pa03<br />
13509664hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-87733030322874799622011-02-28T22:56:00.000-08:002011-02-28T23:31:07.228-08:00KEPRIBADIAN SEHAT DITINJAU DARI ALIRAN ANALISA , BEHAVIORISTIK , DAN HUMANISTIKDalam psikologi dikenal berbagai macam mazhab dengan teorinya yang berbeda-beda, begitu juga dengan pengertian kepribadian yang normal berbeda-beda pada tiap mazhab. <br />
<br />
Menurut Psikoanalisa:<br />
<br />
Kepribadian yang normal (sehat) adalah <br />
<br />
1) Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.<br />
<br />
2) Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan kecemasan.<br />
<br />
3) Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara kinerja super ego terhadap id dan ego.<br />
<br />
<br />
Menurut Behaviorisme:<br />
<br />
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.<br />
<br />
Prinsip dasar behaviorisme:<br />
<br />
1) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak<br />
<br />
2) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.<br />
<br />
3) Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.<br />
<br />
4) Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.<br />
<br />
5) Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.<br />
<br />
6) Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan. <br />
<br />
<br />
<br />
Menurut Humanistik:<br />
<br />
Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force) karena humanistik muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. <br />
<br />
Kepribadian yang sehat menurut humanistic, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:<br />
<br />
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.<br />
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.<br />
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.<br />
4) Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.<br />
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.<br />
6) Memikul tanggung jawab.<br />
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.<br />
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya .<br />
Referensi:<br />
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma. <br />
Dahlani, Ifdil. Konseling Psikoanalisis Klasik (Sigmund Freud).<br />
<br />
HASNI YULIANTI<br />
2PA03<br />
13509664hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-77682073089759142822011-02-19T01:25:00.001-08:002011-03-01T00:29:35.268-08:00KESEHATAN MENTALKESEHATAN MENTAL <br />
Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi<br />
tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu. Perlu pembelajaran tingkah laku,<br />
pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.<br />
Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian <br />
secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan jiwa. <br />
Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan psikis yang sehat.Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan secara normal.<br />
<br />
PERMASALAHAN<br />
Sampai sejauh mana manusia digerogoti gangguan jiwa dan bagaimana manusia itumelakukan proses penanganan.<br />
<br />
PEMBAHASAN<br />
<br />
A. Pengertian Kesehatan Mental<br />
<br />
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental diambil dari<br />
bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, <br />
jiwa atau kejiwaan.[2] <br />
Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi masyarakat yang membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang melingkupinya. <br />
B. Dimensi Psikologis Kesehatan Mental <br />
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis,<br />
sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan<br />
keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk<br />
melihat sis jiwa manusia<br />
Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara lain <br />
<br />
:1. Pengalaman awal <br />
Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada<br />
individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan<br />
bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian<br />
hari.<br />
2. kebutuhan<br />
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak. <br />
Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan<br />
mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.<br />
Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki.[4]<br />
Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga<br />
diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.<br />
C. Gangguan dan Penyakit Jiwa <br />
<br />
1. Psikosomatik <br />
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang<br />
disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan<br />
yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu<br />
makan, makan berlebihan.<br />
<br />
<br />
2. Kelainan kepribadian <br />
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya<br />
.<br />
3. Retardasi mental<br />
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa seseorang.<br />
Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang baru di dapat atau kata-katabaru, cara pemahamannya terlalu lama.<br />
<br />
4. Rasionalisasi<br />
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan dengan ego<br />
individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.<br />
<br />
5. Neurosis<br />
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar, dengan melalui<br />
ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap seseorang terhadap orang<br />
<br />
Ciri-ciri neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek- <br />
aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan. <br />
Seseorang yang terkena neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.<br />
<br />
6. Psikosis<br />
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya, karena sudahmenyerang seluruh keadaan netral jiwanya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Ciri-cirinya meliputi :<br />
<br />
v Disorganisasi proses pemikiran<br />
v Gangguan emosional<br />
v Disorientasi waktu, ruang<br />
v Sering atau terus berhalusinasi<br />
<br />
<br />
D. Terapi Gangguan Jiwa<br />
<br />
Terapi di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar-<br />
benar sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk : <br />
<br />
a. Terapi holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada <br />
gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara menyeluruh <br />
b. Psikoterapi keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan <br />
mengamalkan ajaran agama <br />
c. Farmakoterapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan <br />
oleh dokter dengan memberikan resep obat pada pasien. <br />
d. Terapi perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun<br />
perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien<br />
dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang menimbulkan<br />
rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini diberikan psikoterapi untuk<br />
memperkuat kepercayaan diri.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
KESIMPULAN <br />
<br />
<br />
Kesehatan mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia <br />
secara normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa <br />
yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi penderitanya. Di<br />
antara gangguan psikis meliputi psikosomatik, kelainan kepribadian, retardasi mental,<br />
rasionalisasi, neurosis, dan psikosis, yang dari gangguan jiwa itu disebabkan karena ada<br />
faktor yang mempengaruhinya meliputi pengalaman awal, proses pembelajaran, dan<br />
kebutuhan. Dengan adanya gangguan jiwa karena pengaruh tersebut dibutuhkan terapi<br />
penyembuhan sampai manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun<br />
psikisnya.<br />
<br />
dikutip dari buku kesehatan mental dan segala cakupannya karya Siswanto S,Psi M.Si<br />
HASNI YULIANTI<br />
2PQ03<br />
13509664hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-81291689041908181912010-11-10T01:06:00.000-08:002010-11-10T01:06:47.115-08:00JEJARING SOSIALContoh jejaring sosial :<br />
<br />
1. Facebook<br />
2. Friendster<br />
3. Twitter<br />
4. Yahoo messenger<br />
5. Formspring<br />
6. Yahoo Koprol<br />
7. Pluruk.com<br />
8. Blogger<br />
9. Google Talk<br />
10. Windows Live Messenger<br />
<br />
kelebihan dari Jejaring Social adalah :<br />
<br />
1. Kita bisa menjalin silahturahmi antara sesama teman kita dimana saja. tanpa harus bertatap muka atau berkontak fisik secara langsung.<br />
<br />
2. Kita bisa mendapatkan banyak temen, terutama untuk memperluas pergaulan kita.<br />
<br />
3. terkadang dengan jejaring social, kita bisa bertemu dengan teman lama yang sudah lama tidak pernah ketemu. bahkan sampai lost contact.<br />
<br />
4. Kita bisa menambah ilmu pengetahuan, misalnya (kita bisa mendesign - design layout dari jejaring social kita atau bisa membuat aplikasi dan kemudian di share ke teman-teman kalian lewat jejaring social).<br />
<br />
5. terkadang lebih cepat mendapatkan informasi, terutama apabila anda mempunyai account twitter. karena account tersebut lebih mudah untuk menyampaikan informasi yang sedang in (terbaru).<br />
<br />
6. Dapat di gunakan ajang promosi bagi band-band atau artis dalam memprosikan album atau film mereka.<br />
<br />
<br />
Kekurang Jejaring social :<br />
<br />
1. Sering di salah gunakan oleh oknum-oknum yang tidak benar untuk melakukan tindakan kriminal.(misalnya : di gunakan untuk ajang penipuan berkedo pertemanan , kemudian setelah sudah kemakan hasutan pelaku. orang tersebut bisa di jual (jd PSK) atau di culik)<br />
<br />
2. Banyak sekali account account palsu yang mengaku dirinya seorang artis atau apa gtue. dan terkadang itu bisa di jadikan salah satu object perusakan nama baik seseorang.<br />
<br />
3. Terkadang jejaring social sering menyebabkan virus-virus yang dapat merusak komputer.<br />
<br />
<br />
<br />
HASNI YULIANTI<br />
2 PA03<br />
13509664hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-33441599538781783682010-11-04T07:41:00.000-07:002010-11-04T07:41:55.426-07:00Internet dan AnakKamis, 04 November 2010<br />
INTERNET DAN ANAK<br />
<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
Internet adalah dunia maya yang sangat luas. Anak anak dapat mengakses banyak imformasi. Mereka dapat saling berkomunikasi dari seluruh dunia, mendengarkan musik, melihat berita dan bermain video games. Anak anak juga dapat mengakses pornografi, kebencian dan terorisme. Yang di dalamnya anak anak dapat dengan mudah di serang dengan ajakan seksual, pemangsa anak dan bullying. bagaimana kita membantu mereka mengakses aspek kognitif dan meningkatkan budaya internet sementara, pada saat yang sama, melindungi mereka dari sisi gelap internet?<br />
<br />
kita hanya belajar mengenai anak-anak menggunakan internet, mereka mengekspose ke sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak baik, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perkembangan mereka. Kita membutuhkan prinsip pendekatan untuk memahami lingkungan baru ini dan interaksi dinamis dengan anak – anak. Anak – anak sangat mudah di di tangkap melalui interaksi social melalui internet, anak anak adalah korban dari pencarian yang tidak di inginkan ke pornografi dan kebencian dan mereka adalah target mudah bagi para pemangsa seksual dan cyber – bullies. Walaupun prediksi terburuknya belum terbukti secara ilmiah, ada resiko anak anak di internet. kita perlu memberdayakan mereka dengan penilaian kritis terhadap informasi dan kesempatan yang mereka hadapi saat mereka eksplorasi dunia internet.<br />
<br />
APA YANG ANAK – ANAK LAKUKAN DI INTERNET?<br />
<br />
Kebanyakan anak – anak di Amerika Serikat dan kanada sudah mengakses internet; lebih dari 95% telah terhubung dengan internet pada 2003 ( Kaiser Family Foundation, 2004; environics research group, 2001). Banyak anak yang mengakses internet paling sedikit satu kali seminggu dari sekolah. Rumah atau perpustakaan. Survey beberapa tahun yg lalu mengindikasikan satu setengah dari anak anak menghabiskan waktu lebih dari 1 jam sehari untuk internet ( Environics Research Group, 2001; Roberts et al., 2005).<br />
Banyak lagi anak yang mengakses internet dari usia sangat dini. 15% dari usia di bawah 18 tahun telah belajar internet pada usia 7 tahun atau lebih muda. Di 2003 United State survey of parents, menemukan bahwa anak anak mulai melihat halaman web tanpa pengawasan orangtua pada usia 4 tahun dan mengirim email oleh dirinya sendiri sejak usia 3 tahun. Jelas, anak – anak semakin banyak yang terpengaruh oleh internet.<br />
Anak – anak menggunakan inernet untuk mengakses informasi berbagai hal melalui pencarian web dan browsing yang disukai seperti pesan singkat, diskusi, akses musik, video, dan permainan computer ( Environics Research Group, 2001 ). Anak anak mungkin memiliki akun email untuk berkomunikasi dengan keluarga. Anak anak juga menggunakan pesan singkat untuk berkomunikasi dengan teman, sering disambungkan juga dengan permainan di web atau mengerjakan tugas sekolah ( Shiu and Lenhart, 2004 ).<br />
Specialis sumber daya internet anak telah menambahkan internet khusus anak – anak yang telah menjadi semakin populer di kalangan orang tua dan pendidik, dan dipasarkan dengan memberikan anak-anak akses aman ke internet. Beberapa contoh khusus anak anak seperti KidMail.net dan surfbuddies.com memberikan bebas spam, email yang aman dan biaya kecil.<br />
Mesin pencari khusus bagi anak – anak adalah yahooligans.com dan ajkids.com adalah mesin pencari yang di desain khusus untuk anak. Semua pencarian yang ada telah melalui verifikasi aman untuk anak oleh tim konsultan pendidikan.<br />
Beberapa telah mengembangkan web hiburan bagi anak – anak.seperi pbskids.org warnerbros dan scholastic telah mengembangkan informasi dan permainan untuk anak – anak.<br />
Akhirnya. Akses internet dapat di control melalui program filter seperti Net Nanny, Cyber Sitter, dan browser anak – anak seperti zExplorer. Program tersebut menyaring spam, iklan dan isi yang tidak sesuai untuk anak - anak.<br />
<br />
<br />
PERHATIAN<br />
<br />
Secara historis, orangtua , guru, telah khawatir tentang dampak dari media baru pada anak-anak. film radio dan televisi semuanya terlihat awalnya sebagai berpotensi merugikan bagi perkembangan anak-anak. Komputer dianggap sebagai merampas anak-anak dari kontak sosial penting dan celah pembangunan fisik. Kritik memperingatkan bahwa kontak sosial penting dan kegiatan fisik yang mengungsi karena waktu yang dihabiskan sosial terisolasi di depan layar komputer - ini adalah banyak keprihatinan yang sama yang diungkapkan ketika televisi mulai muncul di ruang keluarga. Karena internet dapat diakses secara bebas, kritik juga prihatin tentang anak-anak yang terkena masalah mereka dikarenakan mereka tidak bisa memahami atau mengatasi hal-hal negative , seperti pornografi . Akhirnya, mengingat akan anonimitas dari internet, sekarang menjadi semakin mengkhawatirkan anak-anak menjadi korban predator sexsual dan cyber – pengganggu seperti internet .<br />
<br />
<br />
<br />
PENGEMBANGAN SOSIAL<br />
<br />
Anak-anak mengembangkan rasa mereka dan bagaimana mereka masuk ke keluarga mereka, sekolah, dan masyarakat. Mereka belajar secara kritis mengevaluasi karakteristik yang mendefinisikan diri mereka sendiri dan mereka belajar untuk mengontrol perilaku mereka untuk beradaptasi dengan norma-norma masyarakat dan nilai-nilai. Ini aspek pembangunan sosial membutuhkan anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain guna untuk membedakan diri dari orang lain, membandingkan karakteristik yang mendefinisikan diri mereka dengan orang-orang mendefinisikan orang lain, dan mengembangkan kontrol diri.<br />
<br />
kritikus mengeluh bahwa penggunaan komputer mengarah ke isolasi sosial, ketika sering menyebabkan depresi dan gangguan mental lainnya. Mengingat bahwa banyak anak mempunyai akses ke internet di kamar tidur mereka kekhawatiran ini mungkin berlaku. ada beberapa bukti yang menunjukkan hubungan antara isolasi sosial dan depresi dalam menggunakan komputer.<br />
<br />
Penelitian lain menunjukkan bahwa internet mungkin memiliki efek positif terhadap pembangunan sosial.. Ada yang menemukan bahwa diri gadis-gadis '-ekspresi yang konsisten dengan teori pembangunan sosial. Stren berpendapat bahwa internet memberikan kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka ketika mereka mengembangkan sosial dan seksual.<br />
<br />
Hukum disurvei remaja berusia antara 11 dan 19 tahun dan tidak menemukan hubungan antara konsep diri dan menggunakan chat dalam berinternet . Namun, konsisten dengan statistik pada meningkatnya penggunaan instant messaging harian. Demikian pula bruto (2004) remaja yang disurvei berusia 11 sampai 16 tahun dan tidak menemukan hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan online dan ukuran kesepian. Sosial kecemasan, depresi, atau kepuasan kehidupan sehari-hari.<br />
<br />
Memang, komunikasi online dapat membantu anak-anak mengembangkan rasa diri dalam lingkungan anonim dan mendukung. Turkle (1995) berpendapat bahwa ini kesempatan penting bagi orang untuk bereksperimen dengan diri yang berbeda dan, dengan demikian, memperbaiki diri mereka sendiri di konsepnya .<br />
<br />
Greenfield (2004) Namun, memperingatkan bahwa kebebasan berekspresi di chat room mungkin tidak selalu tahapan perkembangan positif. Dia dieksplorasi pemakaiannya anak-anak berbagai bentuk komunikasi internet dan komunikasi banyak diidentifikasi mempromosikan rasisme perselingkuhan, seksual dan prasangka. Meskipun mengakui bahwa tidak ada kekhawatiran nya unik ke internet, ia berpendapat bahwa anonimitas dari internet mungkin mengarahkan anak-anak untuk terlibat dalam komunikasi menurunkan lebih dan karenanya memperkuat efek berpotensi negatif dari komunikasi tersebut.<br />
<br />
Secara bersama-sama, dan mengenali peringatan yang dinyatakan oleh Greenfield (2004) penelitian pada pengembangan sosial dan internet yang dilakukan sampai saat ini menunjukkan bahwa, daripada memimpin anak-anak ke isolasi dan kekurangan, internet dapat menyediakan lingkungan yang positif bagi perkembangan sosial. Anak-anak terus tatap muka hubungan mereka ketika dipisahkan, mungkin dalam banyak cara yang sama seperti mereka akan di telepon. Memang, teknologi internet memberikan anak-anak dengan celah lebih untuk interaksi sosial daripada mungkin dengan telepon, anak-anak dapat berkomunikasi dengan sejumlah besar rekan-rekan pada sejumlah besar topik melalui e-mail, chatting, dan messaging. Anak yang merasa terisolasi secara sosial dalam pengaturan tatap muka, mengalami depresi, dan / atau kekurangan rasa percaya diri mampu berkomunikasi dalam lingkungan sosial yang aman daripada menjaga keprihatinan mereka kepada diri mereka sendiri. Selain itu, anak mampu mengidentitasi kepribadiannya yang berbeda, membahas keprihatinan pribadi, dan mendapatkan informasi pribadi yang relevan tanpa malu atau pengungkapan.<br />
<br />
<br />
<br />
PENCARIAN YANG TIDAK DIINGINKAN KE PORNOGRAFI DAN KEBENCIAN<br />
<br />
Sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan pada pengaruh terhadap anak-anak dari pornografi dan situs kebencian di internet. Pornografi adalah lazim di seluruh internet, gambar-gambar porno yang tersedia di jutaan situs web dan melalui ratusan ribu sumber internet. sementara materi pornografi umumnya cukup jelas dan mudah dicari, kebencian adalah lebih busuk; benci bisa sulit untuk menemukan dan menentukan.<br />
Akses pornografi anak-anak dalam banyak hal, beberapa disengaja dan banyak yang tidak disengaja. sengaja anak-anak dapat mengakses pornografi meskipun pencarian Web (misalnya, mencari seks di Google) atau mengetik URL mungkin (e.g. http: / /www.sex.com). anak-anak lebih mungkin untuk mengakses pornografi secara tidak sengaja, namun. ini dapat terjadi melalui kombinasi dari beberapa bersalah pencarian kata kunci pencarian pelanggan baru. distributor pornografi mungkin mengirim spam e-mail dengan konten pornografi atau mengundang pengguna untuk akses pornografi.<br />
<br />
PEMANGSA DAN KEKERASAN DALAM INTERNET<br />
<br />
Banyaknya anak-anak yang tertarik dengan internet mengarahkan mereka kepada para pemangsa sex dalam dunia maya itu (cybersex criminal). Mereka (cybersex criminal) mengetahui/mendapatkan informasi mengenai keberadaan korban (anak-anak) berdasarkan informasi yang mereka pasang dalam situs jejaring sosial. Beberapa dari para cybersex criminal tanpa ragu untuk menanyakan langsung keinginannya agar dapat bertemu langsung dalam dunia nyata dan cybersex criminal tersebut juga tidak segan-segan menanyakan status kewanitaan korban. Dalam banyak kasus pada suatu penelitian mengatakan bahwa korban menerima/mendapatakan permintaan tersebut dari orang-orang yang dijumpai dalam situs jejaring sosial. Hal yang lebih beresiko adalah ketika ada anak yang berasal dari keluarga bermasalah (broken home), kemudian mereka mengalihkan perhatiannya ke internet dan mengumbar sexual mereka pada jejaring sosial<br />
Peraturan dari orang tua dan juga pengendali (software) untuk membatasi penggunaan internet yang mengarah pada sex, tidak dapat menjamin banyak akan berkurangnya kejahatan sex dalam internet. Menurut penelitian hanya separuh dari anak-anak yang menerima/mendapatkan permintaan sex, melaporkan/memberitahu kepada kedua orangtuanya, dan 25% dari setengah jumlah anak-anak yang melaporkan kejadian ini kepada kedua orangtuanya, mengakui bahwa mereka terganggu akan masalah seperti ini. Beberapa dari orangtua merasa perlu untuk melaporkan kejadian ini kepada penyedia jasa layanan internet (ISP) atau kepada badan hukum terkait.<br />
Baru-baru ini hukum berperan sebagai badan penegak melawan cybersex crime. Penangkapan dimulai di Amerika Serikat pada tahun 2000-2001. Menyangkut masalah cybersex crime pada ank-anak mulai berhasil dituntut/di adili.<br />
Adalagi kasus aneh, menyangkut internet, digunakan untuk mengusik/merusak kondisi psikologis seseorang. Pada tahun 2002, Ghslain Raza, seorang remaja yang obesitas menggunakan alat perekam gambar kemudian mulai merekam dirinya sendiri yang berakting layaknya sedang berada dalam film “star wars”. Lalu rekaman ini jatuh ketangan orang lain, dan setelah itu, di postingnya rekaman ini ke internet. Hal ini bisa menjadi perhatian karena terdapat korban yang dirugikan, ini disebut sebagai cyber bullying. Penelitian Ybara (2004) bersama dengan Victims of Internet Harassment From the Youth Internet Safety menyatakan 1 dari 13 orang melaporkan bahwa dia terganggu akan masalah seperti ini (cyber bullying). Dilaporkan juga bahwa laki-laki yang menunjukan gejala depresi, cenderung akan melaporkan gangguan tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan perempuan.<br />
Sudah banyak anak yang menjadi korban karena ISP memberikan jalan yang selebar-lebarnya/terbukanya lingkungan internet yang bebas yang penuh dengan kekerasan, yang efeknya meningkatkan kejahatan dan menimbulkan banyak korban.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
MENJADI PENGGUNA INTERNET YANG BIJAK<br />
<br />
Tiga cara telah dilakukan untuk melindungi anak-anak dari dampak merusak dari internet., tindakan perlindungan anak online (COPA) telah disahkan oleh kongres negara bersatu pada tahun 1998,yaitu dengan melarang penyedia layanan internet komersial untuk mendistribusikan konten pantas untuk anak-anak. walaupun undang-undang ini belum pernah diambil karena berpengaruh terhadap undang-undang lain yaitu melanggar hak amandemen pertama kebebasan berbicara,tetapi banyak juga Negara yang telah memberlakukan respon laws.in mirip dengan hukum potensial, situs pornografi juga banyak ditutup.<br />
Seperti disebutkan sebelumnya, pendekatan lain untuk melindungi anak dari bahaya internet yaitu dengan pengembangan perangkat lunak untuk menyaring atau memblokir akses anak-anak , internet perlindungan anak-anak (CIPA), lulus oleh kongres negara bersatu pada tahun 2000,tetapi juga membutuhkan sekolah dan perpustakaan umum untuk menginstal perangkat lunak penyaringan pada semua komputer dalam rangka memenuhi persyaratan. berbagai negara telah memberlakukan undang-undang yang sama. banyak sekolah dan perpustakaan telah menginstal perangkat lunak penyaringan dan perusahaan komersial seperti pengasuh bersih dan enange cyber pengasuh dalam pemasaran ekstensif program mereka penyaringan kepada orang tua.<br />
<br />
Memblokir konten, ini muncul untuk melindungi anak-anak dan untuk mencegah akses ke konten tidak pantas. tidak benar-benar berhasil, banyak konten-konten tersebut yang lagi-lagi terbuka, sering di negara lain yang kebal terhadap undang-undang. perangkat lunak penyaringan tidak bisa memblok konten yang tidak pantas tanpa membatasi konten yang diakses. Richardson et al (2002) menemukan bahwa penyaringan perangkat lunak secara signifikan banyak mempengaruhi kesehatan anak dan remaja, mulai dari penyakit menular seksual,diet dan depresi. ("Perangkat lunak penyaringan" 2005) , sebuah laporan konsumen perangkat lunak penyaringan studi menemukan bahwa perangkat lunak yang memblokir pornografi sangat baik tetapi ternyata pendidikan seks juga terblokir ., dan tidak ada cara bagaimana mencegah ajakan seksual yang tidak diinginkan .<br />
<br />
Yang ketiga, dan kemungkinan paling sukses, pendekatan dengan cara mengajar anak-anak untuk secara kritis menilai sendiri. keterampilan berpikir kritis mendasari hampir semua keputusan tugas dan perlu diajarkan dan umum di berbagai domain dari membuat pilihan makan sehat, tepat tentang perilaku seksual, pembelian, dan mengumpulkan informasi.<br />
<br />
Anak-anak menjadi lebih kritis terhadap informasi yang mereka temukan di internet ketika mereka mengembangkan namun mereka masih mengandalkan internet sebagai sumber informasi yang paling penting. kami meminta siswa di kelas delapan dan tahun dan pertama XI universitas dan juga dari tiga sumber yaitu artikel ensiklopedia, koran atau web, kemungkinan besar untuk memberikan informasi yang kredibel. hampir tiga-quartes anak kelas delapan menunjukkan bahwa web adalah sumber paling kredibel informasi sementara kurang dari separuh dari siswa kelas XI dan satu-seperlima dari mahasiswa diperingkat informasi dari web yang akan paling kredibel. terlepas dari keyakinan mereka tentang kredibilitas, bagaimanapun, hampir semua siswa menunjukkan bahwa mereka menggunakan informasi dari web dalam menulis laporan sekolah.<br />
<br />
Membutuhkan anak-anak untuk menilai penulis dan host dari sumber daya internet tujuan dan target pembaca untuk sumber daya tersebut, accuary, obyektivitas, kelengkapan, dan mata uang dari setiap informasi dan relevansi sumber daya internet untuk kebutuhan mereka ( varnhagen, 2002) misalnya, mencari informasi awal remaja di web tentang jerawat perlu menilai penulis adalah penulis yang berpengetahuan? , Jika penulis berpengetahuan, informasi tersebut mungkin secara keseluruhan menjadi lebih kredibel daripada jika penulis memiliki pengetahuan terbatas.<br />
<br />
Remaja juga perlu detemine tujuan dan target sumber daya merupakan sumber daya sebuah iklan produk? sumber informasi medis? iklan produk biasanya mempengaruhi keputusan pembelian. sumber daya dengan tujuan memberikan informasi medis lebih cenderung dapat dipercaya daripada sumber daya dirancang untuk menjual atau membujuk. terkait dengan tujuan anak juga perlu untuk menilai keaslian informasi: akurat atau tidak? informasi berdasarkan informasi medis obyektif? itu lengkap? itu up-to-date? informasi jerawat telah berubah selama beberapa tahun terakhir penelitian medis terbaru menunjukkan bahwa agen pengeringan lebih cenderung mengkritik kulit dan mengakibatkan jaringan parut<br />
<br />
Perlu untuk mengatakan, anak-anak sangat tidak mungkin untuk melakukan semacam penilaian yang luas dari banyak dari jutaan sumber daya yang dihasilkan dari pencarian informasi tentang jerawat. memang, brem et al (2001) menemukan bahwa remaja mengevaluasi situs web valid dan tipuan ilmiah sangat kritis dari informasi yang mereka temukan, misalnya para siswa lebih mengandalkan fitur permukaan, seperti jumlah link ke situs lain dalam evaluasi mereka tentang informasi. meskipun mereka mengakui bahwa beberapa penulis memiliki motif tersembunyi. seperti untuk menjual atau membujuk, motif penulis tidak mungkin dapat mempengaruhi pelaporan informasi yang akurat<br />
<br />
Anak bahkan tidak mungkin untuk mempertimbangkan secara kritis jenis sumber daya internet, seperti permainan, instant messaging, musik dan video. misalnya anak-anak mungkin lebih cenderung tertarik ke game internet berdasarkan daya tarik visual dan auditori daripada untuk men-download virus atau akurasi umpan balik yang diberikan pada kinerja. mereka tidak mungkin menganggap seorang teman yang baru bertemu di chat room yang menyatakan kepentingan bersama adalah orang lain selain rekan/teman mereka.<br />
Anak-anak perlu belajar secara kritis menilai sumber daya dan komunikasi yang mereka dapatkan dari internet , pustakawan dan guru sekolah yang telah mengembangkan sejumlah sumber daya literasi informasi untuk membantu anak-anak belajar untuk secara kritis menilai sumber daya informasi (Schrock, 2001) "panduan Schrock kathy untuk pendidik" contoh, menyediakan pertanyaan untuk anak-anak dari berbagai usia yang digunakan untuk mereka menemukan dan mengevaluasi sumber informasi web, SD-anak muda usia dini didorong untuk mempertimbangkan apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan informasi dari seseorang yang lebih tua/remaja usia sekolah. didorong untuk kritis menilai konten dan kewenangan informasi<br />
<br />
Ada banyak organisasi menyediakan panduan untuk orang tua dan anak-anak, termasuk daftar internet umum untuk anak-anak dari berbagai usia. selain konten penilaian. webaware mendorong anak-anak mempertimbangkan apakah mereka tulis pesan kasar atau memberikan informasi pribadi di internet, webaware juga termasuk tips keamanan bagi orangtua anak-anak dari berbagai usia, seperti menggunakan mesin pencari ramah anak usia 5 sampai 7 tahun anak-anak dan orang tua mendorong remaja untuk melihat (http://www.cyberangels/ hanya moderator chatting rooms.safekids.com (http://safekids.com/) dan safeteens.com (http://www.safeteens.com/) menyediakan sumber daya yang sama untuk anak-anak dan orang tua, cyberangel ( . org /) menyediakan berbagai informasi kejahatan internet untuk orang tua dan pendidik serta menyediakan formulir online untuk melaporkan dugaan kasus pornografi anak.<br />
<br />
Netsmartz (http://netsmartz.org/) yang dikembangkan oleh suatu inisiatif bersama pusat nasional hilang dan anak-anak dieksploitasi dan anak-anak dan klub perempuan dari america, adalah sumber pelatihan online yang mencakup daftar periksa evaluasi, tips, sumber daya orang tua, permainan dan kuis , dalam sebuah evaluasi sumber daya (perusahaan asosiasi cabang, 2002) anak-anak dari usia 6 sampai 18 meningkatkan pengetahuan mereka tentang keselamatan melalui internet berinteraksi dengan sumber daya dan lebih dari tiga-quartes remaja mengindikasikan bahwa mereka akan mengubah perilaku mereka di internet sebagai hasil dari apa yang telah mereka pelajari melalui netsmartz.<br />
<br />
Internet adalah lingkungan virtual tak terbatas dengan banyak kemungkinan untuk perkembangan anak yang positif dan eksplorasi. anak-anak bisa mengunjungi banyak tempat, mengeksplorasi banyak budaya, mencoba banyak teknologi dan berkomunikasi dengan banyak orang yang berbeda. Pengalaman ini membantu anak-anak mengembangkan kognitif dan sosial. internet juga memiliki sisi buruk. Yaitu anak-anak bisa terkena pornografi dan benci, dilecehkan, mengintai, dan diculik, dengan memberdayakan anak-anak untuk mendapatkan keterampilan penilaian kritis dan menjadi internet-bijaksana, kita dapat membantu mereka memperluas pikiran mereka dan dunia aman melalui internet<br />
<br />
<br />
NAMA : HASNI YULIANTI<br />
NPM : 13509664<br />
KELAS : 2 PA 03<br />
<br />
KELOMPOK : ANDREAS ANTHONI<br />
MA'RUF PURWO PUJASERA<br />
HASNI YULIANTI<br />
RIEFA AMANDA PUTRI<br />
RIZKY FAJAR<br />
<br />
Label: PSIKOLOGIhasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2904148776072734788.post-66042892816546682512010-09-26T21:50:00.000-07:002010-09-26T22:01:28.775-07:00dampak hubungan internet dengan pendidikan yang dilihat dari psikologi<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 12" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CHASNIA%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CHASNIA%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CHASNIA%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
mso-hyphenate:none;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:AR-SA;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:10.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
mso-bidi-font-size:10.0pt;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-size: 16pt; line-height: 150%;">Dampak pengaruh internet dalam pendidikan dan dilihat dari segi psikologis<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sangat pesat dan merambah banyak aspek kehidupan manusia terutama bagaimana pemanfaatan media internet dalam meningkatkan mutu pendidikan.<br />
Internet berawal dari institusi pendidikan dan penelitian di <b>Amerika.</b> Penggunaan internet untuk kepentingan bisnis baru dimulai sejak tahun <b>1995 </b>sebagai <b>langkah awal masyarakat mengenal manfaat internet</b>. Jika dibandingkan dengan masyarakat di luar negeri, internet ini sering disosialisasikan dengan bisnis dan entertainment.<br />
Di Indonesia, masalah kelangkaan sumber informasi konvensional (perpustakaan) lebih berat dibandingkan dengan di tempat lain. Adanya internet merupakan salah satu solusi pamungkas untuk mengatasi masalah ini. Pemanfaatan media internet hanya sebagian kecil sekolah yang memiliki sambungannya (Internet Connectivity), tetapi belumsemua dilengkapi dengan fasilitas Local Area Network (LAN). Para pakar pendidikan akan mendukung rencana pemanfaatan media internet untuk pembelajaran dan juga akan menyatakan kesiapan untuk melengkapi institute pendidikan (sekolah) dengan jaringan LAN dan sambungan internet. Hal ini akan menuntut peran serta peserta didik dan masyarakat umum (orang tua) untuk memanfaatkan media internet. Para peserta didik akan menjadi sample dalam merespon secara positif tentang pemanfaatan media internet untuk pembelajaran.<br />
Strategi menciptakan manusia yang bersumber daya unggul dan kebebasan masyarakat untuk mengaktualisasikan dirinya merupakan prasyarat pokok bagi perkembangan masyarakat maju. Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini merupakan strategi menciptakan manusia kreatif, produktif, berwawasan ke masa depan dan berdaya unggul.<br />
<br />
<b>* Pengaruh internet dalam dunia pendidikan<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><br />
</b> Adanya internet memungkinkan mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, ini masalah akses semestinya bukan menjadi masalah lagi. Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar dibidang apapun yang diminati pasti ada infornasi dan internet.<br />
Internet merupakanmedia komunikasi dan media pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi guru, siswa, dan masyarakat pada umumnya seta pengaruhnya dalam dunia pendidikan karena belajar melalui internet merupakan belajar secara online. Sistem belajar ini lebih mudah, cepat, dan murah. Selain itu, informasi yang didapat lebih variatif. Bahkan organisasi dunia pun (PBB) telah merancang konsep pendidikan “Education for next generation” yang lebih banyak berbasis informasi, teknologi, dan komunikasi (ITC). Banyak masyarakat yang mengkhawatirkan pemanfaatan media internet di dunia pendidikan, khususnya si sekolah dasar. Teknologi hadir di masyarakat bukan sesuatu yang harus ditolak karena alas an menkhawatirka masa depan anak didik. Tapi, jangan sampai karena kekhawatiran, teknologi itu ditolak. Masyarakat harus optimis kalau hal itu akan memberi manfaat yang besar bagi pendidikan.<br />
Adanya kekhawatiran tersebut dapat diatasi dengan setting room yang tepat, konsep setting tempat yang terbuka, dan tidak akan ada akses untuk membuka situs yang kurang menguntungkan bagi pembelajaran anak didik, contohnya situs-situs porno.<br />
Internet untuk sekolah dasar dapat mengubah paradigma belajar yaitu belajar dari segala arah. Sampai saat sekarang pun proses belajar di sekolah dasar maupun perguruan tinggi lainnya lebih banyak terpaku pada buku dan guru, maupun denganinternet, siswa akan belajar dengan orang yang asing bagi mereka.<br />
Peran serta guru, orang tua juga perlu mengawasi anaknya dalam belajar untuk mendapatkan informasi yang banyak, cepat, dan murah, berdiskusi dengan teman dan guru tentang informasi yang diperoleh.<br />
Pemanfaatan media internet untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat mengakses dunia tanpa harus mengelilingi dunia dan untuk meminimalkan dampak negatifnya diperlukan bimbingan yang tepat bagi siswa mengenai sisi positif dan sisi negative untuk membangun kompetisi dari anak. Pengaruh internet dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar harus diperkenalkan sejak dini karena sangat membantu anak dalam mengembangkan wawasannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
<b>* Pemanfaatan media internet dalam meningkatkan mutu pendidikan.<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sumber belajar hanya dapat diperoleh dari buku, guru, sebagai nara sumber, dan lingkungan sekitar. Ternyata masih ada media yang lebih modern (internet) dimana cakupan informasinya lebih luas, dapat memudahkan peserta didik dan masyarakat pada umumnya untuk mengetahui informasi terkini baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.<br />
Pada hakekatnya, pembangunan masyarakat yang bersumber daya unggul adalah suatu kegiatan pendidikan informal dan bertujuan untuk mendidik masyarakat agar memiliki perilaku pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik untuk melaksanakan pembangunan guna peningkatan taraf kesejahteraan, social, dan ekonomi masyarakat.<br />
Merumuskan suatu program pembangunan masyarakat yang efektif dan efesien adalah suatu pekerjaan rumit dan kompleks, karena yang dihadapi adalah masalah keterbelakangan dan kekurangpahaman demi mencapai mutu sumber daya manusia yang mandiri.<br />
Pemanfaatan media internet dalam meningkatkan mutu pendidikan memegang peranan penting di dalam melahirkan sumber daya manusia produktif dan mandiri, dalam arti mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pandangan bagi diri sendiri.<br />
<b>Adapun beberapa cara/alternative memanfaatkan media internet dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu:</b><br />
a. Mengenal/mempelajari internet<b><o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Untuk mengetahui informasi-informasi terkini yang sedang merambah di masyarakat umum, maka kita dapat mempelajarinya melalui media internet karena lebih lengkap, cepat diperoleh, dan sangat terpercaya.<br />
b. Mengikuti pelatihan-pelatihan ITC yang diadakan oleh instansi tertentu<br />
Pelatihan-pelatiahan ITC dapat mendukung dunia pendidikan, sehingga jaringan pembelajaran online lebih dimanfaatkan dalam pendidikan global. Selain pemanfaatan dalam dunia pendidikan global, pemerintah sendiripun telah mempercepat perancangan millinium development goals yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. miliinium development goals adalah era pasar bebas atau era globalisasi sebagai era persaingan mutu atau kualitas untuk mempertahankan eksistensinya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">* <b>Kendala-kendala yang dialami dalam memanfaatkan media internet untuk meningkatkan mutu pendidikan .<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
Adapun kendala-kendala yang dialami dalam memanfaatkan media internet yaitu:<br />
a. Kurangnya penguasaan bahasa inggris<br />
Suka atau tidak suka, sebagian informasi di internet tersedia dalam bahasa inggris. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">b. Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia<br />
Kita sadari bahwa kita semua orang Indonesia akan belajar bahasa inggris. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"> Untuk itu, sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">c. Akses internet masih mahal<br />
Meskipun sudah tersedia, akses internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan agar menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Mekanisme lain adalah adanya subsidi dari pemerintah untuk instansi pendidikan.<br />
d. Akses internet masih susah diperoleh<br />
Beberapa internet masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Hal ini merupakan hambatan utama dalam pemanfaatan media internet.<br />
e. Guru belum siap<br />
Guru di Indonesia masih belum siap untuk mengguanakan internet sebagai bagian dari pengajarannya. Padahal guru merupakan salah satu pengguna yang dapat memanfaatkan internet sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah mancari soal-soal latihan untuk kelasnya. Jika setiap guru di Indonesia membuat dua soal dan menyimpannya di internet, maka ada ribuan atau jutaan soal yang dapat digunakan untuk latihan di kelas.<br />
d. Simpulan<br />
Internet adalah media/sumber informasi yang sangat besar. Walaupun pemanfaatan media internet masih mengalami kendala, tapi dari waktu ke waktu tetap diminati oleh masyarakat umum. Informasi-informasi yang redapat dala internet sangat akurat dan terpercaya. Pemanfaatan media ini mengarah pada perubahan yang membawa keuntungan bagi masyarakat luas.</div><br />
hasni yulianti <br />
2PA03<br />
13509664hasniannihttp://www.blogger.com/profile/07320587595621598961noreply@blogger.com0